nusabali

Malaysia Lirik Pembenihan Budidaya Kelautan di Gerokgak

  • www.nusabali.com-malaysia-lirik-pembenihan-budidaya-kelautan-di-gerokgak

Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Gondol, di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak Buleleng mendapat kunjungan dari rombongan Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia, Rabu (4/9) pagi.

SINGARAJA, NusaBali

Tim dari Malaysia melirik teknologi pembenihan ikan laut yang sudah dikembangkan Indonesia melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Perikanan dan Kelautan.

Rombongan yang dipimpin langsung oleh Menteri Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia, Dato Salahuddin Bin Ayub, usai kunjungannya mengatakan tertarik pada teknologi pembenihan di Indonesia yang diawali dengan riset untuk menghasilkan ikan yang berkualitas. Dirinya pun berharap dengan kunjungannya dapat mencontoh pembenihan di Indonesia untuk memenuhi pasar ekspor di Asia Tenggara.

“Kerjasama yang baik ini saya yakin dapat ditingkatkan, karena riset di sini sangat terkenal di Asia Tenggara. Dengan kepakaran ini kita mampu jalin kerjasama yang baik. Ini penting, karena permintaan keperluan ikan seperti kerapu, kakap dan ikan merah pasarannya lumayan untuk China, Jepang, Hongkong dan Taiwan,” jelas Dato Salahuddin Bin Ayub.  Dengan kerjasama tersebut dirinya berharap dapat bertukar pemikiran soal teknologi pembenihan untuk masa yang akan datang.

Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Sjarief Widjaja, mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pujiastuti mengatakan menyambut dengan tangan terbuka kerjasama antara Indonesia dengan Malaysia dalam pengembangan pembenihan ikan laut. Kerjasama ini juga diharapkan dapat membuka peluang membangun jejaring yang lebih luas pemerintah dengan dunia usaha perikanan internasional.

“Kami sambut dengan tangan terbuka, karena teknologi kerapu terus berkembang. Di Indonesia sudah banyak jenis yang dikembangkan seperti kerapu tikus, kerapu kertang, kerapu macan, kerapu merah, sudha seharusnya Indonesia sharing dan ini peluang kerjasama yang baik,” ujar Sjarief Widjaja.

Menurutnya kerjasama antar negara ini juga dapat membuka peluang investor-investor yang ingin menanamkan sahamnya di Indonesia, dengan potensi keluatan yang luar biasa. Indonesia pun disebutnya sejauh ini sudah banyak mengekport jenis ikan ke luar negeri, selain untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia. Mulai dari ikan bandeng, kerapu, kakap putih dan udang.

Peluang pasar perikanan juga dinilai Sjarief Widjaja terbuka sangat lebar dengan potensi garis pantai dan luasan laut Indonesia. Bahkan konsumsi ikan di Indonesia juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dari rata-rata 36 kilogram per orang setiap tahunnya di tahun 2014, meningkat menjadi 50 kilogram per orang setiap tahunnya di tahun ini. “Kalau Indonesia punya 260 juta pendudu berarti kebutuhan ikna per tahunnya mencapai 12,8 juta ton. Ini market besar, dukungan Malaysia ini juga pasar yang besar,” tegas dia.*k23

Komentar