nusabali

9 Korban Keracunan Masih dalam Perawatan

  • www.nusabali.com-9-korban-keracunan-masih-dalam-perawatan

Sembilan (9) dari puluhan warga Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana korban keracunan nasi campur saat mengikuti kegiatan Pekan Olahraga Kecamatan (Porcam) Mendoyo, masih dirawat inap di Puskesmas I Mendoyo, Minggu (21/7).

NEGARA, NusaBali

Mereka yang terdiri dari atlet dan suporter ini sudah dirawat di Pus-kesmas I Mendoyo, sejak Jumat (19/7) lalu. Dari 9 korban keracunan yang masih dirawat di Puskesmas I Mendoyo ini, 2 orang tergolong anak-anak, yakni Gusti Ngurah Kade Surya, 8, dan I Gusti Ngurah Radit, 12. Sedangkan 7 orang lainnya masing-masing Sang Ayu Putu Artini, 61, I Gusti Putu Sudarma, 43, Made Dastri, 48, Ni Kade Astini, 37, I Gusti Komang Sukadana, 37, Ni Putu Watini, 37, dan Gusti Ayu Fanta Mahayuni, 24.

Mereka ini terlibat aktif sebagai suporter dan atlet dalam Porcam Mendoyo yang digelar di Lapangan Pergung, Desa Pergung, 14-16 Juli 2019. Selama 3 hari pelaksanaan Porcam, mereka santap nasi bungkus yang disediakan pihak desa.

Ada juga pasien yang diektahui hanya menyantap nasi campur di hari terakhir Porcam, Selasa (16/7). Nasi campur yang mereka santap di hari terakhir itu berisi lauk ayam sisit, tempe, tahu, saur, kacang, telor, dan sambal. Nasi campur dibeli pihak Desa Mendoyo Dauh Tukad di salah warung di desanya yang selama ini sudah jadi langganan.

“Saya cuma makan nasi campur di hari terakhir. Kemungkinan memang nasi campur itu yang membuat kami sakit perut. Karena teman yang sebelumnya ikut terus makan nasi bungus selama Porcam, justru baru merasakan sakit perut setelah makan nasi campur di hari terakhir,” ungkap salah satu korban keracunan asal Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Gusti Putu Sudarma, di Puskesmas I Mendoyo, Minggu kemarin.

Gusti Putu Sudarma yang bertindak sebagai Ofisial Tim Futsal Desa Mendoyo Dauh Tukad saat Porcam, mengaku sudah merasakan sakit perut usais antap nasi campur, lalu langsung diare keesokan harinya, Rabu (17/7). Karena merasa semakin lemas, dia pun sempat memanggil dokter ke rumahnya dan diberikan sejumlah obat.

Namun, kondisi Sudarma malah semakin drop, sehingga akhirnya dibawa keluarganya ke Puskesmas I Mendoyo, Jumat, setelah dijemput langsung petugas Puskesmas. "Saya awalnya mengira sakit perut biasa. Saya juga baru tahu kalau ternyata yang ikut-ikut makan saat Porcam, hampir semuanya sakit perut," kenang Sudarma.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr Putu Suasta, mengatakan jajarannya sudah langsung turun melakukan surveliance, Jumat lalu. Dinas Kesehatan juga aksi ‘jemput bola’ dengan menjemput para korban keracunan yang semula enggan mendatangi fasilitas kesehatan.

Menurut dr Suasta, total ada 37 korban keracunan, di mana salah satunya meninggal dunia, yakni Ni Putu Suardini Asih, 35. Korban meregang nyawa di rumahnya kawasan Banjar Ngoneng, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kamis (18/7) malam pukul 21.00 Wita, tanpa sempat dibawa ke rumah sakit atau Puskesmas.

Dari 37 korban keracunan, termasuk di antaranya Sekretaris Desa (Sek-des) Mendoyo Dauh Tukad, Gusti Ayu Komang Biantari. Sekdes Mendoyo Dauh Tukad ini baru dilarikan ke RSUD Negara bersama 4 korban lainnya, Jumat siang, setelah dirujuk dari Puskesmas I Mendoyo. Namun, Biantari sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit.

Selain mendata para korban, petugas Dinas Kesehatan juga ambil sam-pel bahan makanan yang diduga jadi sumber keracunan massal itu untuk diuji laboratorium. "Hasil uji laboratorium bisa sampai dua minggu baru turun. Kita belum tahu makanan apa yang menyebabkan gejala keracunan ini. Tapi, kami sudah mengani para korban. Yang masih diawat inap, kemungkinan mulai besok (hari ini) sudah boleh pulang," tandas dr Suasta. *ode

Komentar