UMKM Dipacu Hasilkan Produk Kualitas Ekspor
Produk yang berkualitas punya kesempatan menembus pasar ekspor dan sekaligus membawa nama Indonesia.
GIANYAR, NusaBali
Bank Indonesia mendorong UMKM-UMKM mampu meningkatkan dan menghasilkan produk dengan kualitas premium. Dengan demikian mampu menembus pasar ekspor. Hal tersebut terungkap di sela-sela penyerahan bantuan program sosial Bank Indonesia (BI) di Bara Silver, Banjar/Desa Celuk, Sukawati, Gianyar, Jumat (23/8).
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, mengatakan Bank Indonesia sudah lama masuk ikut membina dan mengembangkan UMKM. Hal tersebut, terkait dengan mandat BI, yang tidak saja bertugas menjaga stabilitas moneter. Tetapi juga menjaga pertumbuhan ekonomi. “Dari situlah BI berkontribusi bagaimana UMKM bisa dimajukan,” ujarnya.
Hingga saat ini untuk seluruh Indonesia ada 858 UMKM yang dibina BI. Pembinaan tersebut di antaranya dalam bantuan teknik sampai dengan pedampingan. Dari 858 UMKM , separonya sudah mampu menghasilkan produksi premium dengan kualifikasi ekspor. Salah satunya UMKM kerajinan perak Bara Silver di Desa Celuk, Sukawati, Gianyar.
Dody Budi Waluyo mengingatkan UMKM yang produknya sudah mampu tembus pasar ekspor, mempertahankan dan menjaga kualitas produknya. “Karena produk UMKM yang sudah diekspor, tidak saja membawa merk UMKM, tetapi sudah membawa nama Indonesia,” ujarnya.
Khusus Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KpwBI Bali) hingga saat ini melaksanakan pembinaan terhadap 8 klaster pangan, 4 LED ( Lembaga Ekonomi Desa), 4 angkatan Wirausaha Baru Indonesia (WUBI) serta bermitra dengan 3 desa wisata, 2 pondok pesantren dan 1 pasraman. “Kemitraan tersebut dijalin tentunya dengan tujuan-tujuan akhir yang kita harapkan bersama yaitu menjadikan UMKM sebagai akar dari pengembangan ekonomi masyarakat Bali di tengah-tengah lajunya arus perkembangan ekonomi digital dan globalisasi yang kini kita hadapi bersama,” tambah Trisno Nugroho, Kepala KpwBI Bali.
Kata Trisno Nugroho, Bara Silver dan sejumlah kelompok tenun dan kerajinan serta UMKM kopi dan yang lainnya, adalah mitra-mitra (UMKM) yang selalu diajak serta dalam berbagai pameran-pameran UMKM sejak lama. “ Selain itu, Bank Indonesia juga memberikan asistensi berupa studi banding dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan kewirausahaan,” ujar Trisno Nugroho.
Adapun yang menerima bantuan program sosial Bank Indonesia yang diserahkan Jumat kemarin, adalah Desa Wisata Tampaksiring, Gianyar, Pesantren At-Taqwim di Karangasem, dan Pasraman Gurukula di Bangli. *k17
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, mengatakan Bank Indonesia sudah lama masuk ikut membina dan mengembangkan UMKM. Hal tersebut, terkait dengan mandat BI, yang tidak saja bertugas menjaga stabilitas moneter. Tetapi juga menjaga pertumbuhan ekonomi. “Dari situlah BI berkontribusi bagaimana UMKM bisa dimajukan,” ujarnya.
Hingga saat ini untuk seluruh Indonesia ada 858 UMKM yang dibina BI. Pembinaan tersebut di antaranya dalam bantuan teknik sampai dengan pedampingan. Dari 858 UMKM , separonya sudah mampu menghasilkan produksi premium dengan kualifikasi ekspor. Salah satunya UMKM kerajinan perak Bara Silver di Desa Celuk, Sukawati, Gianyar.
Dody Budi Waluyo mengingatkan UMKM yang produknya sudah mampu tembus pasar ekspor, mempertahankan dan menjaga kualitas produknya. “Karena produk UMKM yang sudah diekspor, tidak saja membawa merk UMKM, tetapi sudah membawa nama Indonesia,” ujarnya.
Khusus Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KpwBI Bali) hingga saat ini melaksanakan pembinaan terhadap 8 klaster pangan, 4 LED ( Lembaga Ekonomi Desa), 4 angkatan Wirausaha Baru Indonesia (WUBI) serta bermitra dengan 3 desa wisata, 2 pondok pesantren dan 1 pasraman. “Kemitraan tersebut dijalin tentunya dengan tujuan-tujuan akhir yang kita harapkan bersama yaitu menjadikan UMKM sebagai akar dari pengembangan ekonomi masyarakat Bali di tengah-tengah lajunya arus perkembangan ekonomi digital dan globalisasi yang kini kita hadapi bersama,” tambah Trisno Nugroho, Kepala KpwBI Bali.
Kata Trisno Nugroho, Bara Silver dan sejumlah kelompok tenun dan kerajinan serta UMKM kopi dan yang lainnya, adalah mitra-mitra (UMKM) yang selalu diajak serta dalam berbagai pameran-pameran UMKM sejak lama. “ Selain itu, Bank Indonesia juga memberikan asistensi berupa studi banding dan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan kewirausahaan,” ujar Trisno Nugroho.
Adapun yang menerima bantuan program sosial Bank Indonesia yang diserahkan Jumat kemarin, adalah Desa Wisata Tampaksiring, Gianyar, Pesantren At-Taqwim di Karangasem, dan Pasraman Gurukula di Bangli. *k17
Komentar