nusabali

Dampak Revolusi Digital Sebagai Ruang Subversi Budaya Urban Di Bali

  • www.nusabali.com-dampak-revolusi-digital-sebagai-ruang-subversi-budaya-urban-di-bali

Dalam lima tahun terakhir ini penetrasi internet ke dalam budaya bali menjadikan roda-roda budaya terus berputar menyerap dan menerima budaya baru. Teknologi digital menjadi agen perubahan potensial, seperti saat ini smartphone telah mendominasi gaya hidup masyarakat kota padahal awalnya telepon rumah cukup sebagai alat komunikasi.

Pemerhati Budaya Kemendikbud RI

Tidak hanya pergeseran teknologi melainkan revolusi yang mengubah hubungan antara teknologi dan budaya yang menyebabkan masyarakat urban menjadi masyarakat yang mendominasi dalam melek teknologi. Digitalisasi menjadi alat bagi kaum muda-mudi kota dalam berinovasi yang mengubah cara pandang budaya bali saat ini. Jelas kemampuan masyarakat urban dapat dilihat dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini, media sosial maupun startup bermunculan dengan pelayanan terbaik seakan menyadarkan manusia bahwa teknologi takkan ada habisnya seiring kebutuhan manusia itu masih ada.

Media sosial merupakan medium online yang dimana para penggunanya dapat berpartisipasi dan berbagi. teknologi jejaring sosial merupakan transfomasi kebudayaan dalam interaksi sosial yang sangat diminati diperkotaan seperti facebook dan instagram. Dimana awalnya media sosial ini diperuntukkan untuk berbagi informasi berupa foto dan video,  sekarang malahan sudah digunakan untuk berbisnis. Endorse produk yang iklannya disampaikan oleh tokoh publik melalui media konvensional dengan biaya yang cukup mahal, saat ini dengan munculnya selebgram pemasaran iklan produk dapat lebih murah dan mampu menjangkau level umur yang diinginkan dan ini pola bisnis yang lima tahun terakhir ini masih menguntungkan di Bali. Demikian juga para seniman muda Bali terus memberikan kreasi-kreasi baru melalui konten di media sosial sehingga semakin menambah gairah bagi kaum muda Bali untuk berkarya. 

Tren teknologi startup mulai naik seiring infrastruktur internet yang memadai. Startup dibuat sebagai gebrakan pasar baru terhadap pola pasar lama, perusahaan baru yang mengembangkan pola bisnisnya dengan mengawinkannya dengan teknologi dan internet. Startup secara tidak langsung merubah pola gaya hidup kaum urban yang dimana kebutuhan primer manusia, yaitu sandang, pangan, dan papan dapat dengan mudah ditemukan melalui media startup. Kamu milenial Bali mulai mempercayai startup dalam gaya hidup sehari-hari.  

Selain keuntungan dari media sosial, dampak yang dirasakan oleh anak muda Bali adalah keberanian dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat yang dimana tidak di akomodir oleh media arus utama. Di awal tahun 2019 Viralnya Kata “Biase Gen Je” di media sosial khususnya di Bali sangat dimanfaatkan sebagai slogan oleh tim kampanye Partai Terpilih di Bali guna menjangkau kaum milenial Bali dalam mendongkrak popularitas Calon Gubernur. Penetrasi internet dalam dunia politik sangat dimanfaatkan betul saat itu. Kapasitas dinamis internet dalam menghubungkan dan mengirimkan pesan secara global merupakan tantangan bagi jurnalisme dalam menyampaikan berita secara daring di media sosial.

Internet mulai tumbuh di Indonesia ketika Asia mengalami krisis finansial, peran internet menjadi medium kelas menengah perkotaan dalam menyuarakan aspirasinya. Teknologi, internet, dan media sosial merupakan keniscayaan yang dihadapi masyarakat urban Bali. Penggunaan media sosial bagi kaum milenial Bali belum menuju ke arah pembaharuan tapi terjerumus dalam kenikmatan seksual dengan melihat tubuh lawan jenisnya dan juga menampilkan sesuatu yang berlebihan yang berpusat pada dirinya sendiri.

Dengan berbagai kenikmatan teknologi dan internet, pil pahit juga dialami aktivis muda Bali yang sempat tersandung kasus hukum terkait media sosial.

Media sosial maupun start-up bermunculan dengan pelayanan terbaik seakan menyadarkan manusia bahwa teknologi takkan ada habisnya seiring kebutuhan manusia itu masih ada.

Komentar