nusabali

Raih Hadiah Rp 1 M, Sebagian Dipuniakan ke Banjar

  • www.nusabali.com-raih-hadiah-rp-1-m-sebagian-dipuniakan-ke-banjar

I Nyoman Hendrawan, Pemenang Lomba Hanging Garden IFC

GIANYAR, BusaBali

Berkat keuletannya menata tanaman di areal rumah, peternak babi yang juga agen Koran, I Nyoman Hendrawan asal Banjar Jaang, Desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar, tertimpa rejeki. Suami dari Ni Made Reni ini sabet uang tunai Rp 1 miliar setelah ditetapkan sebagai juara I  Lomba Hanging Garden International Flower Competition 2019.

Hadiah itu sebagian disumbangkan untuk peturunan krama banjar setempat selama lima bulan ke depan. “Pajak hadiah ini 25 persen, lalu sebagian saya donasikan ke banjar. Setiap KK dapat, meskipun tidak banyak. Untuk biaya peturunan selama lima bulan,” jelas ayah dua anak ini, Senin (5/8).

Taman bunga yang diikutsertakan dalam kompetisi ini hanya di area depan rumahnya sepanjang 10 meter. Namun, puluhan tahun sebelum ikut kompetisi, Nyoman Hendrawan memang hobi berkebun. Ada sekitar 15 pohon palem merah dalam rumahnya yang telah dipelihara sejak 25 tahun silam. Tanaman lain ditata sedemikian rupa. Dia juga membuat sekitar 15 kungkungan (sarang lebah madu) di sekitar taman. “Sudah panen beberapa kali. Kungkungan ini saya buat sendiri. Kungkungan ini juga menjadi nilai tambah saat penilaian, karena menyatu dengan taman bunga,” jelasnya. Di sepanjang jalan Banjar Jaang, dia juga menanam pohon sikat botol. “Jika dihitung jumlahnya ada sekitar 30 pohon berjejer di sepanjang jalan. Pohon sikat botol ini bagus untuk perindang, karena akarnya tidak mengganggu tanah atau beton. Nyaris tidak ada sampah daun, bunganya juga merah menarik hati,” jelasnya.

Dalam menata taman bunga ini, Hendrawan dibantu kakak kandungnya, I Wayan Suardana. Sementara dirinya, kerap pulang-pergi Denpasar - Gianyar untuk menyelesaikan pekerjaan lain. Tanaman terbanyak memenuhi rumahnya adalah bunga pacar air. “Tanaman ini berbunga setiap saat, jadi nilai tambah juga untuk ukuran taman bunga,” jelasnya. Ada juga 80 bunga anggrek yang menghiasi kebun.

Kata dia, memelihara bunga atau pun tumbuhan harus dengan rasa cinta. Mengetahui karakter tanaman, rajin disiram dengan air, maka secara otomatis tanaman juga akan tumbuh dengan baik. Hendrawan mengkui dalam lomba itu dia bersaing dengan 185 peserta lainnya dari seluruh Bali. “Saya suka berkebun bunga sejak 24 tahun lalu. Apa lagi ada lomba berhadiah yang bukan main jumlahnya, menjadi penyemangat. Sama seperti orang lain, saya sangat senang sekali mendapat hadiah ini,” paparnya.

Hendrawan mengaku dari total hadiah yang diterima Rp 1 miliar, dikenakan pajak 25 persen. Sisanya dia donasikan ratusan juta untuk membayar iuran seluruh anggota banjarnya selama lima bulan. Selain itu, dia donasi juga kepada sembilan finalis di bawahnya, dan donasi untuk membuat taman di sepanjang banjarnya.

“Kalau iuran di banjar itu saya donasikan melalui LPD di desa, karena setiap bulan itu kan ada iuran. Jadi selama lima bulan saya yang bayar peturunan anggota banjar semuanya,’’ ujarnya.

Jelas dia, dana itu juga untuk biaya menata kebun di banjar. ‘’Rejeki ini juga saya harus pergunakan sebagai memupuk kebersamaan. Kami ingin  agar wilayah banjar tertata, kemudian desa, kecamatan,” terangnya.

Owner Hanging Gardens Mr Nir Peretz menjelaskan lomba itu bertujuan untuk membantu pemerintah memperbaiki lingkungan. Hal tersebut juga diakuinya sebagai memotivasi bagaimana masyarakat agar mau peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Karena ketika sudah indah, maka wisatawan akan lebih tertarik lagi datang ke Bali. Lomba ini di luar dugaan karena rencana peserta maksimal 20 orang, namun yang ikut 185 orang. Tahun 2020 mendatang, pihaknya akan menggelar lomba serupa dengan hadiah yang lebih besar. “Akan ada 3 kategori, antar sekolah, antar rumah/keluarga dan antar provinsi. Rencananya se Nasional,” jelasnya. *nvi

Komentar