nusabali

Sempat Trauma Salju Cair, Perbanyak Makan Sayur-Buah

  • www.nusabali.com-sempat-trauma-salju-cair-perbanyak-makan-sayur-buah

Motor yang ditunggangi IB Ngurah Wijaya sempat tiga kali ganti stop breaker saat melintas di Kirgystan, sementara box kendaraannya juga tertabrak mobil ketika melintasi negara India

Petualangan Praktisi Pariwisata IB Ngurah Wijaya Keliling Asia Naik Motor


DENPASAR, NusaBali
Praktisi pariwisata yang mantan Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Ngurah Wijaya, 68, sudah selama 3 bulan melakukan petualangan spektakuler berupa ritual keliling Asia dengan naik sepeda motor, sejak 7 Mei 2019 lalu. Tokoh berusia 68 tahun ini sudah sampai di Ulan Bator, Ibukota Mongolia, 7 Agustus 2019, setelah menempuh perjalanan 25.000 kilometer dari Denpasar. Sempat trauma salju cair, pria yang akrab dipanggil Gus Wijaya ini pilih perbanyak makan sayur dan buah dalam perjalanan.

Gus Wijaya, pengusaha jasa pariwisata kelahiran 8 Juni 1951 asal Griya Karang Kluih, Tampakgangsul, Denpasar Utara ini bertualang naik motor gede keliling Asia bersama temannya I Nyoman Batu Sumerta, juga asal Denpasar. Mereka sedianya akan menjelajah 20 negara belahan Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur, bahkan sampai ke Rsia (Eropa Timur).

Saat ini, mereka telah menjelajah 11 negara dengan berbagai karakteristik kondisi geografis, iklim, dan faktor alam lainnya yang tidak dikenal. ”Astungkara, kondisi tiyang baik,” ungkap Gus Wijaya saat dihubungu NusaBali melalui pesan WhatsApp (WA) setibanya di Ulan Bator, Rabu (7/8).

Sedangkan tandemnya, I Nyoman Batu Sumerta, juga sudah membaik kondisinya. Nyoman Sumerta sebelumnya sempat mengalami trauma setelah terjatuh dalam perjalanan di Pakistan bagian utara. Kejadian tersebut menyebabkan box motornya terlepas. Nyoman Sumerta pun terpapar salju mencair.

Ketika melintas di India, Nyoman Sumerta juga sempat terpapar udara panas, sehingga harus dirujuk ke UGD sebuah rumah sakit di kawasan Locknow untuk menjalani perawatan. Menurut Gus Wijaya, kondisi rekannya itu kini sudah pulih dan ikut melanjutkan perjalanan ke Mongolia. “Beliau itu top rider. Sekarang sudah berani menempuh jalan yang terjelek sekalipun,” papar Gus Wijaya.

Gus Wijaya menyebutkan, banyak kendala yang dihadapi selama 3 bulan bertualang naik motor keliling Asia. Termasuk masalah kendaraan. Motor Africa 1.000 CC dan CBX 500 CC yang mereka tunggangi sempat beberapa kali mengalami masalah. “Kalau motor tiyang sempat ganti stop breaker sampai 3 kali saat melintas di negara Kirgystan,” ungkap praktisi pariwisata yang ikut merintis berdirinya BTB ini.

Bukan hanya itu. Menurut Gus Wijaya, box kendaraannya juga sempat tertabrak mobil ketika melintasi India. Peristiwanya terjadi dua kali saat berada di Kota Imphal dan Nagalan. Demikian juga kendaraan yang ditunggangi Nyoman Sumerta, sempat beberapa kali mengalami masalah, termasuk bocor ban.

Setelah memasuki Mongolia, kata Gus Wijaya, tantangannya cukup berat karena kondisi geografis neger Jengis Kahn tersebut. “Hampir semua jalan di Mongolia rusak. Di sini juga tidak ada sinyal HP. Kita harus berhati hati sekali di sini. Satu-satunya pegangan petunjuk arah (kompas),” katanya.

Ditanya soal kiat untuk menjaga kondisinya selama bertualang, Gus Wijaya mengaku tidak ada yang spesial. Gus Wijaya dan Nyoman Sumerta menikmati apa saja makanan lokal yang ada. Hanya saja, kalau ada sayur dan buahnya, itulah yang lebih banyak mereka santap.

Selain banyak makan buah dan sayur, Gus Wijaya juga berusaha mengatur agar waktu istirahatnya cukup, demi menjaga kondisi. Setiap usai menempuh perjalanan 1.000 kilometer sampai 1.500 kilometer, Gus Wijaya dan Nyoman Sumerta pilih beristirahat dulu selama 2 hari.

“Sebagai orang Bali, saya tentu saja selalu nunas ica kepada Ida Hyang Kawitan, Hyang Embang, Hyang Widhi. Setiap pagi saya selalu nunas ica. Begitu pula setiapkali memulai perjalanan,” tandas tokoh pariwisata yang dikaruniai 3 anak dan 3 cucu dari pernikahannya dengan Ida Wijaya ini.

Gus Wijaya dan Nyoman Sumerta sudah memulai petualangannya naik motor keliling Asia, sejak 7 Mei 2019. Diawali dengan menyeberang dari Bali ke Semarang, Jawa Tengah. Dari Semarang, mereka bersama motornya naik kapal layar ke Pontianak, Kalimantan Barat. Selanjutnya, mereka menyeberang ke Malaysia.

Dari Malaysia, Gus Wijaya dan Nyoman Sumerta lanjut meluncur ke Thailand melintasi Kota Chiangrai dan Chiangmai. Kemudian, mereka menuju Myanmar, India, Nepal, Pakistan, lanjut ke China, Kirgistan, Tarjikistan, Rusia (belahan Eropa Timur), dan Mongolia. Dari Mongolia, mereka rencananya akan balik ke China, lanjut menyeberang ke Vietnam, lalu menuju Laos, dan tempat lainnya, sebelum balik ke Indonesia.

Untuk petualangan naik motor keliling Asia, Gus Wijaya mempersiapkan fisik dan mental. Secara fisik, dia hampir setiap hari rutin berolahraga, mulai dari jalan kaki, bersepeda, hingga senam. Bahkan, Gus Wijaya biasa bersepeda sejauh 40 kilometer setiap hari.

Menurut tokoh pariwisata yang juga dikenal sebagai pembina olahraga air dengan jabatan Ketua Persatuan Selancar Angin Indonesia (Perlasi) Provinsi Bali ini, ada misi khusus di balik aksi nekatnya bertualang naik motor keliling Asia di usia 68 tahun. Salah satunya, untuk mempromosikan Bali sebagai daerah tujuan wisata dan juga Indonesia.

“Indonesia adalah negara paling cantik di dunia, penduduknya baik dan ramah. Sebagai orang Bali, tentu saja saya berusaha melakukan apa yang bisa dilakukan demi kemajuan pariwisata,” papar Gus Wijaya kepada NusaBali sebelum memulai petualangannya, 3 bulan lalu. *k17

Komentar