nusabali

Kadis Kelautan Bali Observasi Jenis Hiu

  • www.nusabali.com-kadis-kelautan-bali-observasi-jenis-hiu

Gerombolan anak hiu di dekat Pulau Nusa Dharma, Nusa Dua diketahui jenis blacktip shark atau hiu sirip hitam. Pantai Nusa Dua dinyatakan aman untuk berenang.

Anak Hiu Bergerombol di Pantai Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung


MANGUPURA, NusaBali
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali melakukan observasi jenis hiu yang didapati bergerombol di Pantai Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Kamis (22/8). Observasi dilakukan karena anak hiu tersebut menggerombol di area yang kerap digunakan oleh wisatawan untuk berenang dan atau berendam. Sementara itu, pihak ITDC selaku pengelola kawasan, menempatkan personel untuk melakukan pengawasan di seputaran lokasi.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Ir I Made Sudarsana MSi, menerangkan setelah mencuatnya informasi anak hiu bergerombol di Pantai Nusa Dua, pihaknya memeriksa dan memastikan kebenaran dan keberadaan anak hiu dimaksud, Kamis kemarin. Hasil penelusuran di beberapa titik, gerombolan anak hiu baru ditemukan di sepanjang pantai dekat Pulau Nusa Dharma. Kemudian, pihaknya melakukan pemantauan langsung terhadap tingkah hiu itu dan mengenali ciri-ciri menyeluruh.

“Pantauan langsung ini sebagai upaya memeriksa kebenaran berbagai informasi yang beredar. Karena awalnya kita khawatir atas keberadaan hiu itu. Apalagi, hiu itu bergerombol di lokasi strategis yang kerap digunakan wisatawan untuk berenang atau berendam,” ujar Sudarsana didampingi Kepala Divisi Operasi ITDC I Made Pariwijaya, ditemui di sela-sela pemantauan di lokasi munculnya anak hiu, Kamis (22/8) siang.

Diakuinya, dari proses pemantauan yang dilakukan menggunakan drone milik ITDC dan juga kamera khusus underwater, terungkap jika anak hiu yang bergerombol itu jenis blacktip shark alias hiu sirip hitam. Hiu yang biasa hidup di karang ini dikategorikan hiu yang tidak berbahaya. Sehingga, area Pantai Nusa Dua itu bisa dikatakan aman untuk beraktivitas. Selain pemantauan menggunakan kamera, pemantaun langsung seperti menurunkan masyarakat ke laut, didapati bahwa hiu itu akan menghindar saat ada manusia mendakat.

“Hiunya tidak ganas, justru saat ada orang di sekitarnya, pasti hiu-hiu itu akan menghindar dan berenang ke tengah. Jadi, perairan Nusa Dua tetap aman untuk semua kalangan yang hendak berenang atau berendam,” tandas Sudarsana.

Sementara Made Pariwijaya menyatakan keberadaan anak hiu ini sebenarnya sudah muncul beberapa tahun belakangan. Namun, kala itu  gerombolan hiu sekitar 5 hingga 9 ekor saja. Setelah muncul di sekitar lokasi yang sama, hiu itu kembali menghilang dan tidak ditemukan lagi. Namun, belakangan kembali ada di sepanjang pantai. Temuan pertama, pihaknya langsung berkoordinasi dengan para nelayan dan Balawista untuk memantau keberadaan hiu itu. Guna menelusuri lebih jauh penyebaran anak hiu itu, pihaknya menerbangkan drone di sepanjang perairan dekat Pulau Nusa Dharma. Dan memang terpantau ada beberapa kelompok dengan jenis yang sama.

“Dulu sudah ada, tapi populasinya masih sedikit. Nah, sekarang sudah muncul lagi dan itu sebenarnya tidak membahayakan, karena dilihat dari ciri-cirinya itu hiu sirip hitam yang tidak agresif. Dari pantauan memang ada beberapa kelompok, tapi semuanya satu jenis,” tuturnya.

Meski tergolong tidak agresif, Pariwijaya menyatakan pihaknya tetap menempatkan petugas keamanan untuk berjaga di lokasi. Tugas dari petugas keamanan ini memantau pergerakan wisatawan di seputar lokasi hiu. “Kami sudah antisipasi dengan menempatkan petugas keamanan yang berjaga-jaga di sini (seputaran lokasi). Semenjak hiu muncul, kami langsung kerahkan petugas keamanan untuk pantau,” kata Made Pariwijaya.

Sementara itu, seorang guide yang kerap nongkrong di seputaran lokasi, I Ngurah Toni, mengaku bahwa kemunculan anak hiu itu bukan hal yang langka. Namun, gerombolan hiu sudah ada sejak dulu. Dalam ingatannya, hiu-hiu akan muncul setiap tahun pada bulan Juni, Juli, dan Agustus. Hanya saja, selama ini masyarakat dan nelayan kurang paham dengan keberadaan hiu tersebut. Terkait ukuran hiu, Ngurah Toni mengaku bahwa anak hiu yang muncul itu panjangnya mencapai 1 meter dan biasa berenang bergerombol. Dimana dalam satu gerombol bisa mencapai 20-an ekor. Dia juga tidak menampik kalau hiu itu tidak berbahaya dan takut pada manusia. Biasanya, hiu akan muncul sekitar pukul 11.00 Wita hingga 15.00 Wita. Hal ini disebabkan anak hiu muncul di saat air mulai pasang naik. “Hiu ini muncul lagi sejak enam hari lalu, yang datang ke tepi ini anak-anaknya. Sementara, induknya kemungkinan masih di laut lepas. Kalau faktor untuk anak hiu menepih ke tepi pantai, kemungkinan besar disebabkan faktor iklim, karena mereka mencari panas,” ucapnya.

Temuan gerombolan anak hiu yang berkeliaran di Pantai Nusa Dua ini awalnya tidak diketahui oleh sebagian masyarakat dan juga paguyuban nelayan. Sepertinya halnya Ketua Paguyuban Nelayan Pantai Yasa Segara Bengiat, Nusa Dua, I Ketut Koder. Pria yang akrab disapa Pak Koder ini mengaku terkejut setelah mengetahui ada gerombolan hiu di dekat Pulau Nusa Dharma. “Iya mas, memang kemarin itu (Rabu) saya tidak tahu. Sehingga, saya menduga itu di luar Nusa Dua. Tapi, ternyata setelah dicek, itu memang ada di Pantai Nusa Dua. Selama ini memang tidak ada di sini (seputaran Pantai Mengiat) dan baru kali ini saya tahu ada hiu di sana (Pulau Nusa Dharma),” kata Koder. *dar

Komentar