Permintaan Tinggi, Stok Beras Hitam Menipis
Persediaan stok beras hitam di Perusahaan Daerah Dharma Santika (PDDS) Tabanan menipis.
TABANAN, NusaBali
Saat ini hanya tersedia 300 kilogram untuk pemenuhan selama September. Lantaran permintaan beras hitam tinggi, PDDS akan mencari ke sejumlah petani di Tabanan.
Pokja Komoditi Beras yang juga menjabat Kabag Umum SDM PDDS I Wayan Nonok Aryasa, mengatakan persediaan stok beras hitam terbatas karena pasokan dari petani memang tidak ada. Penyebabnya para petani yang menanam beras hitam sebelumnya mengalami kesulitan pemasaran, sehingga petani lebih memilih menanam beras konvensional (beras putih). “Namun sekarang permintaan pasar mulai tinggi, persediaan stok menipis. Inilah yang menjadi kendala,” ungkap Nonok, Minggu (15/9).
Untuk mengatasi itu pihaknya sedang mencari stok beras hitam ke sejumlah petani yang masih menyimpan di dalam jineng mereka. Selain itu, kabar baiknya beberapa petani di Kecamatan Penebel sudah mulai menanam beras hitam. Dan pekan depan pihaknya akan mendapatkan sekitar 250 kilogram beras hitam dari petani di Banjar Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel.
“Permintaan pasar untuk beras hitam mulai menggeliat sejak Februari 2019 karena sudah masuk toko modern,” ucapnya.
Diakui Nonok permintaan beras hitam setiap pekan mencapai 300 kilogram. Permintaan paling banyak di toko modern karena masyarakat sudah mulai beralih ke beras hitam sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. “Lebih banyak permintaan untuk toko modern, karena pangsa pasar beras hitam itu di masyarakat menengah ke atas. Selain itu masyarakat tahunya beras hitam ada di toko modern, karena masuk kategori beras khusus,” ungkapnya.
Sementara untuk pemenuhan permintaan beras hitam ke toko modern berasal dari sejumlah petani di wilayah Kecamatan Penebel, Kediri, dan Marga. Seperti dari Desa Jatiluwih, Desa Tajen, Desa Mengesta, Desa Bengkel, Desa Riang Gede, dan Desa Belayu. “Sekarang masih sedikit, karena petani masih berpikir bahwa beras hitam itu tidak ada pasarnya. Dari petani per bulan paling banyak dapat 500 kilogram, dan total keseluruhan tiap bulan dapatnya 1,2 ton paling banyak, itupun habis untuk permintaan satu bulan,” tandas Nonok. *des
Pokja Komoditi Beras yang juga menjabat Kabag Umum SDM PDDS I Wayan Nonok Aryasa, mengatakan persediaan stok beras hitam terbatas karena pasokan dari petani memang tidak ada. Penyebabnya para petani yang menanam beras hitam sebelumnya mengalami kesulitan pemasaran, sehingga petani lebih memilih menanam beras konvensional (beras putih). “Namun sekarang permintaan pasar mulai tinggi, persediaan stok menipis. Inilah yang menjadi kendala,” ungkap Nonok, Minggu (15/9).
Untuk mengatasi itu pihaknya sedang mencari stok beras hitam ke sejumlah petani yang masih menyimpan di dalam jineng mereka. Selain itu, kabar baiknya beberapa petani di Kecamatan Penebel sudah mulai menanam beras hitam. Dan pekan depan pihaknya akan mendapatkan sekitar 250 kilogram beras hitam dari petani di Banjar Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel.
“Permintaan pasar untuk beras hitam mulai menggeliat sejak Februari 2019 karena sudah masuk toko modern,” ucapnya.
Diakui Nonok permintaan beras hitam setiap pekan mencapai 300 kilogram. Permintaan paling banyak di toko modern karena masyarakat sudah mulai beralih ke beras hitam sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. “Lebih banyak permintaan untuk toko modern, karena pangsa pasar beras hitam itu di masyarakat menengah ke atas. Selain itu masyarakat tahunya beras hitam ada di toko modern, karena masuk kategori beras khusus,” ungkapnya.
Sementara untuk pemenuhan permintaan beras hitam ke toko modern berasal dari sejumlah petani di wilayah Kecamatan Penebel, Kediri, dan Marga. Seperti dari Desa Jatiluwih, Desa Tajen, Desa Mengesta, Desa Bengkel, Desa Riang Gede, dan Desa Belayu. “Sekarang masih sedikit, karena petani masih berpikir bahwa beras hitam itu tidak ada pasarnya. Dari petani per bulan paling banyak dapat 500 kilogram, dan total keseluruhan tiap bulan dapatnya 1,2 ton paling banyak, itupun habis untuk permintaan satu bulan,” tandas Nonok. *des
Komentar