nusabali

Basa Genep Made Sukanegara Go Nasional

  • www.nusabali.com-basa-genep-made-sukanegara-go-nasional
  • www.nusabali.com-basa-genep-made-sukanegara-go-nasional

Peluang bisnis online cukup menjanjikan, jika dikelola dan dikemas dengan benar.

SINGARAJA, NusaBali

Barang apa saja pun dapat dijual dengan bebas tak terkecuali basa genep (bumbu lengkap khas Bali) ala Made Sukanegara, 71, warga Banjar Dinas Petak, Kelurahan Astina, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Resep andalan dari tangan dinginnya menjadi juru patus (koki,red) kini sudah distandarisasi oleh anak keduanya Made Agus Dharmadi, 43. Basa genep yang dapat dipakai untuk bumbu segala jenis masakan ini juga sudah menasional.

Menurut Dharmadi, bisnis rintisannya itu awalnya dicoba setelah dirinya menyadari keahlian ayahnya Sukanegara dalam meracik bumbu. Sukanegara pun tak pernah luput dari undangan warga yang sedang memiliki hajatan untuk membantu sebagai juru masak, khususnya masakan Bali. “Jadi bapak saya sudah 45 tahun jadi tukang patus dan selalu diundang kalau ada warga yang punya hajatan. Keahliannya ini kemudian saya anggap sebagai warisan, karena kalau warisan harta benda bapak saya memang tidak punya,” ujar dosen Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha itu.

Dari tangan dingin Sukanegara, Dharmadi mencoba membuat standarisasi basa genep yang merupakan bumbu dasar masakan orang Bali. Ia pun dengan rinci menghitung takaran bumbu yang yang dipakai ayahnya, yang memang dari tahun ke tahun rasanya tak pernah berubah. “Awalnya saya memang mengamati tetapi sejak saya kecil hingga sekarang rasa masakan dari bumbu bapak saya tidak pernah berubah, dia mencampurnya di luar kepala dengan takaran yang tampaknya sudah terbiasa tanpa timbangan,” ceritanya.

Usaha basa genep itu pun dirintisnya sejak satu tahun terakhir. Anak kedua dari lima bersaudara ini pun mulai melakukan pemetaan pemasaran dan akhirnya diputuskan melalui online. Dharmadi kemudian membuat FB dan instagram berbayar khusus untuk produksi basa genep buatan bapaknya. Bumbu yang membuat masakan menjadi lezat dan gurih itu pun dikemas modern dan menarik menggunakan toples berisi merek dan gambar Sukanegara.

Sejak dilaunching bulan Agustus lalu, saat ini follower IG nya sudah mencapai 5.000 orang dan pemesannya pun mulai mengalir tak hanya lokalan Buleleng dan Bali saja. Dharmadi mengaku sudah melayani pemesanan hingga ke Sumba, Sumba Besar, Jakarta, Balikpapan hingga Toraja. Ratusan toples basa genep 200 gramnya pun ludes kurang dari sebulan dengan harga cukup terjangkai hanya Rp 35.000.

Hanya saja sejauh ini suami Ni Nyoman Sri Aryani ini mengaku masih mengalami hambatan. Basa genep yang dibuat alami tanpa bahan pengawet dan MSG, masih terkendala soal ketahanan saat pengiriman jauh. Bumbu yang digoreng hingga tingkat kematangan yang tinggi jika disimpan dalam suhu ruangan bisa bertahan lima hari. Namun jika disimpan dalam lemari pendingin bisa bertahan mingguan dan paling bagus disimpan di freezer dengan ketahanan hingga bulanan. “Kalau dikirim langsung diterima kan tidak masalah langsung dimasukkan ke freezer, tapi yang pengiriman jauh dengan waktu berhari-hari ini yang masih menjadi kekhawatiran bagi saya dan masih perlu dicarikan solusi,” ungkapnya. *k23

Komentar