nusabali

Ketua Koperasi Kabur, Uang Rp 22 Miliar Raib

  • www.nusabali.com-ketua-koperasi-kabur-uang-rp-22-miliar-raib

Kemarin, ratusan nasabah KSU Dana Asih unjukrasa untuk menuntut sang ketua koperasi, Made Jaya Antara, kembalikan duit mereka Rp 22 miliar

Kisruh di KSU Dana Asih Banjar Negari, Desa Singapadu Tengah


GIANYAR, NusaBali
Ratusan nasabah Koperasi Serba Usaha (KSU) Dana Asih di Banjar Negari, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Gianyar unjukrasa, Jumat (19/7). Mereka menuntut pengembalian dana nasabah mencapai Rp 21,8 miliar pasca tutupnya koperasi disertai kaburnya Ketua KSU Dana Asih, I Made Jaya Antara, Maret 2019 lalu.

Aksi unjukrasa di Kantor KSU Dana Asih, yang notabene merupakan rumah sang ketua Koperasi, Jumat kemarin, berlangsung selama hampir 1 jam sejak pagi pukul 09.30 Wita hingga 10.15 Wita. Unjukrasa yang sebagian melibatkan para nasabah perempuan ini dikawal sejumlah petugas kepolisian dari Polsek Sukawati.

Massa nasabah berjumlah ratusan orang bergerak dari depan SDN 1 Negari menuju Kantor KSU Dana Asih yang berjarak sekitar 100 meter ke arah timur. Sayangnya, suasana di rumah Made Jaya Antara yang sekaligus jadi kantor koperasi kemarin dalam kondisi sepi.

Aksi unjukrasa kemarin dipimpin oleh I Nyoman Diarta, salah satu nasabah KSU Dana Asih. Mereka unjukrasa dengan didampingi kuasa hukumnya, I Wayan Koplogan Antara SH MH. Massa berdemo dengan membawa dua spanduk. Salah satu spanduk bertuliskan ‘Usut Tuntas Koruptor Rp 22 Miliar I Made Jaya Antara dan Antek-anteknya, Sita Aset-asetnya’. Sedangkan spanduk satunya lagi bertuliskan ‘Tangkap dan Adili I Made Jaya Antara dan Antek-anteknya, Koruptor Dana Na-sabah KSU Dana Asih Rp 22 Miliar’.

Terungkap, jumlah nasabah KSU Dana Asih mencapai 400 orang. Dari jumlah tersebut, 132 nasabah di antaranya memberikan kuasa kepada advokat Wayan Koplogan Antara. Menurut Wayan Koplogan Antara, KSU Dana Asih sudah beroperasi sekitar 15 tahun sejak 2004. Namun, sejak Maret 2019 lalu, nasabah tidak bisa menarik uangnya.

"Nasabah tak bisa tarik uang, karena koperasinya sudah tutup. Ketika dihubungi, ketua koperasi (Made Jaya Antara, Red) menyatakan bahwa dana yang ada digunakan untuk investasi, namun merugi," ungkap Koplogan Antara.

Koplogan Antara menyebutkan, para nasabah masih berharap ada itikad baik dari ketua koperasi untuk mempertanggungjawabkan dana mereka. Jika tidak, pihaknya terpaksa akan melaporkan kasus ini ke Polres Gianyar. "Kasus ini sudah termasuk penipuan, penggelapan, dan ada indikasi pemalsuan surat. Nasabah taruh deposito Rp 200 juta, ditulis Rp 200.000," beber Koplogan Antara.

Koplogan Antara sendiri mengaku terpanggil untuk mengusut kasus ini, lantaran para nasabah yang jadi korban rata-rata merupakan pedagang, buruh, dan tukang ukir. "Kasihan mereka (nasabah koperasi), sudah menabung sejak lama, eh duitnya raib. Mereka sangat berharap mendapatkan kembali dananya."

Sedangkan Koordinator Aksi Unjukrasa, I Nyoman Diarta, dalam orasinya menyatakan bahwa dirinya datang bersama para nasabah KSU Dana Asih untuk menyampaikan aspirasi. Mereka berharap Ketua KSU Dana Asih, Made Jaya Antara, segera pulang dari pelarian untuk mengembalikan uang para nasabah. “Kami juga berharap Polres Gianyar bisa mengusut tuntas kasus ini,” jelas Nyoman Diarta.

