nusabali

Mensesneg Dukung Wacana Rektor Asing

  • www.nusabali.com-mensesneg-dukung-wacana-rektor-asing

Kontroversi Wacana Menristekdikti, M Nasir, untuk merekrut warga asing jadi Rektor di Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia terus berlanjut.

DENPASAR, NusaBali

Setelah beberapa kampus menolak, kini dukungan datang dari Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Ia menyebut rektor asing bisa bisa memberikan efek positif di tengah persaingan perguruan tinggi (PT) di Indonesia dengan luar negeri.

Hal ini disampaikan Pratikno saat memberikan materi pada pertemuan Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu - Ilmu Sosial (HIPIIS) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Kamis (8/8). "Nanti kan harus kita respon secara responsif intinya kan memberikan kompetisi antar perguruan tinggi," ungkap mantan rektor Universitas Gajah Mada (UGM).

Pria asal Bojonegoro ini menyatakan bila perguruan tinggi membutuhkan sosok pemimpin yang inovatif dan bisa berpikir out of the box. "Jadi antara perguruan tinggi luar negeri dan dalam negeri di antara kita sendiri harus diciptakan kompetisi untuk siapa yang harus memimpin perguruan tinggi perlu pemimpin yang inovatif out of the box yang banyak terobosan," terangnya.

Bila rektor perguruan tinggi tak punya inovasi dan tak berpikir out of the box, bisa jadi kampus - kampus di Indonesia akan semakin tertinggal dari negara lainnya. "Kalau gak gitu, disalip negara lain kita lakukan bukan hanya leadership, tapi juga tata kelola pendidikan secara nasional dan tinggi," pungkasnya.

Sebelumnya, beberapa PT seperti ITB dan sejumlah kampus lainnya UI, UGM, Unpad Undip dan Unair langsung menolak terkait wacana rektor asing tersebut. Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menilai wacana rektor asing bisa memimpin perguruan tinggi negeri (PTN) sebagai ironi. Menurutnya, Indonesia harus memperbaiki SDM-nya sendiri. "Itu ironi bagi saya. Kalau Indonesia sampai mengimpor rektor (asing), itu ironi bagi kita tentu dalam konteks dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan jumlah SDM kita sendiri yang memang ini harus dalam proses perbaikan," ujar Siti. *

Komentar