nusabali

Muncul Saat Hari Keramat, Selalu di Kolam Utara Dekat Bale Gili

  • www.nusabali.com-muncul-saat-hari-keramat-selalu-di-kolam-utara-dekat-bale-gili

Di bale gili ada bekas kamar mantan Raja Karangasem AAAA Ktut Karangasem. Kamar tersebut kini acapkali dijadikan tempat semedi oleh penekun spriritual.

Bangau ‘Gaib’ Muncul di Objek Taman Sukasada Ujung Karangasem  


AMLAPURA, NusaBali
Seekor bangau ukuran raksasa acapkali muncul di Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, di Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan/Kabupaten Karangasem terutama saat hari keramat, seperti saat Purnama, Tilem atau Kajeng Kliwon. Setiap kali muncul di Objek Wisata Taman Sukasada Ujung, bangau itu selalu berdiri di pinggir kolam bagian utara, atau di pinggir kolam tepi bangunan bale gili. Di bale gili itulah terdapat bekas kamar tidur Raja Karangasem Anak Agung Agung Anglurah Ktut Karangasem.

Bangau yang diyakini gaib tersebut berbulu putih, paruh kuning, kaki hitam, dengan leher cukup panjang dengan tinggi sekitar 120 cm. Terakhir, bangau tersebut muncul di Objek Taman Ujung saat Purnama Kasa pada Anggara Paing Sungsang, Selasa (16/7). Munculnya di utara bale gili, atau pinggir kolam. Bangau itu hanya terbang rendah sekitar bale gili.

“Kemunculannya memang setiap hari keramat. Tetapi lamanya ‘tinggal’ di sini tidak menentu, bisa lama bisa hanya beberapa hari,” ujar Kepala Badan Pengelola Objek Wisata Taman Sukasada Ujung Ida Made Alit saat ditemui di Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Sabtu (3/8).

Dijelaskannya, bangau tersebut tingginya tiga kali bangau biasa, begitu juga besar badannya. Kedua kakinya cukup panjang, dua kali kaki bangau biasanya, panjang kakinya sekitar 30 cm.

Bangau itu selama ada di Objek Wisata Taman Sukasada Ujung hanya terlihat di pinggir kolam bagian utara, atau di pinggir kolam tepi bangunan bale gili. Sebab di lokasi itulah, terutama di bekas kamar mantan Raja Karangasem Anak Agung Agung Anglurah Ktut Karangasem, auranya lebih mistis dibanding areal lainnya. Bahkan belakangan kamar bekas tempat tidur Raja Karangasem tersebut dimanfaatkan sejumlah penekun spiritual untuk semedi.

“Saya tidak tahu dari arah mana datangnya bangau itu. Terkadang cukup lama terlihat di Taman Sukasada Ujung. Saya juga tidak tahu keberadaan bangau tersebut saat malam hari,” tutur Ida Made Alit.

Menurut Ida Made Alit, sudah menjadi rahasia umum, Objek Taman Sukasada Ujung dikenal memiliki aura mistis yang sangat kuat. Mulai dari suara-suara misteri terdengar di setiap malam Kajeng Kliwon, sering ada suara menangis di bawah pohon belimbing buluh di utara kolam, juga suara seekor babi. Sedangkan di bawah pohon beringin di timur kantor, sering muncul anak-anak kecil bermain-main. Namun semuanya sulit diabadikan.

Satu-satunya keanehan yang bisa diabadikan dengan kamera hanyalah kemunculan bangau gaib tersebut.

“Bangau itu bisa difoto, tetapi tidak bisa diajak selfie. Begitu didekati, jarak satu meter langsung terbang rendah pindah ke tempat sekitar taman. Kelihatannya jinak, tetapi sulit ditangkap, mirip burung merpati,” lanjut Ida Made Alit.

Menurut Ida Made Alit, bangau yang datang saat hari keramat hanya satu ekor, tidak pernah lebih. Suatu kali, bangau dimaksud t datang dan tidak bisa terbang. Melihat gelagat tersebut, pihak pengelola Objek Taman Sukasada Ujung mengira bangau dimaksud sakit, kemudian diberi obat. Setelah sembuh, bangau tersebut bisa terbang lagi, kemudian langsung pergi.

“Kegaiban lainnya yang bisa disaksikan, di kolam V ukuran 50 meter x 8 meter, muncul seekor be julit (ikan licin mirip belut) putih. Tetapi sangat jarang kemunculannya, kecuali hari baik,” tuturnya.

Objek tersebut sebenarnya terdiri dari tiga gapura, lima kolam, empat bale, tiga kanopi, dan dihiasi bangunan terasiring.

Gapura pertama atau gerbang pertama, dengan dua pilar beton, yang terhubung dua plengkung besi disambung sebuah portal kayu yang dan tersambung dengan pagar keliling penuh jeruji berbentuk bunga-bunga.

Sedangkan gapura II, juga bentuknya sama gapura I dengan ciri khas menggunakan arsitektur Bali. Begitu juga gapura III, dibangun dengan arsitektur Bali berfungsi sebagai gerbang ceremony.

Sedangkan bale kapal berukuran 5 meter x 5 meter, dengan ciri khas 12 tiang penyangga puncaknya berbentuk mahkota raja. Juga ada bale bundar bentuknya bundar mirip bale bengong dengan arsitektur Eropa, dibangun sebagai tempat sakral yakni tempat manakala sang raja melakukan yoga.

Sedangkan bale lunjuk dibangun dengan lima anak tangga melingkar, sedangkan tangga turun ke arah timur dari bale itu mesti menuruni 107 anak tangga. Sebab bale itu berada di ketinggian, tempat memantau seluruh bangunan yang ada di bawahnya.

Bale warak yang dibangun di atas 3 anak tangga, sebagai tempat upacara nyegara gunung bagi keluarga Raja Karangasem.

Selebihnya berupa bangunan kolam ukuran 120 meter x 87 meter, yang di tengah kolam ada bale gili. Kolam II dengan ukuran 105 meter x 93 meter, di tengah kolam dibangun bale kambang tempat menjamu para tamu raja. Untuk kolam II ukuran 65 meter x 26 meter, merupakan kolam pertama yang dibangun Raja Karangasem, disebut Kolam Dirah. Ini diyakini merupakan kolam magis, tempat mengeksekusi orang-orang yang divonis bersalah, dicemplungkan ke kolam itu.

Kolam IV ukuran 260 meter x 125 meter, di utara bale warak, yang sumber airnya berasal dari kolam V. Kolam V ukurannya 50 meter x 8 meter, dibangun khusus untuk kolam suci, untuk matirta yatra.

Selebihnya Objek Wisata Taman Sukasada Ujung dilengkapi kanopi I, II, dan III.  Sebagaimana diberitakan, Anak Agung Agung Anglurah Ktut Karangasem yang sebelumnya bernama I Gusti Bagus Jelantik dinobatkan jadi Raja Karangasem XVI, memerintah pada 1908–1941, tepatnya mabiseka pada 28 Desember 1908, menggantikan Raja Karangasem XV I Gusti Gde Jelantik.

Raja Karangasem ini dikenal sebagai seniman, terutama bidang undagi (ahli bangunan). Selama kepemimpinannya, dia mendirikan Taman Sukasada Ujung tahun 1919, rampung tahun 1921, diresmikan pada 6 Agustus 1937. Lokasinya di Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem. Juga mendirikan Objek Wisata Tirta Gangga di Banjar Tanah Lengis, Desa Ababi, Kecamatan Abang. *k16

Komentar