nusabali

Debit Air PDAM di 3 Sumber Anjlok

  • www.nusabali.com-debit-air-pdam-di-3-sumber-anjlok

Melihat perilaku tahun lalu, turunnya debit air ini tidak permanen. November-Desember biasanya naik pelan.

GIANYAR, NusaBali

Tiga dari 53 sumber air PDAM Gianyar mengalami penurunan debit selama musim kemarau. Tiga sumber air ini SB (sumur bor) Bakbakan 1 di Desa Bakbakan, Gianyar, SB Telagawaja di Desa Kenderan, Tegallalang dan SB Tegalsaat, Tampaksiring.

Dampak penurunan debit ini sempat membuat pelanggan kelimpungan karena air kecrat- kecrit. Namun kondisi itu tidak berlangsung lama setelah PDAM Gianyar ambil langkah antisipasi dengan cara saling suplai. Hal itu diungkapkan Direktur Umum l Nyoman Darmadiasa SE, dan Direktur Teknik I Wayan Suastika ST, Selasa (10/9). "Ada zona yang kurang suplai, kami suntik dari zona lain. Sehingga pelanggan yang awalnya terdampak, bisa tetap memakai air bersih meski saat musim kemarau," jelasnya.

Diungkapkan pula, kondisi krisis air ini sudah terjadi hampir sebulan terakhir. Bahkan salah satu pompa di SB Babakan 1 harus dipadamkan lantaran debit airnya turun drastis. "Ya ada satu pompa yang kita padamkan. Karena debit airnya menurun. Khawatirnya, kalau pompa dibiarkan hidup berpotensi terbakar," ungkap Suastika. Berkaca dari pengalaman menghadapi musim kemarau, pihaknya memprediksi debit air pada 3 sumber air ini akan kembali normal menjelang bulan November-Desember 2019. "Melihat perilaku tahun lalu, turunnya debit air ini tidak permanen. November-Desember biasanya naik pelan," jelasnya.

Karena dampak kemarau, Suastika mengaku telah memetakan zona-zona yang mengalami gangguan suplai air saat jam puncak pelayanan. "Dari total 51 zona, memang ada 6 zona gangguan jam puncak. Teman cabang sudah lakukan upaya perbaikan, jadi tantangan salah satunya karena adanya penurunan kapasitas sumber air kita saat musim kemarau," jelasnya.

Selain karena musim kemarau, gangguan suplai air ini juga disebabkan tingkat kebocoran. "Tahun 2018 diangka 39,85 persen, sampai dengan Agustus ini sedikit meningkat jadi 43,39 persen. Tapi kita masih punya waktu lagi 4 bulan, agar sesuai harapan harus turun jadi 35 persen," jelas Dirum Nyoman Darmadiasa.

Dijelaskan, tingkat kebocoran ini berhasil terdeteksi menggunakan metode khusus. Pipa sepanjang 1.195 meter telah dilakukan steptest.  Hasilnya, ada 21 persen di antaranta yang berpotensi alami kebocoran. Penyebabnya, ada sejumlah faktor. Pertama karena usia pipa sudah tua, ada juga pipa terjepit akar pohon dn jalur perpipaan yang tidak memenuhi standar lagi. "Kalau dulu pipanya ditengah, sekarang ada pengembangan got jadinya nempel," ungkapnya.

Dirum Nyoman Darmadiasa mengungkapkan dari tahun ke tahun jumlah pelanggan PDAM terus meningkat. Begitu pula pendapatan perusahaan. "Per Agustus 2019 ini diperoleh laba sebelum pajak itu sekitar Rp 8 M lebih.  Sampai Desember, ya optimis menyentih angka 10," terangnya. Peningkatan pendapatan pun, dibarengi dengan peningkatan pelayanan dan operasional. "Kami terus kejar-kejaran, antara pendapatan dan biaya," jelasnya. *nvi

Komentar