nusabali

BMKG Prakirakan Musim Hujan Mundur

  • www.nusabali.com-bmkg-prakirakan-musim-hujan-mundur

Potensi puncak musim penghujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2020 mendatang.

MANGUPURA, NusaBali

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprakirakan musim hujan di Pulau Bali mengalami keterlambatan. Pemicu keterlambatan ini disebabkan dua faktor yakni kuatnya angin Monsun Australia dan angin Timuran. Walhasil, beberapa wilayah di Bali Utara dan Nusa Penida masih dihantui kekeringan dan diprediksi baru diguyur hujan pada akhir November hingga awal Desember.

Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar M Taufik Gunawan, membeberkan dari hasil analisa serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer, prakiraan musim hujan pada 2019 ini akan mundur. Di mana dari 15 zona musim di Bali, sekitar 14 zona musim yang mengalami kemunduran musim hujan. Hal itu disebabkan oleh adanya gangguan dinamis akibat masih kuatnya pengaruh angin Monsun Australia yang membuat udara kering di Bali masih dominan terjadi hingga September ini. Selain itu, masih kuatnya pengaruh angin Timuran yang membuat awal musim hujan yang seharusnya sudah terjadi pada Oktober ini, kemudian mengalami kemunduran sekitar I-III dasarian (10-30 hari). “Kalau tahun sebelumnya, pada bulan September pengaruh angin Monsun Australia ini sudah lemah, tapi sekarang masih kuat sekali pengaruhnya. Mungkin itu bertahan sekitar 10-30 harian, setelah itu melemah dan menghilang,” ujar Taufik Gunawan saat memberikan keterangan pers di Kantor BBMKG, Jalan Raya Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Rabu (11/9) pagi.

Dampak dari kuatnya pengaruh dari Monsun Australia dan angin Timuran, menyebabkan musim hujan baru mulai masuk Bali sekitar akhir Oktober hingga awal November. Namun, hal itu tidak sepenuhnya terjadi di seluruh Pulau Dewata dan intensitasnya masih relatif sedikit. Adapun wilayah yang mulai memasuki musim hujan dengan intensitas sedang itu seperti wilayah Bali tengah dan Bali Selatan. Sementara, Bali Utara dan Nusa Penida wilayah paling lambat mengalami musim hujan yakni pada Desember dasarian I dan II. “Kalau prakiraan memang hujan sudah mulai turun pada akhir Oktober ini. Namun, intensitas masih kecil. Tapi, kalau secara keseluruhan, hasil analisa kita memang musim penghujan itu mulai November mendatang dan itu terjadi nyaris di seluruh Bali, meski masih ada di daerah Bali Utara dan Nusa Penida yang baru muncul pada awal Desember,” urainya.

Taufik Gunawan menuturkan, terkait prakiraan musim penghujan pada 2019/2020, pihaknya telah melaporkan data tersebut ke Pemprov Bali. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi potensi bencana yang dapat ditimbulkan, seperti waspada bahaya longsor dan banjir pada saat musim hujan, waspada angin kencang dan pohon tumbang saat masa transisi (pancaroba), serta waspada penyakit demam berdarah saat musim peralihan. Pasalnya, melihat pemetaan itu, pihaknya mendapatkan potensi puncak musim penghujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2020 mendatang.

“Tentu kami melakukan koordinasi guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Terutama pada saat masa transisi dan saat masa puncak penghujan itu sendiri. Sehingga, perlu diberikan informasi terkait waspada penyakit di musim pancaroba yang diperkirakan Oktober dan November dan waspada bencana alam saat puncaknya di bulan Januari dan Februari itu,” kata Taufik Gunawan. *dar

Komentar