nusabali

Cabe Picu Inflasi Denpasar dan Singaraja

  • www.nusabali.com-cabe-picu-inflasi-denpasar-dan-singaraja

Harga cabe rawit berimbas pada hitungan statistic ekonomi Bali.

DENPASAR, NusaBali

Hal tersebut menyusul inflasi yang terjadi pada Juli di Denpasar dan Singaraja. Pada Juli lalu, Denpasar mengalami inflasi 0,60 persen. Sedang Singaraja inflasi sebesar 1,03 persen.

Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho mengatakan Bali yang diwakili Denpasar dan Singaraja pada Juli lalu mencatat inflasi cukup tinggi.

“Itu 0,6 lebih dari setengah inflasinya nyata. Apalagi di Singaraja 1,03,” ujarnya. Di tingkat nasional juga terjadi inflasi, namun lebih rendah dari inflasi terjadi Bali.

Kondisi tersebut menurut Adi, karena ada situasi yang sedikit berbeda dengan nasional, yakni berlangsungnya perayaan  Hari Raya Galungan, lanjut Kuningan. Menyosong hari raya tersebut  ada beberapa peningkatan kebutuhan, sehingga mendorong kenaikan harga. Disamping karena beberapa komoditas yang terdorong harganya, juga mengalami kelangkaan secara nasional. “Seperti harga cabe merah dan cabe rawit,” ucap Adi Nugroho.

Dijelaskan, harga cabe rawit dan cabe merah,tidak hanya di Bali harganya naik, namun juga di wilayah lain. Di Bali, lanjutnya tekanan harga tersebut menjadi lebih tinggi, karena pada saat cabe rawit dan cabe merah langka, permintaan di Bali meningkat. “Sehingga pengaruhnya (inflasi) lebih kuat dibanding nasional,” ujarnya.

Selain cabe, komoditas yang memberi andil inflasi di Denpasar adalah tarif air minum, emas perhiasan,obat dengan resep, apel, jeruk, buku tulis bergaris, tarif pulsa telepon dan baju kaos berkerah. Sedang di Singaraja di antaranya, pisang, rokok kretek, filter, air minum, air PAM, makanan ringan , apel, batu, mie kering dan instan.

Secara nasional Denpasar berada pada urutan 13 dari 55 kota yang mengalami inflasi di Indonesia. Sedang Singaraja pada posisi 4 dari 55 kota yang alami inflasi. *k17

Komentar