nusabali

Coki Sabet Perunggu Kejuaraan AKF World Karate 2019

  • www.nusabali.com-coki-sabet-perunggu-kejuaraan-akf-world-karate-2019

Cokorda Istri Agung Sanistya Rani raih medali perunggu dalam Kejuaraan AKF World Karate 2019 di Tashkent, Uzbekistan setelah atasi karateka Filipina, Eso Soriano Mae, di babak referchange

Kembali Kesandung Karateka Iran yang Mengalahkannya di Asian Games 2018


DENPASAR, NusaBali
Karateka Pelatnas SEA Games 2019 kebanggan Bali, Cokorda Istri Agung Sanistya Rani alias Coki, 25, berhasil mempersembahkan medali perunggu dari Kumite Kelas -55 Kg Putri dalam Kejuaraan AKF World Karate di Tashkent, Uzbekistan, Sabtu (20/7). Ini modal penting bagi Coki dalam upayanya menambah poin untuk incar tiket ke Olimpiade 2020 di Jepang.

Dalam Kejuaraan AKF Woirld Karate di Uzbekistan ini, Coki kalah bersaing dengan Khaksar Travet (dari Iran) dan Rakhimova (asal Uzbekistan), yang masing-masing kebagian medali emas dan perak. Masalahnya, Coki terhenti di babak semifinal saat menghadapi musuh klasiknya dari Iran, Khaksar Travet.

Sebelum berhasil meraih perunggu, Coki paling awsal mengalahkan karateka Tajikistan, Karlikova Nasiba, dengan skor telak 9-1 di babak pertama. Kemudian, karateka peraih medali perunggu Asian Games 2018 ini mengalahkan andalan Vietnam, Le Thi Thu Thao, dengan skor 4-2 di babak kedua. Sementara di babak ketiga, Coki menundukkan karateka Jepang, Nakamura Shiori, dengan skor meyakinkan 6-0.

Sayang, dalam laga semifinal, Coki kalah tipis 5-6 dari karateka Iran, Khaksar Travat. Karateka Iran itu pula yang dulu mengalahkan Coki di babak semifinal Asian Games 2018. "Mereka saling kejar-kejaran skor. Tapi, Coki akhirnya kalah tipis 5-6 dari karateka Iran uang kemudian tampil sebagai juara Kumite Kelas -55 Kg itu," ungkap pelatih Coki di Bali, I Putu Deddy Mahardika, saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu (21/7).

Kalah di semifinal, Coki maju ke babak referchange untuk memperebutkan medali perunggu. Di babak ini, Coki berhasil mengalahkan karateka Filipina, Eso Soriano Mae, dengan skor 5-3.

Bagi Coki sendiri, raihan perunggu ini di bawah prestasinya dalam Kejuaraan AKF World Karate di Jordaina 2018 lalu. Kala itu, karateka kelahiran 31 Desember 1994 yang dibesarkan di Dojo Inkai Garing Kerti, Jembrana ini sukses sabet medali perak.

Meski demikian, Coki tetap bersyukur lantaran dia masih bisa mempersembahkan medali bagi Indonesia. "Walau prestasi saya menurun dari tahun lalu, bagi saya ini sudah cukup bagus. Saya bersyukur masih tetap berada di tiga besar AKF tahun ini," tutur Coki saat dihubungi NusaBali terpisah, tadi malam.

Coki mengakui saat perebutan medali perunggu melawan karateka Filipina, Eso Soriano Mae, dirinya sejak awal yakin menang. Sebab, dia sudah sering mengalahkan Eso. “Saya sudah sering bertemu Eso dan dan selalu menang. Kemarin saya ketemu dia lagi dan menang dengan skor 5-3," jelas anak sulung dari 4 bersaudara pasangan Cokorda Gede Purnomosidhi dan Cokorda Istri Agung Surat Mirah ini.

Coki sendiri awalnya ditargetkan PB Forki bisa sabet medali emas dalam Kejuaraan AKF World Karate di Uzbekistan ini. Pasalnya, kejuaraan ini sebagai ajang mencari poin untuk tiket ke Olimpiade 2020 di Jepang. Meski cuma raih perunggu, Coki tetap dapat poin kualifikasi Olimpiade 2020.

Sementara itu, Sekretaris Umum Pengprov Forki Bali, Ardy Ganggas, mengakui sebelum berangkat ke Uzbekistan, Coki dibebani target meraih medali emas. Sayangnya, hanya terealisasi medali perunggu. Namun, kata Ardy Ganggas, ini pencapaian prestasi yang sama dengan raihan perunggu di Asian Games 2018 lalu. Hasil ini memberikan keyakinan kepada PB Forki bahwa Coki bakal lolos ke Olimpiade 2020 di Jepang.

"Dengan sabet perunggu di Uzbekistan, memberikan tambahan poin yang cukup besar untuk peringkat Coki. Harapan PB Forki memang Coki tetap berada di 10 besar dunia dan terus bergerak naik ke posisi 5 besar menuju Olimpiade 2020," harap Ardy Ganggas yang notabene karateka peraih medali emas bagi kontingen Bali dari Kumite Kelas -60 Kg dalam PON XII 1989.

Cokorda Istri Agung Sanistya Rani sebelumnya menjadi satu-satunya karateka asal Bali yang dipercaya membela kontingen Indonesia pada Asian Games XVIII di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September 2018. Hebatnya, saat itu Coki sukses mempersembahkan medali perunggu bagi kontingen indonesia.

Kala itu, Coki berhak atas medali perunggu setelah kemarin sukses mengalahkan karateka China, Ding Jiamei, dengan skor tipis 1-0 dalam tarung perebutan posisi III-IV. Coki sendiri harus puas berebut medali perunggu, setelah di babak semifinal diungguli andalan Iran, Tharavat Khaksar. Medali emas Kumite Kelas -55 Kg Putri akhirnya disabet karateka Taiwan, Tzuyun Wen, setelah di final mengalahkan Tharavat Khaksar. *k22,dek

Komentar