nusabali

Demokrat Ngaku Tak Terusik

  • www.nusabali.com-demokrat-ngaku-tak-terusik

Demokrat ingin parpol, tokoh dan masyarakat memberikan kesempatan fokus bagi pemerintahan sekarang, tak direcoki urusan-urusan politik.

Soal Wacana Koalisi Merah-Kuning, Golkar Belum Bersikap

DENPASAR, NusaBali
Isu Merah Kuning (PDI P-Golkar) yang digulirkan sejumlah elite Golkar yang tergabung dalam Institut Lembang 9 Provinsi Bali untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018 mendatang tidak membuat ‘Si Biru’ Partai Demokrat gentar. Demokrat menilai guliran Koalisi Merah-Kuning tidak akan memupus soliditas Koalisi Bali Mandara (KBM). Ketua DPD Demokrat Bali, I Made Mudarta, Sabtu (18/6) mengatakan Partai Demokrat tidak mau terkecoh dengan strategi lawan politik. Apalagi koalisi Merah-Kuning untuk Pilgub Bali 2018.

“Buat sementara kita lurus-lurus saja berpikir. Tidak mau terkecoh. Kita tidak keder. Karena jalinan Koalisi Bali Mandara di mana kita bergabung dengan Golkar sampai saat ini masih kuat,” ujar Mudarta. Mudarta menyebutkan Demokrat lebih fokus mengurusi keadaan masyarakat Bali yang sekarang sedang terhimpit dengan perekonomian yang lesu. Partai politik harusnya membantu masyarakat miskin ketimbang berbicara Pilgub Bali.

“Daya beli masyarakat melemah yang harus diurusi dulu,” ujar Mudarta. Kata dia Demokrat akan tetap konsisten dengan urusan masyarakat. Karena Pilgub 2018 juga masih jauh. “Jangan dulu mikirin Pilgub Bali. Belanda masih jauh itu,” kata politisi asal Desa Nusa Sari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana ini.  

Mudarta mengatakan hendaknya seluruh partai politik, tokoh dan masyarakat memberikan kesempatan fokus bagi pemerintahan sekarang. Tidak direcoki dengan urusan-urusan politik yang masih dua tahunan. “Kalau digoreng sejak sekarang malah justru membuat situasi memanas. Capek nanti urusannya kalau sudah politisasi begini,” tegas mantan Ketua OKK DPD Demokrat Bali 2006-2011 ini.

Soal Koalisi Merah-Kuning akan menjadi kenyataan, kata Mudarta itu sah-sah saja nanti. Karena semua partai punya pilihan menentukan arah perjuangan dan targetnya. “Semua partai punya opsi. Kita sesuaikan dengan aspirasi daerah menjelang Pilgub Bali nanti. Mungkin saja sudah ada komunikasi lintas tokoh partai, tetapi itu baru opsi-opsi bukan koalisi riil,” tegas Mudarta.

Sementara Ketua DPD Golkar Bali, I Ketut Sudikerta belum bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi melalui telepon Sabtu kemarin tidak dijawab. Sedangkan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya secara terpisah dihubungi mengatakan belum mendengar adanya wacana Koalisi Merah-Kuning itu.”Saya belum tahu. Belum dengar malahan,” tegas mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini.

Soal Koalisi Merah-Kuning untuk gabungkan kekuatan partai besar ini seperti di Pilkada Badung, sehingga membuat sukses besar kata Wijaya belum bisa dipastikan. “Bahkan saya tidak bisa komentar. Karena itu masih informasi awal. Belum berani saya komentari itu,” kilah mantan anggota DPR RI ini.

Koalisi Merah-Kuning bergulir di Institut Lembang 9 Propinsi Bali. Koalisi merah kuning ini disebut-sebut berkaca dari sukses Koalisi PDIP dan Golkar mengusung paket I Nyoman Giri Prasta dari PDIP dan I Ketut Suiasa yang kader Golkar dalam Pilkada Badung 2015 lalu. Jika PDIP dan Golkar benar-benar berkoalisi dalam Pilgub nanti, maka akan menjadi kekuatan besar. Berdasarkan hitung-hitungan jumlah kursi di DPRD Bali, kekuatan kedua parpol ini sebanyak 35 kursi dari 55 kursi dewan (63,63 persen), terdiri atas kursi PDIP sebanyak 24 (43,63 persen) dan Golkar 11 kursi (20,00 persen). 7 nat

Komentar