nusabali

Kabur dari Surabaya, Seorang Pria Diduga ODGJ Telantar di Gilimanuk

  • www.nusabali.com-kabur-dari-surabaya-seorang-pria-diduga-odgj-telantar-di-gilimanuk

Jajaran Satpol PP Jembrana mengamankan seorang pria yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), Farhan, 26, asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (27/7).

NEGARA, NusaBali

Pria diduga ODGJ itu ditemukan telantar di wilayah Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, setelah mengaku berusaha kabur dari rumah keluarganya di Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

Berdasar informasi, diamankannya pria diduga ODGJ itu berawal dari laporan anggota Satpol PP di Pos KTP Gilimanuk, Sabtu (27/7) sekitar pukul 09.00 Wita. Saat itu, petugas Satpol PP yang melakukan pemeriksaan identitas pria tersebut, merasakan gelagat aneh. Selain kesulitan diajak berkomunikasi, pria dewasa yang datang berjalan kaki seorang diri itu berkelakuan seperti anak-anak. Atas temuan tersebut, anggota Satpol PP di Pos KTP Gilimanuk melapor ke Markas Komando (Mako) Satpol PP Jembrana. Menindaklanjuti laporan tersebut, sejumlah anggota yang dipimpin Kasi Dalmas Bidang Tibumtranmas Satpol PP Jembrana Agung Heru Setiyawan, langsung mengamankan pria tersebut.

Heru ketika dikonfirmasi, Minggu (28/7), mengatakan saat ditemukan petugas di Pos KTP Gilimanuk, pria yang mengaku bernama Farhan asal Bima, NTB, itu tidak membawa identitas maupun perbekalan. Pria bersangkutan mengaku telah kehabisan bekal, setelah berusaha kabur dari rumah keluarganya di Surabaya, Jatim, hendak pulang ke rumahnya di Bima. Dalam perjalanan dari Surabaya ke Bima, dia mengaku telah menjual jaket dan mendapat uang Rp 50.000, yang hanya cukup digunakannya untuk menumpang bus sampai di Ketapang, Banyuwangi. Setelah turun di Ketapang, dia mengaku secara diam-diam menyeberang naik kapal hingga sampai di Gilimanuk. “Dia mengaku diajak paman di Surabaya untuk berobat. Tetapi katanya ingin pulang ke Bima, makanya kabur,” ujarnya.

Meski tampak mengalami gangguan kejiwaan, kata Heru, ketika ditanya nomor HP keluarganya, dia mengaku ingat dengan nomor HP ibunya di Bima. Ketika dihubungi, ibunya mengaku tidak bisa menjemput anaknya yang diketahui telah kabur dari rumah keluarganya yang di Subaraya tersebut. Ibunya kemudian menghubungi keluarganya yang ada di Surabaya, dan akhirnya keluarganya yang dari Surabaya itu datang menjemput ke Jembrana pada Sabtu malam sekitar pukul 23.00 Wita. “Yang jemput pamannya yang dari Surabaya. Diajak kembali ke Surabaya. Waktu dijemput pamannya, dia memang sempat bilang ingin pulang ke Bima, dan setelah kami bujuk, dia mau kembali ke Surabaya,” kata Heru. *ode

Komentar