nusabali

BBMKG Ingatkan Potensi Tinggi Gelombang Laut Mencapai 4 Meter

  • www.nusabali.com-bbmkg-ingatkan-potensi-tinggi-gelombang-laut-mencapai-4-meter

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprakirakan dalam kurun waktu dua hari ke depan bakal terjadi gelombang tinggi di perairan Bali Selatan.

MANGUPURA, NusaBali

Hal ini disebabkan oleh pasang maksimum air laut dan tekanan angin. Berdasar prakiraan, tinggi gelombang laut berkisaran 2,5 meter hingga 4 meter.

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Iman Fatchurochman, menerangkan  peringatan adanya potensi gelombang tinggi ini setelah pihaknya menganalisa adanya pergerakan udara bagian Selatan Bali yang cukup kencang. Hal inilah menyebabkan gelombang tinggi dengan perkiraan 2,5 meter terjadi di sekitaran Selatan Bali khususnya wilayah Nusa Dua, Pecatu, Ungasan, dan perairan Selatan Nusa Penida. Selain itu, dampak dari pergerakan angin ini juga menimbulkan gelombang di perairan lainnya seperti Laut Bali, Laut Sumbawa, Selat Bali bagian Selatan, Selat Lombok, dan Selat Alas Bagian Selatan.

“Memang gelombang tinggi ini masih disebabkan oleh faktor tekanan angin yang masih menguat dari tinggi ke rendah di Selatan Bali. Sehingga, dampaknya memang berpengaruh pada ketinggian gelombang,” ungkap Iman yang dikonfirmasi, Selasa (13/8) siang.

Gelombang tinggi di Selatan Bali ini diprediksi masih berlangsung hingga dua hari ke depan. Untuk itu, Iman berharap para nelayan khususnya di Kedonganan, Nusa Dua, dan sekitarnya untuk mewaspadai adanya gelombang tinggi ini. Pun para pelaku wisata bahari juga diharapkan bisa menyesuaikan saat beraktivitas. Hal ini semata untuk menekan risiko kecelakaan yang disebabkan oleh faktor gelombang tinggi ini.

“Cuaca ini sangat berisiko bagi aktivitas nelayan, wisata bahari, dan juga kapal penumpang. Sehingga perlu diwaspadai untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa,” harap Iman.

Terkait adanya imbauan BBMKG mengenai potensi gelombang tinggi, sejumlah nelayan di Kedonganan tetap melakukan aktivitas mereka. Bahkan, para nelayan mengakui jika kondisi gelombang saat ini relatif normal. Hal ini diakui oleh seorang nelayan bernama Safy, 36, saat ditemui Senin kemarin siang. Pria kelahiran Madura, Jawa Timur, itu mengaku jika kondisi cuaca belakangan ini memang tidak menentu. Saat mereka melaut, tentu ada gelombang yang terus menghantam kapal mereka dan ada waktu tertentu yang justru tidak terjadi gelombang. Sehingga, sebagian besar nelayan tetap melaut. “Kalau gelombang pasti ada terus, tapi, belakangan ini memang terjadi gelombang, namun itu belum dikategorikan ganas. Makanya kami tetap melaut,” ungkapnya.

Meski masih melaut saat ada imbauan BBMKG, pria yang sudah lama tinggal di Kedonganan, Kecamatan Kuta, ini tidak menampik kalau setiap melaut, selalu memperhatikan imbauan dari pihak berwenang sebagai acuan mereka. Tapi dia juga menyimak kondisi di lapangan.

“Ya kalau imbauan tetap kami perhatikan. Kami selalu menggunakan informasi itu sebagai acuan. Ya, kapan kami harus lego jangkar dan kapan melaut. Untuk yang sekarang ini tetap melaut, karena kondisi gelombang laut tidak terlalu ganas,” ucapnya.

Sebelumnya, pada Minggu (4/8), air laut di Pantai Kuta dilaporkan naik bahkan nyaris mencapai darat. Mengenai fenomena tersebut, Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Iman Fatchurochman membeberkan, bahwa kondisi cuaca gelombang tinggi saat ini memang masih terjadi di perairan sekitar Bali. Untuk wilayah Laut Bali dan Laut Sumbawa diperkirakan gelombang dari 1,5 meter hingga 2,5 meter. Sementara, gelombang dari kisaran 2,50 meter hingga 4,0 meter masih menyelimuti Selat Badung, Selat Bali bagian Selatan, Selat Lombok bagian Selatan, dan perairan Selatan Bali seperti Kuta, Tanah Lot, Nusa Dua, Pecatu, Ungasan, dan perairan Selatan Nusa Penida. “Perkiraan gelombang tinggi ini terjadi sejak dua hari lalu dan memang masih akan terjadi hingga Senin (5/8),” katanya.

Sementara Koordinator Balawista Kabupaten Badung I Ketut Ipel, menerangkan peristiwa gelombang naik di Pantai Kuta memang bukan pertama kali, bahkan kejadian air laut naik hingga trotoar sudah ada musimnya. Nah, saat kejadian air laut naik, pihaknya akan melakukan pengawasan ekstra di sepanjang pantai itu dengan mengerahkan seluruh personel. Selain itu, bendera larangan berenang pun dipasang di sepanjang pantai.

“Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, kami dari Balawista tetap siaga di sepanjang pantai. Bahkan bendera larangan berenang dipasang di pinggir pantai. Tapi, itu tidak sampai menutup akses bagi wisatawan untuk menikmati panorama Pantai Kuta,” tuturnya, Minggu (4/8) siang.

Diakuinya, bahwa air laut naik pada Minggu siang tersebut belum menyentuh trotoar di Jalan Raya Pantai Kuta. Pun dengan rentang waktunya berkisaran 1 hingga 2 jam saja dari pukul 11.00 Wita hingga 13.00 Wita. Meski air laut naik, wisatawan tetap ramai mengunjungi Pantai Kuta dan aktivitas wisatawan pun tidak terganggu. Meski demikian, Balawista tetap mengimbau kepada wisatawan agar selalu mematuhi rambu-rambu yang telah dipasang di sepanjang pantai. Tidak hanya itu, wisatawan juga diimbau agar selalu waspada saat mandi atau berenang di antara dua buah bendera merah kuning. *dar

Komentar