nusabali

37 Salon Desa Megap-megap

  • www.nusabali.com-37-salon-desa-megap-megap

Dari 64 desa di Kabupaten Gianyar, 59 desa memiliki Salon Desa binaan TP (Tim Pembina PKK Kabupaten Gianyar.

GIANYAR, NusaBali

Dari jumlah itu, Salon Desa saat ini yang aktif hanya 22 unit dan 37 unit tak jelas kegiatannya alias megap-megap.  Kondisi itu terungkap saat Ketua Pokja II TP PKK Kabupaten Gianyar, Ny Bintari Suradnya melakukan evaluasi bersama tim ke empat Salon Desa, Senin, (5/8).

Empat Salon Desa dimaksud yakni Salon Desa  Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Desa Bresela, Kecamatan Payangan, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, dan Salon Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar.

Sebagaimana diketahui, Salon Desa diluncurkan sejak tahun 2015 oleh TP PKK Kabupaten Gianyar. Dari 64 desa di Kabupaten Gianyar hanya 59 desa membuat Salon Desa dengan bantuan Pemkab Gianyar. Sisanya, pihak desa tidak mengajukan permohonan bangtaun salon desa. Alasannya, antara lain, ketidaktersediaan tempat dan tenaga pengelola. Beberapa Salon Desa yang bagus telah mampu menyumbang pendapatan kepada desa bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), maupun dikelola secara mandiri.

Namun demikian, di tengah keberhasilan beberapa Salon Desa melanjutkan program Pemkab Gianyar, terutama untuk pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga, puluhan Salon Desa terkesan masih setengah jalan atau kurang aktif.

“Atas arahan Ketua TP PKK Kabupaten Gianyar, Selasa ini (kemarin,Red), kami melakukan evaluasi Salon Desa. Untuk yang kurang aktif, kami motivasi untuk bisa lebih diaktifkan lagi,” terang Ketua Pokja II TP PKK Kabupaten Gianyar, Ny Bintari Suradnya.

Hal senada diungkapkan Ketua TP PKK Kabupaten Gianyar Ny Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra. Menurutnya, evaluasi dilakukan untuk mendata salon-salon desa yang ada sekaligus mencari tahu kendala-kendala yang dihadapi. Kepada 22 Salon Desa yang sudah aktif akan diberikan pelatihan ke tahap berikutnya. Dengan itu, Salon Desa ini memiliki uji kompetensi sehingga siap untuk bersaing sehat dengan salon-salon lainnya. Begitu pula terhadap beberapa Salon Desa yang belum dikelola dengan baik, akan tetap diberikan pembinaan serta motivasi agar bisa lebih aktif lagi. Upaya lain juga akan dilakukan melalui koordinasi secara intensif dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Gianyar.

“Saya harap Salon Desa yang lain juga mau terus berusaha. Karena salon ini sudah menjadi kebutuhan bagi kalangan ibu-ibu, terutama saat ada upacara keagamaan. Saya optimis ini akan maju asal pengelolaan dan keterampilannya bagus,” kata Surya Adnyani Mahayastra.

Dikatakan, saat ini kaum perempuan sangat tertarik dengan dunia tata rias. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti pelatihan-pelatihan kecantikan. “Jika memulai sesuatu perlu kesabaran dan butuh proses, lakukan dengan sungguh-sungguh niscaya hasilnya pun baik,” imbuhnya.

Ni Wayan Subekti, pengelola Salon Desa Bresela, mengatakan pengelolaan Salon Desa Bresela telah dilakukan secara profesional di bawah naungan BUMDes. *nvi

Komentar