nusabali

Tokoh-tokoh Jembrana di Rantau Bentuk Forhana

  • www.nusabali.com-tokoh-tokoh-jembrana-di-rantau-bentuk-forhana

Tokoh-tokoh asal Kabupaten Jembrana yang sukses merantau di Bali, mendeklarasikan Forum Pemerhati Jembrana (Forhana), di Denpasar, Sabtu (20/7).

NEGARA, NusaBali

Dalam Forhana ini tergabung sejumlah tokoh cendekiawan, intelektual, dan pengusaha, termasuk salah satunya Gde Wiratha, yang merupakan pengusaha sukses dalam bidang pariwisata di Bali.

Gde Wiratha saat dikonfirmasi NusaBali, Sabtu kemarin, mengatakan Forhana yang diisi para tokoh dan ‘dedengkot’ asal Jembrana, merupakan wadah sesama orang Jembrana, yang ingin Jembrana menjadi lebih maju. Dia bersama sejumlah tokoh Gumi Makepung yang lama berkiprah di luar Jembrana, merasa prihatin dengan ketertinggalan tanah kelahirannya. “Ya kami orang-orang Jembrana yang ikut bertanggung jawab terhadap kondisi Jembrana sekarang dan Jembrana ke depan. Kami sepakat membentuk wadah, bagaimana pengembangan Jembrana di era Bali baru,” ujar  pengusaha asal Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, ini.

Gde Wiratha yang menduduki posisi Wakil Ketua Dewan Penasihat Forhana, menyatakan secara pribadi memang sangat prihatin dengan kondisi Jembrana yang masih tertinggal dibanding kabupaten lain di Bali. Kehadiran Forhana diharapkan bisa lebih mendorong pemerintah pusat, provinsi maupun Pemerintah Kabupaten Jembrana, untuk lebih memperhatikan Jembrana. “Tapi saya sebatas dari swasta, memberikan masukan. Kalau urusan pariwisata, ayo kita duduk. Banyak hal yang bisa dibuat Jembrana, agar bisa terangkat ke permukaan. Banyak ada profesor, doktor, ada pengusaha-pengusaha sukses dari Jembrana. Kenapa tidak mau menyumbangkan ide, pikiran,” ujar pria yang tinggal di Kuta, Kabupaten Badung, ini.

Nantinya, sambung Gde Wiratha, apa yang menjadi ide dari Forhana yang terlahir atas keprihatinan terhadap ketertinggalan Jembrana, diharapkan benar-benar didengar pemerintah. “Mudah-mudahan Ida Bhatara Ledang memberikan pikiran yang sama. Kalau melihat Jembrana, sangat banyak potensi wisata. Ada Gilimanuk, ada pantai-pantai, ada Pura Dang Kahyangan. Nah, untuk memunculkan itu, tentu yang paling berperan adalah pemerintah. Bagaimana memunculkan daya tarik Jembrana. Banyak yang bisa dibuat di Jembrana, dan Jembrana tentunya juga harus menata diri,” ungkapnya.

Penataan untuk memajukan Jembrana, menurut Gde Wiratha, tentunya memang sangat berkaitan dengan komitmen pemerintah. Hal itu pun berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM), terutama pemimpin di pemerintahan, termasuk masyarakat sendiri.

Sementara Sekretaris Dewan Penasihat Forhana Ida Bagus Kade Perdana, yang dihubungi secara terpisah, Sabtu kemarin, mengatakan Forhana yang terbentuk atas inisiatif kalangan perantauan di luar Jembrana, hadir mendampingi, mendorong pembangunan, dan mengkritisi kebijakan pemerintah. Forhana yang merupakan komunitas non partisan ini memiliki roh untuk kemajuan Jembrana, dan mengestafetkan kemampuan untuk generasi berikut. “Yang tergabung ada para cendekiawan, pengusaha, dan ada pakar-pakar intelektual. Kita hadir sebagai agen pembangunan,” ujar IB Perdana yang juga Wakil Ketua Umum Bidang Moneter dan Fiskal Kadin Bali.

Sebelum meresmikan Forhana, sambung IB Perdana, beberapa waktu lalu Forhana juga sempat beraudiensi ke Gubernur Bali Wayan Koster, untuk mendesak pembangunan jalan di Jembrana. Saat itu Gubernur Koster menyampaikan, sudah memiliki rencana untuk mempermudah akses ke Jembrana.

“Ya kita tunggu saja. Saya juga bilang, pariwisata di Bali bukan pariwisata Bali, tetapi pariwisata Basar (Badung dan Denpasar, Red). Dampak ekonomi tidak nyampai ke Jembrana. Ada event-event internasional seperti IMF, yang dibangun hanya Basar (Badung dan Denpasar). Kita ingin pemerataan,” ucapnya.

Nantinya, kata IB Perdana, Forhana juga menjadwalkan audiensi dengan Bupati Jembrana I Putu Artha. Apa yang menjadi ide dan gagasan memajukan Jembrana dari orang-orang Jembrana, benar-benar diwujudkan. “Potensi sangat tinggi di Jembrana. Kalau tidak digarap, tidak menghasilkan. Kita ingin pemimpin jangan hanya di belakang meja. Seperti Presiden Jokowi, turun memantau langsung ke masyarakat. Jangan musuhi kalau kami mengkritisi. Malah untung kalau ada yang mengkritisi. Kalau pembangunan sudah bagus, ya pasti pemimpin punya nama,” ujarnya.

Meski terbentuk dari para warga rantauan di luar Jembrana, menurut IB Perdana, Forhana sangat terbuka bagi semua masyarakat Jembrana yang berkomitmen memajukan Jembrana. Dia pun berharap melalui Forhana ini semakin merangsang masyarakat untuk bersama-sama memajukan Jembrana. “Kami pastikan, ini independent. Non partisan. Tetapi kalau ada tokoh politik yang berkomitmen untuk membangun Jembrana, tetap bisa kita rangkul,” tandasnya. *ode

Komentar