nusabali

Blahbatuh Kaji Ulang Porsenides

  • www.nusabali.com-blahbatuh-kaji-ulang-porsenides

Desa/Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, sama seperti sejumlah desa lain di Bali, menjadi desa ibu kota kecamatan.

GIANYAR, NusaBali

Sejak dua dekade terakhir desa ini telah menyelenggarakan Porsenides. Namun belakangan ini, Blahbatuh lebih serius menggarap Festival Blahbatuh Full Moon Night Show.

Tujuan festival itu tentu untuk membangkitkan potensi wisata sekaligus menarik minat wisatawan ke desa. Dampaknya, pihak desa ini tak etis menyebut tak tertarik lagi dengan Porsenides. Maka pelaksanaan event desa tahunan terbesar itu pun mesti dikaji.

Apakah Blahbatuh Full Moon sebuah pengalihan dari fokus kegiatan Porsenides tahun-tahun sebelumnya? ‘’Beda, Porsenides beda arahnya. Blahbatuh Full Moon beda juga arahnya,’’ ujar Perbekel Blahbatuh Gede Satya Kusuma SH, pekan lalu.

Terkait desa ini kapan lagi akan menggelar Porsenides, Satya Kusuma mengaku akan mengkaji kembali pelaksanaan Porsenides itu. ‘’Tiyang (saya) masih kaji Porsenides. Apa tiyang lanjutkan, apa tidak,’’ jelas mantan staf di Dinas PMD Gianyar ini.

Sebagaimana diketahui, Full Moon Festival digelar setiap malam bulan Purnama atau sekali dalam sebulan. Festival digelar oleh seluruh komponen desa yang tergabung dalam Blahbatuh Tourism Board  (BTB). Penyelengaraan festival dipusatkan di areal Puri Ageng Blahbatuh. Festival perdana digelar pada Selasa (16/7), selanjutnya digelar Kamis (15/8). Pada gelaran perdana, festival disaksikan masyarakat setempat serta puluhan wisatawan manca negara.

Jelas Perbekel Satya Kusuma, pariwisata di Desa Blahbatuh sempat menggeliat di era 1970an. Kala itu banyak wisatawan datang ke Blahbatuh untuk menyaksikan tarian, serta berbagai peninggalan purbakala di kawasan desa tersebut. Kata dia, kunjungan pariwisata di Blahbatuh dulu karena   menyaksikan cak, tarian, dan lainya.

Diakui, kondisi itu tidak berlangsung lama. Beberapa tahun kemudian pariwisata di Desa Blahbatuh mulai meredup. Hinggi keluar Program Nasional Pemberdayaam Masyarakat (PNPM) yang menetapkan Desa Blahbatuh sebagai desa wisata. Kini seluruh masyarakat Desa Blahbatuh pun berkomitmen membangkitkan kembali pariwisata di kawasan tersebut.

Satya Kusuma mengatakan kajiannya nanti terhadap Posenides karena setiap pelaksanaan Porsenides ada saja pihak warga yang tidak puas dengan hasil – hasil juara lomba. Hal ini antara lain terjadi pada Porsenides tahun 2017.

Lantas apa alat yang dipakai untuk mengukur potensi seni dan olahraga antar banjar jika tak lagi ada Porsenides? Satya Kusuma menjawab, alat ukurnya dengan data hasil Porsenides lalu. Kata dia, jika ada potensi seni dan olahraga untuk ditampilkan di tingat kecamatan dan kabupaten, maka desa akan menggali dan mengevaluasi potensi itu lagi. Teknis penggaliannya? ‘’Lewat potensi yang ada sebelumnya seperti yang kami pakai lomba-lomba Porsenides tahun lalu, da laporan data-data dari klian banjar," ujarnya.

Guna mengoptimalkan pengembangan pariwisata, lanjut dia, dia telah menerbitkan SK Perbekel Blahbatuh untuk pembentukan Blahbatuh Torisme Board (BTB). BTB yang didominasi anak muda ini lah yang pertama kali menggelar Blahbatuh Full Moon Night Show pada bulan purnama pertangahan Juli 2019. Blahbatuh Full Moon akan dilakukan uji coba dalam tiga kali penyelenggaraan.

Festival perdana itu dibiayai dari dana oprasional perbekel Rp 5 juta. Selain itu penyelenggaraan ini juga mendapat bantuan sejumlah donatur. Untuk Festival Blahbatuh Full Moon II, BTB akan mulai menggencarkan promosi sehingga bisa mendatangkan wisatawan lebih banyak. "Dalam tiga kali uji coba festival ini, kami adakan gratis untuk wisatawan. Tidak dipungut biaya," katanya. Setelah tiga kali uji coba, lanjut Gede Satya, barulah akan mulai menyiapkan paket wisata Desa Blahbatuh, di antaranya ada Festival Blahbatuh Full Moon.*lsa,nvi

Komentar