nusabali

Cok Ace Ajak Jangan Diskriminasi Pengidap HIV/AIDS

  • www.nusabali.com-cok-ace-ajak-jangan-diskriminasi-pengidap-hivaids

Perilaku seksual memang sangat berisiko menularkan virus HIV hingga menjadi AIDS.

DENPASAR, NusaBali

Hal inilah yang kemudian memunculkan berbagai stigma negatif terhadap pengidap HIV/AIDS, hingga terdiskriminasi di masyarakat. Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengajak masyarakat Bali menghapus diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS.

Diskriminasi yang terjadi di masyarakat, salah satu misalnya ketika seorang ODHA meninggal, seringkali masyarakat tidak berani menyentuh jenazahnya. Upaya sosialisasi keberadaan HIV/AIDS secara lebih masif ke masyarakat sangat diperlukan. “Fenomena yang terjadi jika yang bersangkutan terinfeksi HIV berlanjut masuk stadium AIDS, lalu sekarat. Pulang ke desanya sering terjadi stigma dan diskriminsi serta pengucilan terhadap si penderita (ODHA) maupun sanak keluarganya oleh krama di desanya, karena kurangnya pengetahuan masyarakat setempat tentang HIV/AIDS,” ujar Wagub Cok Ace saat membuka Lokakarya Forum Kader Desa Peduli AIDS (KDPA) Bali, di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Bali, Rabu (4/9).

Cok Ace mendukung KDPA memperkuat struktur dari sisi kelembagaan. Kemudian memperjelas tugas pokok dan fungsinya, serta memfasilitasi proses perancangan program kerja agar terarah dengan target sasarannya. Lalu yang tidak kalah penting dicarikan pos-pos pendanaan programnya. Pihaknya optimis, dengan memperkuat posisi dan jumlah KDPA secara terstruktur, sistemik, dan masif di perdesaan akan memberi kontribusi penting dan strategis memperkuat sejumlah upaya yang sudah dilakukan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, HIV/AIDS sejak ditemukan kasus pertama pada 1987. Jika dilihat dari tahun 1987 hingga Juni 2019, tercatat ada 21.597 kasus HIV/AIDS di Bali. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 579 kasus sejak Maret 2019, yang hanya tercatat 21.018 kasus. Dari sisi usia, laporan itu juga menyatakan kasus HIV/AIDS kebanyakan menginfeksi usia produktif atau seksual aktif yang berkisar di rentang usia 15-60 tahun melalui jalur seksual (95 persen). “Kiranya perlu melipatkangandakan upaya penanggulangan yang dilaksanakan selama ini agar tidak kalah cepat dengan laju HIV-AIDS itu sendiri,” kata Wagub Cok Ace.

Sementara itu, Ketua Panitia Lokakarya, Made Suprapta, mengatakan, keterlibatan KDPA dalam penanggulangan AIDS nantinya mewujudnyatakan peran krama desa adat di bidang kesehatan, sebagaimana diamanatkan  antara lain pararem antikorupsi, narkoba, sampah, rabies, dan HIV AIDS. Suprapta mengatakan, lokakarya ini digelar untuk menyatukan visi, sehingga dapat merumuskan program ke depan, khususnya dalam memberikan sosialisasi bahaya hubungan seks bebas di kalangan usia produktif. *ind, mis

Komentar