nusabali

Jokowi: Sedia Payung Sebelum Resesi!

Tak Ada Eks Perusahaan di China Relokasi ke Indonesia

  • www.nusabali.com-jokowi-sedia-payung-sebelum-resesi

Tak mau mengalami resesi yang dialami sejumlah Negara, Indonesia mulai mempersiapkan strategi agar tak terimbas perang dagang AS vs China.

JAKARTA, NusaBali

Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China mulai berdampak pada perlambatan perekonomian global. Bahkan buntutnya, saat ini sejumlah negara mengalami resesi. Pemerintah Indonesia mulai meracik strategi agar tak terkena imbasnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama jajaran menteri Kabinet Kerja pada Rabu (4/9) siang menggelar rapat terbatas. Topiknya, antisipasi perkembangan perekonomian dunia. Rapat digelar di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. "Payung harus kita siapkan. Kalau hujannya besar, kita nggak kehujanan. Kalau gerimis, kita nggak kehujanan," tegas Jokowi disitat CNBCIndonesia.

Jokowi menilai, ancaman resesi semakin nyata yang terefleksikan dari depresiasi sejumlah mata uang negara berkembang seperti Yuan, China, maupun Peso, Argentina. Kondisi ini, mau tidak mau harus dihadapi. "Dan kita harapkan, langkah antisipatif sudah benar-benar konkret kita siapkan dan berharap, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan dampak dari resesi bisa kita hindarkan," katanya.

Jokowi menegaskan, kunci bagi Indonesia terhindar dari risiko resesi adalah meningkatkan arus investasi asing. Pemerintah, pun harus membuka karpet merah bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. "Jalan paling cepat adalah yang berkaitan dengan FDI. Kuncinya hanya ada di situ, nggak ada yang lain," tegas kepala negara.

"Oleh sebab itu, saya minta seluruh kementerian yang berkaitan dengan ekonomi menginventarisir regulasi, aturan yang menghambat yang membuat kita lambat," katanya.

Pada bagian lain, Jokowi tak mampu menyembunyikan kekecewaannya menyusul info dari  Bank Dunia, yang menyebut ada sekitar 33 perusahaan yang memutuskan untuk hengkang dari China. Namun, mereka justru tidak pergi ke Indonesia melainkan ke negara lain. "Jadi 23 (perusahaan) memilih di Vietnam, 10 lainnya pergi ke Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Enggak ada yang ke kita," sebut Jokowi.

Jokowi lantas kembali dibuat kecewa, karena keputusan perusahaan-perusahaan yang memilih negara lain ketimbang Indonesia, lantaran proses perizinan investasi di negara-negara tersebut lebih cepat dibandingkan di Indonesia. "Setelah dilihat lebih detail lagi kalau mau pindah ke Vietnam hanya butuh waktu dua bulan rampung. Kita bisa bertahun-tahun. Penyebabnya hanya itu. Enggak ada yang lain," kata Jokowi.

Jokowi kemudian kembali mencontohkan masalah serupa seperti yang terjadi di 2017. Kala itu, ada sekitar 73 perusahaan Jepang yang akan merelokasi bisnisnya ke sejumlah negara-negara berkembang. "Jadi 73 perusahaan, 43 ke Vietnam, 11 ke Thailand, ke Filipina, berikutnya 10 ke Indonesia. Sekali lagi masalah itu ada di internal kita sendiri. Agar kunci kita keluar dari perlambatan ekonomi global itu ada di situ," tegasnya. *

Komentar