nusabali

Prostitusi Berkedok Warung Kopi Digaruk Tim Gabungan

  • www.nusabali.com-prostitusi-berkedok-warung-kopi-digaruk-tim-gabungan

Praktik prostitusi berkedok warung kopi di wilayah Kecamatan/Kabupaten Buleleng digaruk Tim Gabungan Kecamatan Buleleng, Polsek Kota Singaraja dan Koramil 1609-01/Buleleng, Minggu (4/8) pagi.

SINGARAJA, NusaBali

Seorang wanita akhirnya diamankan setelah mengakui usai melayani pria hidung belangnya yang berhasil kabur dari pintu belakang warung. Penertiban penduduk dan inspeksi mendadak Tim Gabungan menangani penyakit masyarakat itu dipimpin langsung Camat Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara didampingi Kapolsek Kota Singaraja, AKP I Gusti Ngurah Yudistira dan Danramil 1609-01/Buleleng, Kapten Rifa’i. Sidak menyasar dua warung kopi yang berlokasi ruas jalan nasional Singaraja-Seririt, wilayah Desa Anturan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Dari hasil penggrebekan di warung kopi milik KSP (30) warga Desa Panji Anom Kecamatan Sukasada, petugas menemukan seorang wanita pelayan hidung belang di dalam warung. Di sebuah bilik petugas pun menemukan bungkus alat kontrasepsi yang nampak baru habis digunakan. Perempuan berinisial ASS, 39, warga Jember, Jawa Timur itu akhirnya tak dapat mengelak saat petugas berencana akan melakukan pemeriksaan medis, setelah dirinya sempat berkelit dan tak mengaku.

Ia pun mengaku sempat melayani pria hidung belang sejam yang lalu dengan bayaran Rp 150 ribu. Camat Buleleng, Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan sidak yang juga melibatkan pemerintah desa dan adat Anturan dilakukan setelah adanya laporan dari masyarakat yang merasa curiga warung kopi itu dijadikan tempat maksiat.

“Dari indikasi dan pengecekan di lokasi memang ada pengakuan dengan apa yang kita temukan. Perekel bersepakat memproses dari sisi warug tersebut supaya tidak dibuka kembali dan dibersihkan dari praktik asusila,” jelas Dody. Sedangkan untuk seorang wanita yang diamankan diberikan pembinaan.

Perbekel Desa Anturan, I Made Budiarsana mengaku sudah pernah memanggil pemilik warung, tetapi dirinya menduga pemiliknya bukan yang dulu dipanggilnya, melainkan orang lain. Pihaknya pun mengaku jengah dengan aksi orang luar yang merusak nama desanya.  “Ini nampaknya barang baru, tidak tinggal di Anturan. Kita tegas saja, kalau terbukti dipakai esek-esk kami akan memanggil yang punya warung dan yang punya tanah, nanti biar dibongkar saja, biar tidak mencemarkan desa, saya malu, apalagi orang dari luar,” ujar Budiarsana gerah.

Selain menyasar warung plus-plus yang berada tepat di sebelah barat jembatan Anturan, Tim Gabungan juga menyasar satu warung serupa yang berada dipinggir jalan berbatasan dengan Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Namun di tempat itu tidak ditemukan adanya praktik prostitusi. *k23

Komentar