nusabali

Pura Puseh Banyubiru Terbakar Jelang Pujawali

  • www.nusabali.com-pura-puseh-banyubiru-terbakar-jelang-pujawali

Pura Puseh Desa Adat Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana terbakar, Senin (2/9) sore.

NEGARA, NusaBali

Akibat kebakaran yang dipicu aktivitas pembakaran sampah oleh salah seorang penyanding pura ini, 6 palinggih (bangunan suci) hangus terbakar. Mirisnya, musibah kebakaran ini justru terjadi jelang karya pujawali di Pura Puseh Banyubiru tepat Purnamaning Katiga pada Saniscara Paing Merakih, Sabtu (14/9) depan.

Informasi di lapangan, peristiwa kebakaran di Pura Puseh Banyubiru pertama kali diketahui salah seorang Petajuh Desa Adat Banyubiru, I Putu Suwirga, 61, Senin sore pukul 15.30 Wita. Saat itu, Putu Suwirga yang tinggal di sebelah selatan pura tengah menonton TV di rumahnya, tiba-tiba dipanggil oleh menantunya untuk memberitahu bahwa ada kepulan asap.

“Waktu itu, awalnya saya sempat bilang paling asap dari pembakaran sampah di sebelah timur pura. Tetapi, mantau saya meyakinkan kalau asapnya benar-benar dari arah Pura Puseh. Makanya, saya langsung am-bil kunci Pura. Begitu masuk ke ke areal pura, api sudah berkobar hebat,” ungkap Putu Suwirga kepada NusaBali di lokasi TKP.

Dalam sekejap, kobaran api menghanguskan 6 palinggih di Pura Puseh. Sebanyak 5 palinggih di antaranya berada di Utama Mandala Pura Puseh, yakni Palinggih Ida Bhatara Brahma, Palinggih Bahatara Wisnu, Palingggih Bhatari Ulun Danu, Palinggih Pepelik, dan Palinggih Taksu. Sedangkan 1 palinggih lagi yang terbakar berada di Madya Mandala Pura Puseh Banyubiru, yakni Palinggih Penyaraswastian. Selain itu, kebakaran kemarin sore juga menghangbuskan pratima (benda sakral) di Palinggih Bhatara Wisnu. Sedangkan pratima di Palinggih Bhatara Brahma masih berhasil diselamatkan.

Menurut Suwirga, saat masuk ke Utama Mandala Pura Puseh, api pertama kali dilihat berkobar di bagian atap Palinggih Bhatara Wisnu. Kemudian, api yang terbawa angin merembet ke bagian atap Palinggih Bhatara Brahma, lalu atap Palinggih Ida Bhatari Ulun Danu, atap Palinggih Pepelik, atap Palinggih Taksu, dan terakhir merembet ke atap Palinggih Penyaraswastian di Madya Mandala Pura.

“Begitu tahu kebakaran, beberapa warga langsung saya minta hubungi petugas pemadam dan sebagian lagi berusaha melakukan pemadaman. Tetapi, karena api sudah besar, sulit dipadamkan,” kata Suwirga.

Suwirga menduga kebakaran yang meluluhlantakkan pura Puseh Banyubiru ini dipicu aktivitas pembakaran sampah oleh salah satu warga penyanding di sebelah utara pura, yakni Zubaidah, 61. Suwirga pun langsung berusaha mencari penyanding tersebut. Konon, penyanding yang lalai membakar sampah itu telah meminta maaf.

“Tadi saya sengaja cari (Zubaidah) ke rumahnya, karena panik lihak pura sampai terbakar. Tetapi, dia sudah minta maaf, jadi sulit juga ngomongnya. Tadi dia juga sampai nangis-nangis minta maaf. Memang salahnya, dia bakar sampah tapi ditinggal saat angin kencang,” sesal Suwirga.

Sementara, Bendesa Adat Banyubiru, I Nyoman Jaya Drata, 55, mengaku pihaknya segera akan menggelar paruman desa terkait peristiwa kebakaran Pura Puseh Banyubiru ini. Terlebih, pura yang diempon 800 kepala keluarga (KK) dari 5 banjar adat ini sebelunya baru selesai dibangun dan ngenteg linggih pada September 2014 lalu. Pura tersebut justru terbakar 12 hari menjelang karya pujawali. “Nanti akan kami rapatkan dulu bersama tokoh-tokoh,” ujar Nyoman Jaya Drata yang kemarin petang didampingi Kelian Baga Parahyangan Desa Adat Banyubiru, I Wayan Kolen, 53.

Mengingat hampir semua palinggih di Pura Puseh Banyubitu hangus terbakar, menurut Jaya Drata, karya pujawali yang seharusnya dilaksanakan pada Purnamani Katiga ini pun rencananya bakal ditunda. Krama pangempon akan ngaturang upacara guru piduka, selain juga prosesi ngambe ngulap, dengan membuatkan tempat pemujaan sementara palinggih yang terbakar itu ke bale agung di Madya Mandala Pura Puseh.

“Kapan rangkaian prosesinya, nanti akan kami bahas. Yang pasti, untuk mengembalikan seperti semua, sejumlah palinggih yang terbakar ini harus dibangun ulang,” ungkap Jaya Drata seraya menyebut kerugian material akibat kebakaran kemarin ditaksir mencapai Rp 1,3 miliar.

Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat (Linmas) Satpol PP Jembrana, I Putu Pranajaya, mengatakan pihaknya menerjunkan 4 unit mobil Damkar untuk memadamkan api di Pura Puseh Banyubiru. Selain itu, juga diterjunkan 1 unit mobil tangki dari BPBD Jembrana. Pemadaman api memerlukan waktu selama 3 jam, dengan menghabiskan 21 tangki air. “Kami menerima laporan ketika api sudah membesar. Apinya juga cepat meluas karena atap palinggih semuanya berbahan ijuk,” ujar Putu Pranajaya.

Sedangkan Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Yogie Pramagitha, mengatakan pihaknya telah melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi terkait kebakaran di Pura Puseh Banyubiru ini. Dari hasil pemeriksaan, kebakaran dipicu kelalaian dalam aktivitas pembakaran sampah yang dilakukan salah satu penyandang pura. “Sumber api diduga dari pembakaran sampah yang berjarak sekitar 14 meter sebelah utara pura,” papar AKP Yogie. *ode

Komentar