500 Pedansa Ramaikan Bali Open
Sebanyak 17 negara menerjunkan sekitar 500 pedansa pada Kejuaraan Indonesia Open International, di Stones Hotel Kuta, Bali, Minggu (18/8).
MANGUPURA, NusaBali
Kejuaraan sehari penuh itu didominasi peserta dari tuan rumah Bali, yang mencapai 150 peserta, dari tim Pra PON maupun Porprov.
Kejuaraan itu menggelar kategor standar dan latin events, profesional and amateur. Ke-17 negara yang ambil bagian itu, antara China, Kroasia, Jerman, Malaysia, Filipina, Polandia, Russia, Singapura, Afrika Selatan, Korsel, Taiwan, Thailand, Inggris, dan tuan rumah Indonesia.
"Kami sengaja menaikkan kelas yang diikuti pedansa Bali. Artinya naik kelas dari sebelumnya yang pernah dia iikuti. Dengan harapan mereka termotivasi meningkatkan kualitas dan teknik," ucap Ketum IODI Bali, Ni Made Suparmi.
Sementara itu Ketum PP IODI Pusat, Heru Sutantio menegaskan event internasional ini kesempatan tim Pra PON dari semua provinsi di Indonesia. Yakni, untuk belajar dari atlet negara luar yang sudah maju. Juga untuk mengintip kekuatan lawan di SEA Games nanti.
"Kami tidak target muluk-muluk, sebab persiapan negara luar jauh lebih lama 1-2 tahun. Sedangkan Indonesia baru bergerak maju," kata Heru Sutantio. *dek
Kejuaraan itu menggelar kategor standar dan latin events, profesional and amateur. Ke-17 negara yang ambil bagian itu, antara China, Kroasia, Jerman, Malaysia, Filipina, Polandia, Russia, Singapura, Afrika Selatan, Korsel, Taiwan, Thailand, Inggris, dan tuan rumah Indonesia.
"Kami sengaja menaikkan kelas yang diikuti pedansa Bali. Artinya naik kelas dari sebelumnya yang pernah dia iikuti. Dengan harapan mereka termotivasi meningkatkan kualitas dan teknik," ucap Ketum IODI Bali, Ni Made Suparmi.
Sementara itu Ketum PP IODI Pusat, Heru Sutantio menegaskan event internasional ini kesempatan tim Pra PON dari semua provinsi di Indonesia. Yakni, untuk belajar dari atlet negara luar yang sudah maju. Juga untuk mengintip kekuatan lawan di SEA Games nanti.
"Kami tidak target muluk-muluk, sebab persiapan negara luar jauh lebih lama 1-2 tahun. Sedangkan Indonesia baru bergerak maju," kata Heru Sutantio. *dek
Komentar