nusabali

Chinta-Meiska Duet di Single ‘Menjadi yang Terbaik’

  • www.nusabali.com-chinta-meiska-duet-di-single-menjadi-yang-terbaik

Penyanyi Cilik Chinta Rilis Mini Album ‘Bali Hebat’

DENPASAR, NusaBali

Apa jadinya jika suara anak-anak dipadukan dengan suara anak remaja? Pastinya akan sulit dan membutuhkan waktu cukup lama untuk memadukan suara mereka agar bisa terdengar indah di telinga. Meskipun hal itu sulit, namun Putu Charlies Chinta Cahyashivani, 9, dan jebolan The Voice Kids Indonesia (TVKI) Putu Meiska Adinda Putri, 16, berhasil membuktikan perpaduan suara mereka lewat duet di single ‘Menjadi yang Terbaik’. Lagu duet ini dilaunching berbarengan dengan mini album bertajuk ‘Bali Hebat’ di Warung PP Renon, Denpasar, Minggu (21/7) sore.

Setidaknya ada enam lagu dalam mini album ‘Bali Hebat’ tersebut. Selain lagu duet ‘Menjadi yang Terbaik’ yang dinyanyikan oleh Chinta dan Meiska, lima lagu lain seluruhnya dinyanyikan oleh Chinta. Kelima lagu tersebut antara lain ‘Bali Hebat’, ‘Reuni’, ‘Tresna Ibu’, ‘Rindu Kasih Sayang’ dan ‘Hari Ulang Tahun’. Seluruh lagu diciptakan langsung oleh ayah Chinta, I Putu Benny Cahyadi.

Ada sisi menarik mengapa Benny memasangkan Chinta berduet dengan Meiska. Benny yang melihat Chinta sejak berusia tiga tahun sudah memiliki bakat menyanyi, langsung dicarikan guru musik dan vokal agar olah vokalnya lebih matang. Berbagai prestasi diraih Chinta. Beberapa di antaranya juara 2 menyanyi lagu perjuangan di Tingkat TK pada tahun 2014 dan juara 3 menyanyi Tingkat SD se kota Denpasar tahun 2018, serta belasan piagam lainnya.

Sementara Benny terus mengasah bakat putrinya, tak sengaja dia mendengarkan suara Putu Meiska Adinda Putri atau yang biasa dipanggil Meiska saat menyanyi. Kala itu, Meiska ikut kompetisi menyanyi The Voice Kids Indonesia (TVKI) tahun 2018 dan mampu sampai ke babak 6 besar. Selain prestasi di TVKI, rupanya putri dari pasangan I Gede Suarjaya dan Ni Komang Mira Nurhayati ini juga punya segudang prestasi di ajang FLS2N tingkat kota Denpasar maupun provinsi Bali, baik menyanyi solo dan vokal grup.

Oleh Benny, terpikirlah untuk memadukan suara keduanya dalam satu single duet. “Ketika melihat Meiska di TVKI, saya tertarik. Jarang ada anak kecil berduet dengan remaja. Karakter suara yang tidak jauh berbeda ini saya yakin bisa dipadukan dalam duet,” ujar Benny.

Lagu ‘Menjadi yang Terbaik’, kata Benny, dibuat pada bulan Januari 2018, menceritakan perjalanan hidup nyata. Lagu ini mengandung pesan bahwa ketika kita menemukan jati diri atau tujuan hidup, maka kita bisa menjadi yang terbaik. “Menjadi yang terbaik yang dimaksud bukan dalam arti mengungguli orang lain, melainkan kita memaksimalkan seluruh potensi yang ada dalam diri kita. Dengan bergerak mengikuti kata hati, kita bisa bertumbuh dengan baik, dan bisa menjadi yang terbaik bagi diri kita sendiri,” jelas Benny.

Meiska sendiri mengaku juga baru pertama duet dengan anak kecil. Diakuinya tidak terlalu sulit berpadu suara dengan Chinta. “Compare suaranya, pecahan dan part lagunya kita bisa lakukan bareng-bareng. Kesannya senang banget bisa duet dengan Chinta. Astungkara bisa menyusul buat karya,” tutur Meiska.

Sementara itu, Chinta yang tahun ini menginjak kelas V SD, mengaku senang karena saat ini dia memiliki mini album yang bakal jadi motivasinya ke depan untuk berkarya lagi. Kedua orangtuanya, I Putu Benny Cahayadi dan Ni Putu Susilawati mendukung penuh bakatnya untuk berkembang menjadi lebih matang. “Senang banget, habis ini pengen dibuatin lagi (karya, red),” kata Chinta.

Pengorbanan Benny dan istri mendukung bakat sang anak dalam dunia tarik suara tidak setengah-setengah. Selain mencarikan guru olah vokal, Benny bahkan membangun studio musik sendiri untuk Chinta di rumahnya. Konon, ini adalah cara Benny untuk ‘balas dendam’ karena semasa kecil dia juga memiliki potensi, namun terhalang oleh keadaan. Karena itu, ‘balas dendam’ yang positif menurutnya adalah mendukung sang anak terus berkembang.

Disinggung mengenai target penjualan album, Benny mengaku sama sekali tidak kepikiran soal profit atau untung. Yang jelas, dia hanya ingin anaknya terus berkembang dengan bakat yang dimiliki, serta karya-karyanya bisa diterima oleh masyarakat. “Sejak awal saya tidak mikir untung-rugi. Kami cetak fisik ini supaya ada dokumentasi dan kenang-kenangan. Yang paling penting bisa diterima oleh masyarakat,” tandas Benny. *ind

Komentar