nusabali

Lepas Masa Lajang Setelah Pacaran Selama 10 Tahun Sejak Masih SMP

Pesepakbola Nasional Putu Gede Juni Antara Nikahi Gadis Cantik asal Banjar Palak, Sukawati, Gianyar

  • www.nusabali.com-lepas-masa-lajang-setelah-pacaran-selama-10-tahun-sejak-masih-smp

Setelah menikah, Putu Gede yang kini bertugas di Satuan Shabara Polda Jawa Timur (Jatim) ini berencana memboyong istrinya tinggal di Jakarta.

GIANYAR, NusaBali
Putu Gede Juni Antara, 24, pemain sepakbola nasional, asal Banjar Denjalan, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Putu Gede Juni Antara lepas masa lajang. Anak tunggal dari pasangan I Made Raka dan Ni Luh Nyoman Suji ini mempersunting seorang gadis cantik asal Banjar Palak, Desa/Kecamatan Sukawati, Ni Kadek Harisayanti, 23. Prosesi memadik/ngidih berlangsung pada Redite Wage Krulut, Minggu (1/9) di kediaman mempelai wanita.

Selanjutnya, pawiwahan dan resepsi pernikahan akan berlangsung pada Budha Pahing Krulut, Rabu (4/9) di kediaman Putu Gede, Banjar Denjalan, Desa Batubulan. Seribuan undangan telah disebar untuk kalangan pejabat, KONI Bali, PSSI Bali, teman-teman kedua mempelai serta undangan lainnya.

Prosesi memadik dihadiri keluarga besar kedua mempelai, Kelian Adat kedua banjar serta undangan terkait. Keluarga Putu Gede tiba di rumah mempelai wanita sekitar pukul 14.00 Wita. Diawali acara mereraosan hingga tukar cincin. Prosesi berlangsung hingga sekitar pukul 17.00 Wita. Raut wajah tegang bercampur bahagia terpancar dari pasangan muda ini. Maklum, setelah hampir 10 tahun pacaran, kini keduanya resmi disatukan dalam ikatan perkawinan.

Ditemui di sela-sela acara, Putu Gede memutuskan untuk menikah karena usia sudah cukup. "Memang rencananya di usia 24 tahun menikah," ungkap pria kelahiran 7 Juni 1995 ini. Baginya, Kadek Harisa merupakan sosok perempuan yang cantik luar dalam. Selain berparas ayu, Kadek Harisa adalah sosok pendamping yang setia.

Anak kedua dari pasutri I Wayan Badrawan dan Ni Nyoman Riawati ini bahkan telah dipacari sejak sama-sama sekolah di SMP Silacandra, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati. "Kita beda satu angkatan. Mulai pacaran saat Harisa kelas 2 SMP, saya kelas 3. Memang pertama kali jumpa sudah jatuh hati sampai sekarang dan selamanya," ungkap Putu Gede, yang sukses menghantarkan Timnas Indonesia meraih gelar juara Piala AFF U-19 pada 2013 lalu. Namun diakui, selama 10 tahun pacaran sempat putus nyambung. Bukan karena orang ketiga, melainkan karena terpisah jarak alias LDR (long distance relationship).

Ketika itu, Putu Gede yang lihai bermain sepakbola mendapat tawaran melanjutkan ke SMA Ragunan. Sedangkan Harisa, melanjutkan di SMK Kesehatan Maha Risi, di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Selain terpisah jarak, komunikasi pun terhambat. Sebab keduanya sama-sama menjalani pendidikan karantina yang tidak memperbolehkan membawa alat komunikasi/handphone.

Lantas bagaimana bisa awet? Putu Gede mengakui jika Harisa adalah sosok perempuan yang setia dan kuat pendirian. "Meski harus LDR, dia kuat dan ngerti sama keadaan saya (sibuk pendidikan, latihan bola dan bertanding)," ungkap pemain Klub Bhayangkara FC ini. Harisa pun termasuk cinta pertama Putu Gede dan satu-satunya.

