nusabali

Pola Berpikir Kritis Anak Indonesia Dinilai Masih Rendah

  • www.nusabali.com-pola-berpikir-kritis-anak-indonesia-dinilai-masih-rendah

Seminar Internasional di Undiksha

SINGARAJA, NusaBali

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Yohana  Yambise, Senin (5/8) kemarin, mengisi seminar internasional di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. Dalam pemaparannya mengungkap cara berpikir kritis dan menganalisa anak-anak Indonesia masih sangat jauh di bawah dibandingkan anak-anak negara lain. Pihaknya pun berharap ada pembenahan pola pendidikan untuk mengimbangi hal tersebut.

Yohana yang ditemui usai memberikan pemaparan dalam Global Conference on Teaching Assessment dan Learning in Education yang juga dirangkaikan dnegan International Confrence Woman in Tesol di Undiksha, mengatakan keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari prestasi matematika atau science yang diraih anak didik. Tetapi yang lebih terpenting adalah kegiatan literasi yang secara tak langsung merangsang anak lebih berpikir kritis dan mengalisis sebuah permasalahan.

“Anak-anak Indonesia banyak yang lolos di olimpiade matematika, science tetapi saat dites Vitsar, Indonesia masih di skor bawah, karena selama ini mereka hanya mempelajari konten base, saat diserang dengan pertanyaan ‘why’ dan ‘how’ ini yang masih sangat kurang,” jelas Yohana.

Pihaknya juga menyoroti penggunakan HP dalam media pembelajaran bagi anak-anak dalam mengerjakan PR nya di rumah. Sikap kritis dan menganalisa mereka akan semakin terpendam saat guru menugaskan mengerjakan PR dengan mengunduh-mengunduh materi dan menjawab prtanyaan dengan hasil browsing  di internet. “Ini hanya membuat mereka menyontek pikiran orang lain tidak membuat mereka berpikir kritis. Sehingga guru perlu memberikan pendekatan literasi, membaca dan menjelaskan kembalid engan kata-katanya dengan proses analisa dan evaluasi sendiri, ” jelas dia.

Sementara itu Rektor Undiksha Prof Dr I Nyoman Jampel MPd, mengatakan dari fakta yang dibeberkan Menteri Yohana, pihaknya tak memungkiri jika anak-anak di jenjang pendidikan baru sebatas mengetahui, memahami dan mengaplikasikan. Sedangkan tiga tingkatan di atasnya dari total enam tingkatan dari berpikir tingkat tinggi yang meliputi membandingkan, mengevaluasi dan merekonstruksi belum dijangkau.

Sejauh ini sebagai lembaga penyenggara pendidikan Undiksha terus berbenah dengan penyesuaian kurikulum untuk mendekati tiga tingkat yang belum tercapai. Sedangkan dari pelaksanakan seminar internasional juga disebutnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan publikasi internasional Undiksha untuk dapat bersaing di ASEAN.  Jampel pun berharap dengan seminar internasional ini dapat melahirkan jurnal-jurnal internasional dari dosen dan mahasiswanya. *k23

Komentar