nusabali

Jadi yang Pertama di Bali, Ujian Dilakukan di Uzbekistan

  • www.nusabali.com-jadi-yang-pertama-di-bali-ujian-dilakukan-di-uzbekistan

Dari Indonesia yang ikut ujian JA-AKF di Uzbekistan sebanyak 11 orang karateka senior. Yang dinyatakan lulus menyandang lisensi JA-AKF sebanyak sembilan karateka, termasuk dua dari Bali.

2 Karateka Bali Ukir Sejarah Raih Sertifikat A Wasit Asia  


AMLAPURA, NusaBali
Dua karateka Bali, I Nengah Sudana Wirawan dan Abdul Wahid, secara bersamaan mengukir sejarah, menjadi karateka pertama dinobatkan sebagai wasit (shunshin) berlisensi A wasit Asia. I Nengah Sudana Wirawan adalah karateka dari Karangasem sedangkan Abdul Wahid dari Badung, meraih gelar JA-AKF (Juri A-Asian Karate Federation) setelah lulus ujian di Uzbekistan pada 15–19 Juli 2019. Sebelumnya keduanya telah mengantongi sertifikat JB-AKF.

“Ini kebanggaan tersendiri buat karateka Bali, mudah-mudahan ke depan diikuti prestasi karateka Bali di tingkat nasional dan internasional,” ujar Nengah Sudana, yang juga Ketua Komite Wasit Forki Bali saat dihubungi di kediamannya Lingkungan Penaban, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, Sabtu (20/7).

Sebab, lanjut Nengah Sudana yang juga Ketua Pengurus Cabang Forki Karangasem, prestasi karateka tak lepas dari peran wasit. Karena wasit yang paling memahami ketentuan pertandingan di lapangan, terutama menyangkut larangan-larangan yang mesti dipatuhi karateka, dan hal-hal yang diperbolehkan. Karena apabila karateka melanggar taat tertib, pertandingan bisa didiskualifikasi.

Menurut Nengah Sudana, dari Indonesia yang ikut ujian JA-AKF di Uzbekistan sebanyak 11 orang karateka senior. Ternyata setelah melalui ujian ketat, baik teori maupun praktik, yang dinyatakan lulus menyandang lisensi JA-AKF sebanyak sembilan karateka, termasuk dua dari Bali.

Kesembilan karateka itu meraih sertifikat JA-AKF, dinobatkan dewan juri yang terdiri dari Dewan AKF Asia Masyur Alsultan, Ketua Dewan Juri  Maikel Huang, didukung anggotanya Takahashi dari Jepang, Salimi dari Iran, Thenapan dari Malaysia, Donald Kolopita dari Indonesia, Musreif dari Arab Saudi, Daskar dari India, dan Jasmin dari Makau.

Disebutkan, ujian terbagi dua agenda, ujian teori pada 15-16 Juli dan praktik pada 17-19 Juli. Ujian praktik dilakukan dengan langsung memimpin pertandingan karate tingkat Asia yang digelar di Uzbekistan. Pertandingan ini juga merupakan babak kualifikasi Olimpiade London 2020. Pertandingan yang dipimpin adalah nomor Kata (nomor seni) maupun Kumite (bertarung). Ujian praktik ini diawasi dewan juri.

“Lumayan melelahkan, tetapi berakhir menyenangkan. Kami tidak sia-sia datang dari jauh, pulang membawa lisensi JA-AKF,” tutur Nengah Sudana penyandang Dan IV dari KKI (Kushin Ryu M Karate Do Indonesia).

Syarat ikut ujian JA-AKF mesti mengantongi sertifikat JB-AKF. Sebelumnya Nengah Sudana meraih sertifikat JB-AKF di Hanoi-Vietnam tahun 2014. Sedangkan Abdul Wahid meraih JB-AKF di Malaysia tahun 2012.

Sementara itu, Abdul Wahid belum bisa dimintai komentar perihal kesuksesannya meraih sertifikat tersebut. Dihubungi melalui ponsel, tidak ada respons.

Sementara Ketua Umum FORKI Badung Ketut Golak sangat mengapresiasi prestasi yang dicapai Abdul Wahid dengah meraih gelar JA-AKF (juri A Asia Karate do Federation). Apalagi ini baru pertama kalinya untuk wasit Badung. “Tentu sangat bangga mempunyai wasit JA-AKF. Ini keberhasilan untuk wasit Bali, dan Badung khususnya, sudah mempunyai wasit yang profesional,” kata Ketut Golak.

Dia berharap wasit penyandang gelar JA-AKF mampu mendidik dan menjaring kader untuk menjadi wasit yang profesional juga. “Kalau Badung baru satu punya wasit JA-AKF. Harapannya untuk ke depan lebih banyak lagi wasit Badung meraih gelar JA-AKF,” ucap Ketut Golak. Dengan demikian akan tumbuh wasit-wasit profesional, yang mampu membawa nama Bali dan Badung di kancah internasional.

Sedangkan Sekretaris Umum FORKI Bali Ardy Ganggas mengapresiasi dan bangga atas pencapaian prestasi yang luar biasa atas suksesnya meningkat grade atas nama Nengah Sudana dan Abdul Wahid. Artinya dengan pola perjalanan pembinaan berkelanjutan dan sinergitas membuahkan hasil yang memuaskan.

“Semua ini berkat kerja sama dan kemauan keras dari semua pihak. Mudah-mudahan terus meningkat jumlah wasit Bali yang memili standar JA-AKF. Dengan demikian akan semakin mudah Bali nantinya jika menggelar kejuaraan internasional. Karena kwalitas wasit sudah meningkat. Kami harap prestasi atlet Bali pada ajang Pra PON pada November di Jakarta juga meningkat,” harap Ardy Ganggas. *k16, *dek

Komentar