nusabali

Kisah Sukses Wayan Sunarja Hidupi Keluarga Lewat Gojek

  • www.nusabali.com-kisah-sukses-wayan-sunarja-hidupi-keluarga-lewat-gojek

Dulu Dibelit Hutang, Sekarang Per Hari Hasilkan Rp 350.000

DENPASAR, NusaBali
I Wayan Sunarja kini tak mengalami masa-masa sulit  seperti yang dirasakan 4-5 tahun lalu.  Ya, saat itu pria yang kini berusia 36 tahun ini harus bekerja keras di sebuah bengkel sepeda motor di Jalan Nusa Kambangan Denpasar. Belitan hutang hingga puluhan juta pun semakin membuatnya stres.

Untuk membuat dapurnya tetap mengebul dan bisa melunasi hutangnya, Sunarja pun mencari-cari pekerjaan tambahan. “Saya niatnya sambilan saja menjadi tukang ojek online. Kebetulan saat itu Gojek baru buka di Bali,” kenang Sunarja mengingat peristiwa tahun 2015.

Tapi justru tahun itu pula menjadi titik balik bagi Sunarja. Ternyata pekerjaan sebagai driver Gojek yang diniati sambilan malah membuat dapur rumahnya lebih ngebul. “Niatnya sambilan, ternyata apa yang saya dapat sebagai driver Gojek melebihi pekerjaan saya di bengkel,” ungkap Sunarja.

Penghasilan yang diperoleh dari Gojek pun bisa disisihkan untuk membayar hutang yang nilainya mencapai puluhan juta. “Iya, dalam hitungan tiga sampai empat bulan, saya berhasil melunasi hutang-hutang saya,” kata Sunarja tersenyum bangga.

Diakui oleh Sunarja saat itu driver tak sebanyak ini, insentif bonus yang diterimanya dari Gojek disebutnya tinggi. “Tapi sekarang saya tetap bersyukur, karena juga bisa memberi uang jajan lebih untuk anak-anak,” kata bapak dua anak  yang masih duduk di kelas IV SD dan usia 4 tahun tersebut.

Kini tiap hari tukang jek yang tinggal di kawasan Jalan Hang Tuah Denpasar ini  rata-rata bisa menghasilkan pendapatan Rp 350.000 dalam sehari, atau jika sangat ramai sekali bisa menembus Rp 400.000. “Rp 250.000 saya serahkan istri, sisanya saya pegang. Karena saya ‘kan juga makan di luar,” kata Sunarja.

Namun ketika ditanya penghasilan yang kini diperolehnya tiap bulan, Sunarja memilih menghindar. “Hitung saja sendiri,” elaknya. Yang jelas hampir tiap hari Sunarja menekuni pekerjaannya. “Kecuali hari raya atau ada upacara, saya libur,” imbuhnya.

Pengabdian dan dedikasi Sunarja  yang menjadi driver Gojek saat ‘babat alas’  di Bali ini pun mendapat diapresiasi dengan kehormatan mengenakan jaket dan helm berlogo baru Gojek dari  Senior Manager Corporate Affairs Gojek, Alvita Chen, dan District Head of Bali & Nusa Tenggara Gojek, Leo Wibisono Arifin, pada Rabu (14/8) lalu. Sunarja bahkan sempat membacakan surat apresiasi dari founder Gojek Nadiem Makarim.

Pergantian logo Gojek yang diumumkan Juli lalu, kata Avita, menjadi tonggak sejarah yang menandai evolusi Gojek dari layanan ride-hailing, menjadi sebuah ekosistem terintegrasi yang menggerakkan orang, barang, dan uang. Dalam periode Juni 2016 hingga Juni 2019, jumlah transaksi yang diproses dalam platform Gojek melesat hingga 1.100 persen, atau 12 kali lipat.

Gojek yang dimulai dengan 20 mitra pengemudi, kini telah bermitra dengan lebih dari 2 juta mitra pengemudi, 400 ribu mitra merchant

dan 60 ribu penyedia jasa yang beroperasi di 204 kota dan kabupaten di lima negara Asia Tenggara. “Per Desember 2018, aplikasi dan ekosistem Gojek telah diunduh oleh lebih dari 130 juta pengguna,  dengan volume transaksi tahunan sebesar 2 miliar dollar AS per akhir 2018,” urai Avita.

Sementara itu Leo menyatakan sejak awal kehadirannya, Gojek mempunyai visi untuk naik kelas bersama mitra driver. Gojek berupaya memastikan tersedianya pendapatan yang berkesinambungan bagi mitra-mitranya. “Caranya dengan terus meningkatkan kualitas produk dan layanan,” janjinya.

Wayan Sunarja pun mengakui banyak perkembangan yang dirasakannya. “Salah satunya adalah perkembangan fitur di aplikasi

driver yang bikin kita jadi lebih gampang buat ngantre di kantor operasional. Jadwal pertemuan sudah diatur dari awal di aplikasi, jadi waktu kita nggak habis buat nunggu dan bisa dipakai buat nge-bid,” ujar Sunarja. *mao

Komentar