Tanaman Hias Minimalis Jadi Alternatif

DENPASAR, NusaBali.com

Tak seperti kejayaan tanaman hias hidroponik dan tabulampot (tanaman buah dalam pot) beberapa tahun lalu, kini pembeli tanaman hias terasa kurang semarak. Kalaupun ada, biasanya memilih tanaman dengan harga ekonomis. “Sekarang pembeli maunya cari yang murah saja. Padahal harga tanaman sudah standar, tapi masih ditawar lagi,” kata Ipong, pedagang tanaman hias di kawasan Jalan Hayam Wuruk Denpasar, Selasa (30/7/2019).

Diakui oleh pria yang sudah berjualan tanaman lebih dari 10 tahun ini jika faktor harga turut andil dalam turunnya minat pada tanaman hias ini. “Sekarang sudah bukan zamannya lagi kalau pemiliknya bosan, lalu tanamannya diganti. Lebih baik membeli satu jenis tanaman outdoor yang perawatannya tidak sulit dan tahan cuaca panas, lalu kalau bosan, tinggal ganti tata letak saja,” ujar Ipong. 

Selain itu, konsep desain minimalis juga menjadi salah satu faktor. Kebanyakan konsep desain taman kini berfokus untuk menonjolkan kesan hijau nan menyegarkan di tengah kota yang sibuk. Kesan hijau ini pun dijelaskannya hanya perlu sedikit bantuan dari warna bunga lain, seperti bunga anggrek yang menampilkan kesan minimalis, namun anggun dan awet hingga berminggu-minggu.  

Kendati demikian, ada juga tanaman yang seolah merebut perhatian pecinta desain taman di tahun 2019. Trend tanaman hias baru-baru ini berfokus pada konsep estetik. Konsep ini mengaplikasikan tanaman rambat dan tanaman mini, terutama jika ditanam di pot gantung.  “Kesan uniknya keluar saat bagian tanaman menjulur keluar pot,” jelas pemilik toko bunga Ponk di kawasan Jalan Hayam Wuruk ini.  

Selain itu, tanaman yang mampu mengubah warna daunnya juga sedang menjadi trend dalam desain taman, seperti syzygium oleina alias si pucuk merah, misalnya. Warna hijaunya yang berpadu dengan merah minimalis seolah menjadi kelebihan two in one yang didapat dari satu tanaman.*yl