nusabali

Diskoperindag Sidak SPBU Melaya

  • www.nusabali.com-diskoperindag-sidak-spbu-melaya

Ditemukan kekurangan takaran 0,100 mililiter (ml) pada salah satu mesin pengisian BBM premium di SBPU setempat.

NEGARA, NusaBali

Jajaran Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Jembrana, melakukan sidak (inspeksi mendadak) di SPBU 54.822.11, Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana, Jumat (26/7). Sidak menyangkut takaran mesin pengisian BBM premium di SPBU ini setelah muncul keluhan lewat media sosial dari salah satu konsumen yang merasa dirugikan ketika mengisi BBM premium di SPBU tersebut, Kamis (25/7).

Keluhan tersebut, tepatnya muncul dari postingan status akun Facebook (FB) bernama Aditya Putra. Dalam tulisan di akun pribadinya, dia menuliskan tentang kekesalannya terhadap pelayanan SPBU 54.822.11 di Melaya tersebut. Dia menceritakan, kejadian bermulai saat dirinya membeli BBM premium Rp 100.000 untuk mobil Avanza di SPBU tersebut. Setelah mengisi bensin tersebut, indikator BBM di mobil yang sebelumnya memang terisi 2 strip, diakui hanya naik 2 strip atau menjadi 4 strip. Padahal, menurutnya, ketika membeli bensin senilai Rp 100.000 untuk mobil Avanza di SPBU lain, biasanya naik sampai 6 strip.

Ketika mengetahui hal tersebut, dia pun mengaku sempat komplin ke kantor SPBU setempat untuk menanyakan apakah terjadi kerusakan pada mesin pengisian BBM. Didapat jawaban, tidak rusak dan pengecekan setiap hari oleh petugas dan Dinas Perdagangan Jembrana. Setelah mendapat jawaban tersebut, dia jadi kesal dan tersinggung. Karena ada perkataan salah satu petugas dengan mengatakan ‘tidak usah dihiraukan konsumen satu ini, yang lain aja tidak komplin’. Saat itu, dia menambahkan, salah satu petugas sudah ingin mengajak dirinya untuk mengecek apakah mesin rusak atau tidak, namun dihalangi petugas lain. “Memang konsumen yang lain tidak ada yang komplin. Mohon bantuan untuk menindak SPBU yang nakal dan merugikan konsumen, terimakasih,” ujar Aditya Putra, mengkahiri tulisannya dengan turut melampirkan foto struk pembelian BBM, foto indikator BBM di mobilnya, dan foto SPBU 54.822.11, dalam postingan di akun FB-nya yang tercatat dibuat pada Kamis (25/7) pukul 20.47 Wita tersebut.

Kadis Koperindag Jembrana I Komang Agus Adinata, saat dikonfirmasi Jumat kemarin, mengaku, sudah melihat keluhan yang cukup ramai di media sosial teresbut. Dia langsung memerintahkan jajaranya untuk sidak ke SPBU tersebut, Jumat pagi kemarin. Sesuai laporan yang diterimanya, dari pengecekan takaran mesin pengisian BBM dengan menggunakan bejana ukur isian 20 liter itu, ditemukan kekurangan takaran 0,100 mililiter (ml) pada salah satu mesin pengisian BBM premium di SBPU setempat. Jumlah kekurangan takaran, itu pun melebihi ambang batas kesalahan yang diizinkan (BKD), yakni maksimal 0,65 ml. “Kekurangannya melebih 0,35 mililiter dari ambang BKD,” ujarnya.

Meski demikian, dia mengaku tidak menemukan indikasi kecurangan yang disengaja atas temuan kekurangan takaran tersebut. Menurutnya, penyusutan atau kekurangan takaran pengisian BBM, itu memang bisa terjadi karena tingginya mobilitas penggunaan mesin pengisian BBM tersebut. Hanya saja, dia tetap meminta pihak managemen SPBU untuk menutup sementara salah satu mesin pengisian BBM premium tersebut, sebelum dilakukan tera ulang dari pihak Metrologi Legal. “Sementara kami tutup mesin pengisian BBM yang kurang itu. Bukan menutup SPBU. Nanti kami juga akan tunggu dari UPT (Unit Pelaksana Teknis) Metrologi Legal Singaraja untuk mengecek kembali, sekalian mengkalibrasi mesin pengisiannya itu,” ucap mantan Camat Negara ini.

Jika berkaca terhadap hasil pengukuran dengan bejana ukur tersebut, kata Agus Adinata, kekurangan takaran 0,100 ml tersebut, sebenarnya tidak begitu signifikan. Permasalahan yang dikeluhkan sesuai postingan Aditya Putra, dengan mengaku hanya mendapat kenaikan 2 strip dari biasanya sebanyak 6 strip ketika membeli BBM premium untuk mobil Avanza itu, bisa saja terjadi karena pelampung indikator kendaraan atau pun masalah teknis lainnya. “Yang jelas kami cek menggunakan bejana ukur, dan hasilnya yang memang ada kekurangan. Tetapi kurangnya tidak sampai literan,” jelasnya. *ode

Komentar