nusabali

Perbaikan Hanya Gedung yang Rusak

  • www.nusabali.com-perbaikan-hanya-gedung-yang-rusak

Hasil konsultasi ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), pembangunan gedung SDN 1 Ungasan tidak boleh dilakukan secara menyeluruh.

Kondisi SDN I Ungasan Pasca Diguncang Gempa  


MANGUPURA, NusaBali
Pembangunan kembali gedung SDN 1 Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, yang rusak akibat gempa yang mengguncang kawasan Kuta Selatan pada Selasa (16/7) lalu, tidak jadi dilakukan secara menyeluruh. Pembangunan hanya dilakukan pada gedung yang rusak parah, yakni ruang guru dan ruang kelas saja.

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Badung I Ketut Widia Astika, menyatakan sebenarnya rencana anggaran biaya (RAB) untuk perbaikan gedung SDN 1 Ungasan sudah kelar. Rencananya perbaikan dilakukan untuk semua gedung. Hal ini juga karena gedung SD yang beralamat di Jalan Bali Cliff, Ungasan, Kuta Selatan, tersebut adalah gedung lama. Namun sayang, saat dilakukan konsultasi ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), hal itu (pembangunan seluruh gedung, Red) tidak boleh dilakukan. Karena yang bisa dilakukan perbaikan adalah gedung yang rusak akibat bencana, yaitu ruang guru dan ruang kelas saja. Sehingga, anggaran yang sebelumnya dicanangkan Rp 1 miliar lebih itu dipending sembari menunggu perubahan RAB. Rencananya, tim konsultan akan turun untuk menjelaskan perubahan tersebut pada Selasa (20/8) siang ini.

“Untung saya konsultasi ke LKPP, kalau tidak kan bisa bahaya. Karena itu bisa lewat penunjukan tanpa tender, nanti dikira saya main tunjuk dan ada apa-apa. Di sana langsung dicoret-coret mana yang tidak boleh, karena bisa jadi temuan. Nah, untuk memperbaiki itu, besok (hari ini) tim akan turun menjelaskan perubahan itu,” tandas Astika, Senin (19/8) siang.

Penjelasan Astika tersebut merupakan jawaban atas kebingungan Ketua Komite SDN 1 Ungasan I Ketut Juniarta, karena tidak ada tanda-tanda pembangunan gedung sekolah tersebut. Karena menurut dia, ada orangtua murid yang bertanya kepadanya soal pembangunan kembali gedung sekolah tersebut. Dengan demikian, anak-anak mereka tidak lagi numpang belajar di sekolah lain.

“Tidak adanya progres pembangunan hingga sebulan ini, tentu kita sangat kecewa dan bingung. Sudah ada beberapa orangtua murid yang tanya soal pembangunan gedung itu. Tentu ini berkaitan dengan masalah pendidikan untuk anak mereka. Sehingga mereka (orangtua murid) sangat wajar mempertanyakan. Apalagi, anak-anak kan masih nebeng di sekolah sekitar,” kata Juniartha, Senin siang.

Sebelumnya diberitakan, Kadisdikpora Badung I Ketut Widia Astika menerangkan SDN I Ungasan pada dasarnya sudah tidak bisa digunakan untuk proses belajar mengajar. Sehingga, setelah dilakukan pemeriksaan dan pengkajian, gedung sekolah itu akan dilakukan renovasi. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung untuk menindaklanjuti proses tersebut. Di sisi lain, fokus dari Disdikpora saat ini adalah melakukan penanganan terhadap ratusan murid yang menempuh pendidikan di SDN 1 Ungasan, karena mulai Senin (5/8), proses belajar mengajar mulai lagi setelah libur panjang sehubungan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Hasil koordinasi dan tindak lanjut timnya, para murid akan dipindahkan ke SDN 3 dan SDN 4. “Dua sekolah ini yang akan menampung ratusan murid dari SDN 1 Ungasan. Hal ini juga menyangkut jarak kedua sekolah itu tidak terlalu jauh dari sekolah yang terdampak gempa itu,” kata Widia Astika, Minggu (4/8) siang.

Secara terpisah, Kepala Sekolah SDN 1 Ungasan Ni Made Asri, setelah adanya arahan dan koordinasi dari Disdikpora Badung, disepakati bahwa murid SDN 1 Ungasan akan mulai mengikuti kegiatan belajar di dua sekolah yakni SDN 3 dan SDN 4 Ungasan yang akan dimulai pada Senin (5/8) hari ini. Diakui Made Asri, ratusan murid itu sudah dilakukan pembagian ke dalam 11 rombongan belajar (rombel).

“Kalau soal proses belajar mengajar kita harus jalan terus, meski sekolah belum bisa digunakan. Hal ini untuk mengantisipasi keterlambatan pelajaran bagi murid-murid kami. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu disebarkan di dua SD, dan kami sudah melakukan pembagian,” ungkapnya.

Made Asri merinci, seluruh muridnya sebanyak 317 anak dibagi menjadi 11 rombel. Sebanyak 7 rombel di SDN 3 Ungasan, dan 4 rombel di SDN 4 Ungasan. Untuk masing-masing rombongan belajar terdapat 28 murid. Terkait waktu belajar, pihaknya akan mulai mengikuti kegiatan belajar mengajar pada siang hari. Hal ini agar proses belajar mengajar di SDN 3 dan SDN 4 tidak terganggu. Pun terkait tenaga pengajar berasal dari SDN 1 Ungasan. *dar

Komentar