nusabali

Ditemukan 4 Faktor Penyebab Kebakaran

Investigasi Dirjen Perhubungan Udara dan Otban Bus Terbakar

  • www.nusabali.com-ditemukan-4-faktor-penyebab-kebakaran

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan juga telah mengeluarkan safety recommendations yang berisi 4 poin yang harus ditindaklanjuti oleh setiap stakeholder.

MANGUPURA, NusaBali

Tim investigasi dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara dan Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV menemukan adanya empat faktor utama penyebab kebakaran Apron Passangers Bus (APB) milik Gapura Angkasa pada Jumat (6/9).

Informasi yang dihimpun di lapangan, investigasi yang dilakukan tim Ditjen dan pihak Otban Wilayah IV sesuai dengan surat perintah tugas dari Dirjen Bandar Udara Nomor 1519/DBU/SPT/IX/2019, tanggal 6 September dan surat perintah tugas kepala kantor Otoritas Bandara Nomor KP.004/2891/Otb.Wil.IV/2019, tanggal 6 September, bahwa investigasi itu meliputi tiga pokok utama yakni investigasi kronologis kejadian, investigasi administrasi, dan investigasi teknis. Sehingga, merujuk dari tiga kategori itu, tim investigasi menemukan empat faktor utama penyebab kebakaran Apron Passangers Bus (APB).

Hasil investigasi, pertama, yakni lemahnya quality control terhadap pemeliharaan Apron Passangers Bus (APB). Kedua, kurangnya kepatuhan terhadap regulasi terkait peralatan Ground Support Equipment (GSE) khususnya Apron Passangers Bus (APB). Ketiga, kurangnya pengetahuan pengemudi untuk menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) dalam kondisi darurat. Keempat, tidak ada area khusus untuk pemeliharaan Apron Passangers Bus (APB).

Kepala Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV Elfi Amir, menyatakan bahwa saat ini sedang dilakukan perampungan hasil investigasi yang dilakukan oleh tim gabungan tersebut. Menurut dia, setelah proses investigasi rampung, baru akan diungkapkan ke publik. Namun, sebelumnya akan dilakukan rapat internal dengan Dirjen dan Otban yang rencananya akan dilakukan pada Selasa (10/9).

Hasil koordinasi dengan pihak Dirjen Perhubungan Udara, Senin malam kemarin, bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran itu hanya tiga. Sementara, hasil keempat yakni tidak ada area khusus untuk pemeliharaan Apron Passangers Bus (APB) tidak ada dalam daftar hasil investigasi. Meski demikian, Elfi Amir mengakui bahwa terkait temuan investigasi tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan safety recommendations yang harus ditindaklanjuti oleh setiap stakeholder.

Ada empat poin safety recommendations, yakni pertama, pembuatan pedoman pemeliharaan peralatan APB. Kedua, update peraturan terkait peralatan GSE. Ketiga, peningkatan pengetahuan personel dalam penggunaan APAR. Keempat, konsistensi terhadap pedoman yang telah dibuat.

“Kami juga berharap, dalam waktu dekat setiap stakeholder diharapkan membuat corrective action plan untuk setiap safety recommendations tersebut, sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pelayanan jasa angkutan udara di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai,” imbuh Elfi.

Terkait adanya temuan tim investigasi yang mendapati AP I tidak menyediakan area khusus pemeliharaan Apron Passangers Bus (APB), Communication and Legal Manager Angkasa Pura I Arie Ahsanurrohim membantah. Menurut dia, AP I selaku pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, sudah menyediakan lokasi yang dinamai line maintenance di dekat area kejadian kebakaran. “Kami ada kok line maintenance. Kami sudah sosialisasikan hal itu. Jadi tempat untuk pemeliharaan, bukan perbaikan,” ucapnya.

Sementara General Manager Gapura Angkasa I Ketut Dedi Haryanto, yang dikonfirmasi terkait hasil investigasi yang tidak memenuhi kategori standar yang ditetapkan, menyatakan dirinya belum menerima hasil investigasi dimaksud. “Saat ini kami belum tahu. Kami belum terima hasil itu,” tuturnya. *dar

Komentar