nusabali

Busananya Terancam Warna-warni

  • www.nusabali.com-busananya-terancam-warna-warni

Hari Ini, Anggota DPRD Bangli 2019-2024 Dilantik

BANGLI, NusaBali

Pelantikan anggota DPRD Bangli 2019-2024 akan dilaksanakan di Gedung Dewan, Senin (12/8) ini. Pakaian yang akan dikenakan dalam pelantikan anggota Dewan hasil Pilegh 2019 berjumlah 30 orang ini terancam warna-warni, karena tidak semua sepakat mengenakan busana adat Bali.

Informasi yang dihimpun NusaBali saat gladi bersih acara pelantikan anggota DPRD Bangli 2019-2024, Minggu (11/8), sebagain anggota Dewan terpilih akan mengenakan busana adat Bali, sementara sebagian lainnya menggunakan pakaian sipil lengkap (PSL).

Yang sudah pasti akan mengenakan busana adat Bali adalah anggota Fraksi PDIP DPRD Bangli 2019-2024 yang berjumlah 16 orang dan anggota Fraksi Golkar berjumlah 6 orang. Hal ini sesuai dengan instruksi Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster, yang notabene Gubernur Bali 2018-2023.

Sedangkan 8 anggota DPRD Bangli hasil Pileg 2019 dari 5 parpol berbeda (Demokrat, NasDem, Gerindra, Hanura, PKPI) belum jelas pakaian apa yang akan mereka kenakan dalam pelantikan hari ini. Ketua DPC Demokrat Bangli, I Komang Carles, yang terpilih lagi sebagai anggota Dewan 2019-2024, terus terang mengaku akan mengenakan busana PSL dalam pelantukan hari ini. Tapi, bagi 2 anggota DPRD Bangli terpilih dari Demokrat lainnya, kata Komang Carles, akan menyesuaikan.

“Untuk saya pribadi sudah pasti akan mengenakan PSL. Dalam undangan kan tercantum PSL/menyesuaikan,” ungkap politisi Demokrat asal Desa Adat Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli yang sempat menjabat Wakil Ketua DPRD Bangli 2014-2019 ini kepada NusaBali, Minggu kemarin.

Menurut Komang Carles, pihaknya tetap mengacu pada surat edaran (SE) Menteri Dalam Negeri (mendagri) Nomor 162/3450/OTDA tertanggal 28 Juni 2019 tentang tata cara pengucapan sumpah janji anggota DPRD Kabupaten/Kota periode 2019-2024.

Sebaliknya, anggota DPRD Bangli 2019-2024 terpilih dari Fraksi Golkar, I Nengah Darsana, menegaskan anggotanya yang berjumlah 6 orang semula berencana mengenakan PSL dalam pelantikan hari ini. Namun, seiring berjalannya watku, anggota Fraksi Golkar DPRD Bangli bakal mengenakan busana adat Bali saat acara pelantikan.

Plt Ketua DPD II Golkar Bangli, I Gusti Made Winuntara, juga menegaskan anggotanya akan menggunakan pakai adat Bali dalam acara pelantikan anggota Dewan 2019-2024 hari ini. Pihaknya tidak ingin masalah pakaian untuk pelantikan dibesar-besarkan. “Kami sudah komunikasikan masalah pakaian, tidak ada salahnya mengenakan busana adat Bali,” papar Winuntara.

Disinggung apakah ada deal-deal politik dengan PDIP dibalik perubahan haluan soal pakaian saat pelantikan anggota DPRD Bangli ini, menurut Winuntara, tidak ada hal seperti itu. Dia berdalih tidak ingin masalah pakaian jadi perdebatan, karena ada kepetingan lain yang perlu dipikirkan.

“Kita tidak hanya mengurus pakaian, tapi ada hal-hal yang jauh lebih penting dibahas, bagaimana untuk memajukan Bangli ke depanya,” tegas Winuntara, yang baru dua bulan memimpin partainya pasca ditunjuk menggantikan Ketua DPD II Golkar Bali, I Wayan Gunawan, yang dilengserkan paksa oleh DPD I Golkar Bali.

Sementara itu, Ketua DPRD Bangli 2014-2019 dari Fraksi PDIP, Ngakan Made Kutha Parwata, tidak menampik jika pelantikan anggota Dewan 2019-2024 hari ini terancam tidak kompak. Sebagian akan mengenakan busana adat Bali, sebagian lagi mengenakan PSL. “Sepertinya ada sebagian anggota DPRD Bangli terpilih yang akan menggianakn PSL. Terkait hal ini, sudah sempat kami koordinasikan sebelumnya,” jelas politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli yang tidak dicalonkan partainya sebagai caleg di Pileg 2019 ini.

Berdasarkan hasil Pileg 2019, ada 7 parpol yang lolos ke DPRD Bangli 2019-2024. PDIP tampil sebagai jawara dengan mendominasi 16 kursi dari total 30 kursi DPRD Bangli 2019-2024 atau menguasai 53,34 persen suara parlemen. PDIP pun kembali berhak atas jatah jabatan Ketua DPRD Bangli.

Anggota Fraksi PDIP DPRD Bangli hasil Pileg 2019 terdiri dari I Gusti Nyoman Bagus Triana Putra (Dapil Kecamatan Bangli), I Wayan Merta Suteja (Dapil Kecamatan Bangli), Ni Nengah Dwi Madya Yani (Dapil Kecamatan Bangli), Satria Yudha (Dapil Susut), I Dewa Gede Suamba Adnyana (Dapil Susut), I Kadek Diana (Dapil Susut), I Wayan Kariasa (Dapil Susut), Ni Wayan Indrawati (Dapil Susut), I Wayan Wirya (Dapil Kintamani Barat), I Wayan Diar (Dapil Kintamani Barat), I Ketut Mastrem (Dapil Kintamani Barat), I Made Natis (Dapil Kintamani Barat), Putu Arya Astawa (Dapil Kintamani Timur), (Nengah Wasana (Dapil Kintamani Timur), I Ketut Swastika (Dapil Tembuku), dan Sang Nyoman Wijaya (Dapil Tembuku).

Sedangkan Golkar menempati posisi kedua dengan 6 kursi DPRD Bangli atau kuasai 20,00 persen suara parlemen, sehingga berhak atas jatah jabatan Wakil Ketua Dewan. Mereka adalah I Nengah Darsana (Dapil Kecamatan Bangli), I Ketut Sajiboga (Dapil Susut), I Nyoman Budiada (Dapil Kintamani Barat), I Nyoman Basma (Dapoil Kintamani Timur), I Nengah Reken (Dapil Tembuku), dan I Nyoman Kartika (Dapil Tembuku).

Sebaliknya, Demokrat hanya menguasai 3 kursi DPRD Bangli (10,00 persen suara parlemen), tapi bisa membentuk fraksi dan dapat jatah Wakil Ketua Dewan. Mereka masing-masing I Made Krisnawa (Dapil Kintamani Barat), I Komang Carles (Dapil Kintamani Timur), dan I Made Sudiasa (Dapil Tembuku).

Sementara NasDem, Gerindra, Hanura, dan PKPI harus berkoalisi untuk membentuk Fraksi Gabungan DPRD Bangli 2019-2024. Pasalnya, NasDem hanya memiliki 2 kursi DPRD Bangli atau kuasai 6,67 persen suara parlemen, sedangkan Hanura dan PKPI masing-masing hanya punya 1 kursi legislatif (kuasai 3,33 persen suara parlemen). *esa

Komentar