nusabali

Potensi Besar, Terancam Negara ASEAN Lainnya

  • www.nusabali.com-potensi-besar-terancam-negara-asean-lainnya

Sebagai anggota G20, Indonesia dikenakan tarif impor 7-20 persen, sementara Filipina dan Vietnam tidak dikenakan tarif untuk produk makanan laut.

Ekspor Produk Makanan dan Minuman ke Eropa

JAKARTA, NusaBali
Produk makanan dan minuman Indonesia ke Jerman khususnya, dan Uni Eropa umumnya, memiliki peluang sangat besar untuk ditingkatkan, sekalipun harus bersaing dengan negara lain seperti dari sesama negara ASEAN.

"Peluangnya sangat besar dan selama ini masyarakat Jerman dan Uni Eropa sudah sangat mengenal makanan dan minuman Indonesia seperti teh dan kopi," kata Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno saat teleconference dengan wartawan Indonesia di Jakarta, Jumat (9/8).

Dubes mengatakan itu terkait rencana keikutsertaan Indonesia dalam Pameran Dagang Internasional Anuga di Koln, Jerman, pada 5-9 Oktober 2019 yang diikuti kurang lebih 7.400 peserta dari 100 negara termasuk 27 perusahaan dari Indonesia.

Dikatakan Dubes, sejumlah negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam merupakan ancaman serius bagi Indonesia untuk ekspor produk makanan dan minuman ke Jerman dan UE.

Kendala lain bagi Indonesia, kata Dubes Arif, adalah sejumlah produk makanan dan minuman Indonesia dikenakan tarif saat ekspor ke kawasan Eropa, sementara negara Vietnam dan Filipina tidak dikenakan tarif.

"Karena Indonesia menjadi anggota G20 dan dianggap sebagai negara maju dan kaya maka dikenakan tarif impor 7-20 persen, sementara Filipina dan Vietnam tidak dikenakan tarif untuk produk makanan laut," kata Dubes.

Dubes mengatakan, salah satu komoditas pertanian yang saat ini sedang digandrungi masyarakat Jerman adalah meminum teh dengan daun kelor, yang di Indonesia daun kelor justru belum banyak dimanfaatkan. Setiap tahun, katanya, setidaknya ratusan ribu ton daun kelor diekspor ke Uni Eropa dan 34 persen di antaranya diserap pasar Jerman, dan India selama ini masih sebagai pemasok utama dari Asia.

Terkait Pameran Anuga, Dubes Arif mengajak pengusaha Indonesia untuk datang ke kegiatan tersebut mengingat di situ akan banyak ditampilkan kemajuan berbagai jenis produk makanan dan minuman yang dihasilkan dari berbagai negara.

"KBRI Berlin dan Atase Perdagangan siap memfasilitasi pengusaha Indonesia yang ingin melakukan kegiatan bisnis dengan pengusaha Jerman," katanya.

Pameran dagang internasional Anuga di Koln, bakal diikuti sekitar 7.400 peserta dari 100 negara. "Di pameran ini pengusaha nasional akan menyaksikan sendiri bagaimana teknologi terkini industri makanan dan minuman dihasilkan dari berbagai perusahaan dunia, sehingga diharapkan pameran ini bisa menjadi acuan bagi pengusaha Indonesia," kata Kepala Divisi Pameran EKONID Prieta Perthantri, Jumat (9/8).

Dikatakan, dalam pameran yang diadakan dua tahun sekali ini, pada 2019 sebanyak 27 perusahaan Indonesia akan ikut dan didukung Atase Perdagangan KBRI Berlin dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI). Dalam hal ini Atase Perdagangan menggandeng sembilan pengusaha makanan dan minuman, sedangkan dari PPI akan menyertakan Pemerintah Kota Palembang, selain terdapat perusahaan nasional yang ikut secara mandiri.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun ini perusahaan Indonesia yang ikut Anuga berada di segmen fine food, yaitu makanan siap santap dan siap saji. Diikuti oleh segmen produk susu, dan makanan dan minuman beku. *ant

Komentar