nusabali

Subak Klawanan, Pesona Wisata Terpendam

  • www.nusabali.com-subak-klawanan-pesona-wisata-terpendam

Desa Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, menyimpan pesona wisata alam yang memikat.

GIANYAR, NusaBali

Lokasinya di ‘belakang’ desa, berupa jalur treking tiga wilayah subak; Subak Klawanan, Umadesa, dan Tegal, wilayah setempat.

Alam huma ini membentang utara-selatan. Batas utara, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, barat Tukad Petanu yang diseberangnya yakni Banjar Sumampan, Desa Kemenuh, Sukawati. Sisi selatan, pusat Desa Blahbatuh. Sisi timur, jalan raya utama Desa Blahbatuh – Desa Buruan, menuju Kota Gianyar di jalur kanan dan ke utara, lanjut ke Ubud.

Treking panjang sekitar 3,5 km ini bisa ditempuh dari jalur utara, tepatnya utara traffic light Desa Buruan. Dari titik ini pengunjung bisa masuk dengan bermobil ke arah barat atau kawasan pengembangan perumahan. Namun saat akan ke selatan, hanya ada jalan subak yang sudah dirabat beton. Jalan ini cocok untuk jalur sepeda atau jalan kaki, hingga finish di jaba Pura Dalem Desa Adat Blahbatuh. Sebenarnya, ada jalur pendek sekitar 2,5 km dari jalan utara jika berbelok ke kiri, tembus di Banjar Antugan, Desa Blahatuh, tepatnya jaba Pura Subak Klawanan, Blahbatuh.   
 
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Blahbatuh  I Gusti Ngurah Kapidada mengakui jalur treking Subak Klawanan belum banyak orang mengenal.

Beberapa orang yang sempat melintas mengakui  jalur ini bagus untuk wisata trekking arena masih alami. Di kanan dan kiri jalan terbentang huma subur yang dikitari pepohonan di sisi barat atau Tukad Petanu. Pesona hijauan nan rindang juga ada di sisi timur yang dibatasi jalan raya, utara - selatan dari Desa Buruan – Blahbatuh. ‘’Terutama saat pagi, jalur treking ini sangat menawan karena wajah Gunung Agung tampak indah di kejauhan,’’ papar mantan Perbekel Blahbatuh ini, Rabu (28/8).

Ngurah Kapidada menambahkan, potensi itu membuat dirinya, saat menjabat perbekel bersama tokoh masyarakat desa dan subak, menata jalan  subak tahun 2017.  Penataan berupa peningkatan fisik dan rabat beton dengan dana desa yang digarap swadaya. ‘’Karena garapan swadaya dan gotong royong, kualitas jalan ini jadi bagus,’’ ujar anggota Fraksi Gerindra DPRD Gianyar ini. Dia kini mohon dukungan pemerintah dan pihak terkait agar kawasan ini berkembang untuk wisata. Tentu juga dilindungi dari pembangunan fisik karena bisa menimbulkan kesemrautan.

Dihubungi terpisah, Perbekel Blahbatuh I Gde Satya Kusuma sependapat untuk pengembangan alam huma itu. Namun segala bentuk pengembangan mesti didasari kajian matang. ‘’Kami kini menyerahkan sepenuhnya pengkajian dan eksekusi dari pengembangan wisata di desa kepada BTB (Blahbatuh Tourism Board),’’ jelas mantan pegawai Dinas Pembinaan Masyarakat dan Desa di Gianyar ini. Jelas dia, Blahbatuih kini sedang konsen menggarap Blahbatuh Full Moon Festival, kini yang ketiga. Dia menilai BTB perlu mengkaji, apakah jalur treking huma ini serangkaian dengan paket wisata Desa Blahbatuh yang berpusat di Puri Ageng Blahbatuh. Paket ini juga bisa serangkai dengan situs arkeologis Blahbatuh, industri kerajinan rakyat, dan titik-titik objek lain.*lsa

Komentar