"Ya, kita sama-sama tidak pernah ke lain hati," ujar jebolan SPN Mojokerto yang dilantik jadi polisi tahun 2017 ini. Setelah menikah, Putu Gede yang kini bertugas di Satuan Shabara Polda Jawa Timur (Jatim) berpangkat Bripda ini berencana memboyong istrinya untuk tinggal di Jakarta. "Karena aktifitas banyak di Jakarta. Kalau pas dapat libur pasti ke Bali," ujar Putu Gede yang terakhir memperkuat Timnas U-23 ini.

Saking padatnya agenda latihan dan pertandingan, untuk menikah ini dia hanya dapat cuti 10 hari. Bahkan, Minggu kemarin Putu Gede baru saja tiba di Bali sekitar pukul 08.00 Wita. Tiba di rumah, dia sudah terima jadi segala persiapan perkawinan. "Semua disiapkan sama keluarga. Saya baru tadi pagi tiba. Kemarin sore habis bertanding di Bekasi," ujarnya yang hobi sepakbola sejak kecil ini. Ditambahkan, saat pawiwahan dirinya juga akan mepandes atau metatah bersama seorang saudara misannya.

Senada dengan Putu Gede, mempelai wanita Kadek Harisa senyum sumringah ketika telah sah menyandang status anggota Bhayangkari sekaligus istri pemain sepakbola kenamaan. Dara cantik ini mengaku tidak pernah kepikiran, Putu Gede akan menjadi pesepakbola terkenal. "Tidak pernah kepikiran akan jadi seperti sekarang. Saya prinsipnya selalu mendukung dan mendoakan agar dia sukses," jelas gadis kelahiran 7 Mei 1996 yang alumni Stikes Wiramedika Denpasar ini. Sempat bekerja di klinik swasta, sejak beberapa bulan terakhir Harisa memutuskan untuk resign. "Karena cukup sering diminta nonton Putu saat bertanding. Apalagi jelang pernikahan, kita fokus persiapan," jelasnya.

Memiliki pacar tampan dan terkenal, tidak membuat Harisa cemburuan. Kuncinya, antara Putu Gede dan Harisa sudah saling percaya dan setia. "Cemburu sih ndak, justru sebaliknya, ada yang cemburu melihat kita berdua," ungkap Harisa tersenyum. Mengenai rencana pernikahan, sempat diutarakan Putu Gede pada dirinya setahun lalu. Namun, oleh karena masih masa pendidikan kepolisian, rencana itu baru bisa terwujud tahun ini. "Juli 2019 lalu kami sudah menikah dinas di Surabaya," kenangnya. Setelah mendapat restu dari institusi Polri inilah, pernikahan khas Bali mulai dibahas. "Putu sudah dua kali ke rumah bicara serius soal pernikahan. Hari ini ketiga kalinya langsung ngidih, tanggal 4 September hari H pernikahan," jelasnya.

Ayah Putu Gede, yakni I Made Raka mengaku Putu Gede mengungkapkan rencana pernikahan sejak 3 bulan lalu. "Dari 3 bulan lalu, bilang mau nikah. Karena memang sudah usia, sudah waktunya. Kami merestui," ujarnya. Lalu, ketika Putu bersama istri berencana tinggal di Jakarta, Made Raka mengaku sudah biasa ditinggal. "Sejak lulus SMP sudah biasa ditinggal. Jadi tidak masalah, apalagi sekarang bisa video call," terangnya. Meski sibuk, diakui putra tunggalnya ini selalu ingat keluarga. "Setiap kali dapat libur, dia pasti pulang," ujarnya.

Seperti diketahui, Putu Gede Juni Antara merupakan pemain sepak bola Indonesia yang saat ini bermain untuk Bhayangkara FC. Sebelumnya, pemilik nomor punggung 2 ini bergabung dengan Surabaya United dan PS Polri sebelum akhirnya kedua klub ini merger dan menjadi Bhayangkara FC. Putu sempat mengalami kegagalan.

Dia sempat dinyatakan tidak lolos dalam seleksi menembus tim Perseden Denpasar U-15. Namun, peluang kembali datang ketika Putu 'dipinang' Diklat Ragunan, Jakarta. Tetapi karena Putu anak satu-satunya, orangtua Putu sempat ragu. Sejak masuk Ragunan, karier Putu meningkat. Kesempatan membela timnas pun datang dan berhasil dia pertahankan hingga sekarang. *nvi

Komentar