nusabali

Agar Tak Direbut, Petani Kopi Mesti Berbenah

  • www.nusabali.com-agar-tak-direbut-petani-kopi-mesti-berbenah

Pelaku industri perkopian di Bali mengaku  berupaya maksimal memanfaatkan peluang dibalik  Pergub Nomor 99 Tahun 2018, tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal.

DENPASAR, NusaBali

Salah satunya dengan beradaptasi dan orientasi pasar. Pemasaran produk kopi, tak hanya berorientasi ke luar atau ekspor, tetapi sekarang lebih fokus lagi ke pasar di dalam/domestik.

Komang Sukarsana, salah seorang pelaku bisnis kopi dari Kintamani, Bangli mengatakan hal tersebut. “Produksi kopi Bali kan tidak banyak. Sementara peluang pasar di lokal tinggi,” ujar Komang Kopi, sapaan pebisnis kopi ini, Jumat (9/8).

Jika sebelumnya, kebanyakan orientasi pasar adalah ekspor yakni menjual biji,  tetapi sekarang wajib menyiapkan diri untuk menjual kopi olahan di pasar lokal. “Hotel, villa  maupun pasar modern,” ujarnya. Karena Pergub tersebut, memang membuka peluang tersebut.

Menurut Sukarsana inilah kesempatan yang harus diambil, karena jika tidak, bisa jadi akan dimanfaatkan pihak  lain. “ Jadi sangat sayang. Karena  harus siap SDM, peralatan dan produk,” ujarnya.

Contohnya roasting coffee, dengan peralatan yang lebih mumpuni, sehingga menghasilkan cita rasa kopi yang lebih baik. “Jika peralatan atau mesin sangrai bagus, SDM memadai dan output bagus, yakin industri pariwisata seperti hotel, villa maupun shop coffee akan bermitra dengan kita (petani/pebisnis kopi),” tandasnya.Sebagai daerah wisata dengan kunjungan wisatawan yang juga banyak  penghobi kopi, serta culture masyarakat yang suka ‘ngopi’, menurut Sukarsana, jelas merupakan peluang dan pasar yang harus dipegang.   *k17

Komentar