nusabali

19 Penumpang Dua Hari Terombang-ambing

  • www.nusabali.com-19-penumpang-dua-hari-terombang-ambing

Kapal Ikan ‘Gunung Nona’ yang berlayar dari kawasan Sapeken, Madura, Ja­wa Ti­mur kandas di perairan Buleleng gara-gara mesin mati karena baling-baling pa­tah.

Mesin Mati, Kapal Ikan dari Madura Kandas di Laut Buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Akibatnya, 4 ABK (anak buah kapal) dan 19 penumpangnya sempat selama dua hari dua malam terombang-ambing di laut, sebelum akhirnya berhasil dievakuasi ke dermaga Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI) Sangsit, Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng, Rabu (22/6) sore pukul 16.00 Wita.

Kapal ‘Gunung Nona’ yang kandas di laut Buleleng ini dinakhodai Kairul, 30, dibantu 3 ABK. Selain mengangkut 300 kg ikan Kerapu, kapal nelayan ini juga angkut 19 penumpang, terdiri dari 15 penumpang dewasa dan 4 anak-anak. Kapal naas ini awalnya berangkat dari kawasan Sapekan, Madura, Senin (20/6) petang pukul 18.00 WIB, dengan tujuan Bali.

Sang nakhoda kapal, Kairul, mengatakan selama ini dirinya sudah terbiasa mengantarkan ikan ke Bali. Seperti biasa, Kapal Gunung Nona yang berangkat dari Madura ini hendak berlabuh di Pelabuhan Rakyat kawasan Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Buleleng.

Musibah terjadi Selasa (21/6) dinihari sekitar pukul 02.00 Wita, ketika mesin Kapal Gunung Nona tiba-tiba mati. Posisi kapal mati dalam jarak 19 mil atau sekitar 30,4 kilometer dari garis pantai Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng. “Saya lihat saat itu posisinya dalam jarak sekitar 19 mil sebelum berlabuh. Tiba-tiba, mesin kapal mati. Setelah dicek, ternyata baling-baling kapal patah,” kenang sang nakhoda, Kairul, saat ditemui NusaBali di PPI Sangsit, Rabu kemarin.

Begitu kapal kandas karena mesin mati, 19 penumpang yang sebagian besar perempuan, semuanya panik. Kairul bersama 3 ABK lainnya berusaha menenangkan para penumpang yang berangkat ke Bali untuk mengunjungi keluarganya ini. Selain itu, kru kapal juga berusaha mencari pertolongan.

Menurut Kairul, para penumpang kehabisan air minum dan makanan selama terombang-ambing di atas kapal yang mati mesiun di tengah laut. “Untuk dapat bertahan hidup, kami bersama para penumpang sempat memasak air laut buat mengisi perut,” tutur Kairul.

Kairul sendiri sempat turun ke rumpon di tengah laut untuk mencari sinyal, guna minta pertolongan. Sampai akhirnya Basarnas Bali mendapatkan informasi dari seorang yang bernama Juwita, Selasa malam, yang mengatakan bahwa kapal yang ditumpangi keluarganya mengalami masalah saat berlayar dari Sapeken, Madura ke Bali. Malam itu juga, Basarnas Bali langsung berkoordinasi denga Basarnas Pos Singaraja, TNI AL, dan Pol Air Polres Buleleng untuk melakukan pencarian bersama atas kapal kandas ini.

Saat pencarian malam itu, tim gabungan mengalami kesulitan untuk menemukan sinyal keberadaan kapal tersebut. Kemudian, beberapa jam setelah keberangkatan menuju perairan Buleleng, kapal milik Basarnas yang berangkat dari Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan mendapatkan sinyal keberadaan nahkoda Kapal Gunung Nona.

“Awalnya, kami melakukan pencarian ke arah timur laut, sesuai dengan arahan sinyal dari nakoda kapal (Kairul). Setelah sampai di sana, ternyata kapalnya tidak ada. Kami lalu melakukan pencarian sesuai arus,” ungkap Kasi Ops Basarnas Bali, I Gede Darmada, seusai mengevakuasi para penumpang Kapal Gunung Nona di PPI Sangsit, Rabu kemarin.

Menurut Gede Darmada, upaya pencarian pun terus berlanjut ke arah barat laut. Ternyata, Kapal Gunung Nona yang berisi 4 ABK dan 19 penumpang sudah terseret arus sejauh 50 mil dari lokasi pertama mengalami mati mesin. Akhitnya, Kapal Gunung Nona berikut seluruh penumpangnya berhasil di evakuasi ke dermaga PPI Sangsit, Rabu sore pukul 15.00 Wita, setelah dua hari dua malam terombang-ambing di tengah laut. Kapal naas ini ditarik ke PPI Sangsit menggunakan Kapal Basarnas Bali.

Namun, butuh waktu sekitar 1 jam agar Kapal Gunung Nona yang mati mesin benar-benar bisa sandar di dermaga PPI Sangsit, Rabu sore pukul 16.00 Wita. Setelah kakal naas bersandar, seluruh penumpangnya berhasil dibawa ke darat dalam kondisi selamat. Di PPI Sangsit, para penumpang ini didata untuk mengetahui identitas dan tujuan kedatangan mereka ke Bali.

Sementara itu, hingga Rabu petang 4 ABK dan 19 penumpang yang sempat terombang-ambil di tengah laut ini masih ditampung di PPI Sangsit. Menurut Kapolsek Sawan, AKP I Made Derawi, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai kedatangan 19 penumpang yang naik Kapal Nelayan Gunung Nona tersebut.

“Kami masih melakukan pengecekan identitas lengkap, termasuk data kapal naas tersebut,” ujar Kapolsek Made Derawi saat dikonfirmasi NusaBali. Dia menambahkan, pihaknya juga segera akan berkoordinasi dengan staf ahli terkait fungsi kapal barang yang justru didigunakan mengangkut penumpang. “Kita akan koordinasikan, apakah hal itu dibolehkan atau tidak kapal ikan digunakan sebagai transportasi antar pulau,” tandas Kapolsek Made Derawi.

Dikonfirmasi terpisah, salah seorang penumpang Kapal Gunung Nona, Ani, 35, me-ngatakan dia bersama keluarganya datang ke Bali dengan tujuan Denpasar untuk mengunjungi kerabatnya. “Kami terpaksa naik Kapal Gunung Nona, karena trasportasi laut dari Sapeken ke luar pulau tidak tersedia,” cerita Ani. 7 k23

Komentar