nusabali

Meru Pura Bukit Jati Terancam Roboh

  • www.nusabali.com-meru-pura-bukit-jati-terancam-roboh

Palinggih meru tupang sia (tingkat Sembilan) di Pura Bukit Jati, Banjar Guliang Kawan, Desa Bunutin, Kecamatan/Kabupaten Bangli, terancam roboh. Sebab kayu palinggih telah rapuh.

BANGLI, NusaBali

Pangempon sejak 24 tahun lalu belum pernah perbaiki atau mengganti kayu kerangka, hanya rehab kakereb atau atap dari ijuk saja. Pangempon pura pada tahun 2017 mengajukan proposal perbaikan ke Pemkab Bangli, namun belum terealisasi.

Kelian Gede Subak Tempek Bunutin I Dewa Made Rai mengatakan, Pura Bukit Jati merupakan pusat dari pura subak di Bangli. Kondisi sejumlah palinggih cukup mengkhawatirkan. “Sejumlah palinggih rusak karena bangunan tua,” ujar Dewa Made Rai, Selasa (3/9). Kerusakan terparah pada meru tumpang sia. Atap meru banyak lepas dan posisinya sudah agak miring. Jika tidak segera mendapat penanganan, dikhawatirkan palinggih akan roboh. Rangka bale pasamuan banyak yang lepas. “Kalau sampai roboh sudah lain ceritanya. Biaya pasti besar,” imbuhnya.

Diakui, pangempon pura pada tahun 2017 sudah pernah mengajukan proposal permohonan bantuan untuk perbaikan palinggih ke Pemkab Bangli. Pada akhir tahun 2017 sempat dilakukan pengukuran oleh petugas, namun hingga kini belum ada kejelasan. Pamangku Pura Bukit Jati, Jro Gede Sudana menambahkan meru tumpang sia diperbaiki sekitar 24 tahun lalu. Beberapa kali diperbaiki pada bagian atap ijuk. “Penggantian kerangka kayu belum pernah. Kami tidak tahu persis berapa usia bangunan,” terangnya.

Pura Bukit Jati diempon oleh empat subak yakni Subak Bebalang Kelurahan Bebalan Kecamatan Bangli, Subak Tanggahan Tengah Desa Demulih Kecamatan Susut, Subak Bunutin Desa Bunutin Kecamatan Bangli, dan Subak Tamanbali Kecamatan Bangli. “Masing-masing subak beranggotakan 200 krama pangempon. Total pangempon pura 800 krama,” jelas Jro Mangku Sudana. Piodalan di Pura Bukit Jadi pada Saniscara Kliwon Kuningan atau Hari Raya Kuningan. Pelaksanaan karya pada Purnama Jyesta (Desta) atau setiap setahun sekali. “Masing-masing tempek secara giliran mempersiapkan upakara untuk karya maupun piodalan. Pamedek yang tangkil datang dari seluruh Bangli,” terang Jro Mangku. Setiap piodalan Pemkab Bangli memberikan bantuan sebesar Rp 20 juta dan untuk pelaksanaan karya Rp 60 juta. *esa

Komentar