nusabali

Peradah Rekomendasi 3 Calon Menteri Representasi Bali

  • www.nusabali.com-peradah-rekomendasi-3-calon-menteri-representasi-bali

Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu (DPN Peradah) Indonesia dan DPP Pergerakan Sanatana Dharma (Persadha) Nusantara merekomendasikan tiga orang calon menteri representasi Bali dan Hindu, untuk membantu pemerintahan Joko Widodo–Ma’ruf Amin (Jokowi–Amin).

JAKARTA, NusaBali

Ketiga nama dimaksud adalah Gede Pasek Suardika yang merupakan senator asal Bali periode 2014–2019 yang juga pernah menjadi Ketua Komisi III DPR RI. Kemudian, AAGN Ari Dwipayana yang saat ini memegang jabatan sebagai Staf Khusus Presiden dan Akademisi UGM, dan nama ketiga adalah Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) yang kini menjadi Wakil Gubernur Bali.

Menurut Ketua DPN Peradah Indonesia I Gede Ariawan yang akrab disapa Ige, ketiga nama tersebut muncul dalam survei yang diselenggarakan Peradah.

“Kami melakukan survei selama satu bulan. Dari pertengahan Juli sampai pertengahan Agustus (2019) kemarin. Kami menyebarkan melalui e-mail kepada umat Hindu di sejumlah tempat seperti Bali, Lampung, Sulawesi, dan Kalimantan. Hasilnya, banyak yang memilih Pak Pasek, Pak Ari (Ari Dwipayana), dan Pak Cok Ace,” kata Ige kepada NusaBali usai focus group discussion (FGD) di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8).

Bagi Ige, ketiga nama itu tidak hanya bisa menempati posisi Menteri Pariwisata saja,namun juga menteri di bidang lainnya lantaran mereka memiliki kemampuan pula di sektor lain.

Menurut Ige, Pasek punya latar belakang di bidang hukum. Dia juga pernah memegang jabatan prestisius sebagai Ketua Komisi III DPR RI yang membidangi HAM dan Hukum sehingga cocok menempati posisi MenkumHAM. “Beliau dapat pula menempati posisi Menteri Koperasi dan UKM,” kata Ige.

Ari Dwipayana yang lama menjadi akademisi dan tim komunikasi Presiden tepat sebagai Menristekdikti atau Mendikbud. Sedangkan Cok Ace yang sangat memahami pariwisata, lanjut Ige, selain tepat menjadi Menteri Pariwisata, bisa pula menduduki posisi Menteri Koperasi dan UKM.

Ige berharap, nama-nama yang digaungkan oleh Peradah dan Persadha Nusantara mendapat respons baik. “Mudah-mudahan saat Presiden mengumumkan nama-nama menterinya, ada salah satu nama yang kami sebutkan. Sebab, mereka mumpuni di berbagai bidang,” imbuh Ige.

Sementara Ketua Harian Persadha Nusantara I Wayan Jondra, mengatakan kerjasama Persadha Nusantara dan Peradah dalam merekomendasikan nama menteri representasi Bali dan Hindu sangat luar biasa. Menurut Jondra, Bali memiliki nilai strategis, bukan hanya memenangkan pasangan Jokowi–Amin di Pilpres 2019 kemarin sebesar 91,68 persen, Bali juga menyumbang devisa dari pariwisata. Di sisi lain, Bali memiliki sumber daya manusia yang bagus seperti di bidang pariwisata ada Cok Ace, di politik ada Pasek Suardika, dan di akademisi ada Ari Dwipayana.

“Semoga itu menjadi pertimbangan Presiden dalam memilih ‘pembantunya’. Sejarah juga membuktikan kinerja menteri dari Bali dan Hindu tidak mengecewakan. Terbukti mereka tidak pernah di reshuffle. Semoga kami mendapat jatah menteri lebih dari satu,” kata mantan Ketua KPU Bali, ini.

Hal senada dikatakan oleh Dirjen Bimas Hindu Ketut Widnya saat membuka FGD. Widnya berharap, Bali dan Hindu tidak hanya memperoleh jabatan satu menteri. Lantaran, kemampuan tokoh Bali dan Hindu tidak hanya di ranah pariwisata saja.

“Dalam konsep agama Hindu ada juga pertanian, ekonomi, dan lingkungan hidup. Sumber daya manusia kami juga ada yang mendalami itu sehingga pas menempati posisi tersebut. Tapi semua terserah Presiden yang memilih nanti. Kami hanya memberi informasi dan ingin memberikan sumbangan besar kepada Indonesia,” imbuhnya.

Dari tiga nama yang muncul dari survei Peradah dan Persadha Nusantara, Ketut Widnya sangat mengapresiasi. Namun dari ucapan Presiden yang ingin mencari menteri milenial dan ucapan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar menteri tidak hanya dari kalangan milenial, tapi pernah di DPR RI karena mengetahui proses politik, Ketut Widnya berpendapat peluang Pasek Suardika besar.

“Karena dia pernah di sana (DPR RI). Ditambah lagi pengalaman dia sebagai mantan jurnalis merupakan potensi yang dapat diunggulkan. Apalagi dalam survei, dia menempati posisi teratas,” papar Ketut Widnya. *k22

Komentar