nusabali

Polsek Gerokgak Antisipasi Kebakaran Hutan

  • www.nusabali.com-polsek-gerokgak-antisipasi-kebakaran-hutan

Musim kemarau yang datang setiap tahunnya menjadi ancaman terjadinya bencana kebakaran hutan.

SINGARAJA, NusaBali

Peritiwa itu pun kerap terjadi dan sudah berlangganan di wilayah Kecamatan Gerokgak, mulai dari Bukit Desa Pulaki hingga wilayah Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Puluhan spanduk  imbauan pun dipasang Polsek Gerokgak menggandeng pemerintah desa se Kecamatan Gerokgak, TNBB dan Kepala Resort Polisi Hutan (KRPH).

Kapolsek Gerokgak, Kompol Made Widana, mengatakan pemasangan baliho imbauan yang bertuliskan ‘Rawan Kebakaran, Dilarang Membuang Puntung Rokok Sembarangan’ itu merupakan salah satu upaya pencegahan. Imbauan lisan juga sering kali diserukan oleh seluruh Bhabinkamtibmas yang bertugas di desa-desa rawan kebakaran hutan.

Meski terlihat sepele, membuang puntung rokok dengan api yang sangat kecil dapat berakibat fatal. Terutama saat musim kemarau saat ini. Tanaman yang ada di kawasan bukit dan hutan yang mengering akan sangat rentan terbakar, tak hanya dipicu dari api, bahkan bisa dengan gesekan daun kering.

“Pemasangan baner dan spanduk ini kami harapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat mencegah kebakaran hutan, melalui aksi-aksi kecil dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan,” jelas dia.

Meski sejauh ini kebakaran hutan yang terjadi di wilayah tak sampai menyentuh permukiman warga namun cukup berbahaya bagi habitat dan ekosistem yang ada di dalam hutan. Terlebih jika bencana kebakaran itu terjadi di TNBB yang dihuni oleh sejumlah satwa langka.

Sementara itu Camat Gerokgak, Made Juartawan dihubungi terpisah Senin (19/8) mengatakan, masalah kebakaran lahan dan hutan di wilayah Kecamatan Gerokgak memang sangat retan terjadi. Bahkan sejak memasuki musim kemarau bulan Maret lalu kebakaran lahan dan hutan sudah terjadi berkali-kali.

Sejauh ini pemicu kebakarannya memang diduga karena cuaca panas yang sangat ekstrim, sehingga dengan mudah memicu kebakaran padang rumput atau pepohonan yang sudah mengering. Hal itu didukung lagi oleh hembusan angin kencang yang dengan cepat dapat menimbulkan rembetan api yang menghanguskan lahan lebih luas.

“Memang hampir terjadi setiap tahun terutama saat musim kemarau. Terakhir itu dua hari yang lalu di perbukitan Desa Pemuteran, pemicunya sementara diduga karena hawa panas yang keras dan hembusan angin, meski demikian kita tetap harus waspada dan mengantisipasi agar tidak terjadi kelalaian,” ungkap Camat Juartawan. *k23

Komentar