Disebutkan, sebelum kabur 4 bulan lalu, Ketua KSU Dana Asih, Made Jaya Antara, sempat menggelar rapat bersama nasabah. Dalam rapat itu diungkapkan bahwa uang koperasi sudah dipakai untuk biaya berobat istrinya. Selain itu, ketua koperasi juga mengaku kena tipu lipatgandakan uang.

"Ketua koperasi kala itu sempat bilang uang nasabah dipakai mengobati istrinya. Dia juga katanya kena tipu lipatgandakan uang dan rugi di bunga. Intinya, dia mengakui uang nasabah telah disalahgunakan," kenang Nyoman Diarta.

Mendengar pernyataan ketua koperasi seperti itu, para nasabah pun mulai panik. Mereka ramai-ramai bermaksud menarik tabungan dan deposito di KSU Dana Asih. Namun, uang belum sempat ditarik, Kantor KSU Dana Asih keburu tutup dan sang ketua koperasi melarikan diri, Maret 2019 lalu.

"Ketua koperasi pergi dari rumahnya sejak Maret 2019. Entah di mana dia tinggal, kita belum tahu. Rumah aslinya memang di sini (Banjar Negari, Desa Singapadu Tengah). Kantor koperasi di depan rumahnya. Sekarang keluarganya tidak ada sama sekali. Anaknya yang paling besar masih kuliah di Bukit (Kampus Unud, Jimbaran, Red). Sedangkan anaknya yang nomor dua masih SMP, katanya kos tapi kita tidak tahu di mana," papar nyoman Diarta.

Menurut Diarta, ada sekitar 5 pegawai yang kerja di KSU Dana Asih. Namun, sheari-harinya justru sang ketua koperasi yang kerjakan semua. Sedangkan pegawainya tidak tahu apa-apa.

Sementara, nasabah KSU Dana Asih ada yang menabung sejak tahun 2004, hingga kini punya tabungan mencapai Rp 90 juta. Sedangkan nilai deposito para nasabah koperasi kisaran Rp 100 juta hingga Rp 2 miliar.

Diarta sendiri tercatat memiliki deposito Rp 300 juta di kopersi ini. Uang deposito tersebut adalah hasil jual tanah. Apesnya, Diarta yang sebetulnya sudah curiga kondisi KSU Dana Asih akan kolaps. Sebab, Made Jaya Antara sempat bilang ke Diarta bahwa koperasi mulai kolaps sejak 2010. Anehnya, Diarta justru justru tetap percaya dan rela menaruh uangnya di sana. "Saya tergiur bunga deposito tinggi 1,2 per-sen. Maunya simpan sebentar sejak awal Januari lalu, nanti mau dibelikan tanah lagi. Eh, tahunya begini, rugi total," keluh Diarta.

Bahkan, Diarta mengaku sering cekcok dengan istrinya gara-gara tidak cermat menaruh uang di koperasi. "Hampir 90 persen warga Banjar Negari mempercayakan uangnya untuk disimpan di KSU Dana Asih ini. Setelah koperasi tutup, ada nasabah sampai jatuh sakit. Banyak yang seperti saya, suami-istri bertengkar gara-gara uang hilang," sesalnya.

Diarta menyebutkan, di mata masyarakat, Made Jaya Antara sesungguhnya dikenal sebagai sosok yang baik. "Sebelum jadi Ketua KSU Dana Asih, dia pernah menjadi Pengawas LPD. Casingnya tidak seperti orang jahat, dia pintar juga merayu agar kita mau menabung atau deposito di koperasi yang didirikannya. Bahkan, sebagai ketua koperasi, dia termasuk rajin mencari nasabah," katanya.

Ternyata, uang hampir Rp 22 miliar milik nasabah KSU Dana Asih digelapkan sang ketua koperasi. Menurut Diarta, para nasabah juga menduga Made Jaya Antara merekayasa laporan kondisi koperasi di Dinas Koperasi Gianyar. Indikasinya, masalah sebesar ini sampai tidak ketahuan. "Bahkan, jaminan nasabah sering dipakai agunan lagi tempat lain. Dia (Made Jaya Antara) juga biasa menduplikatkan sertifikat," terangnya.

Saat awal gonjang ganjing di koperasi ini, kata Diarta, cukup banyak nasabah yang meminta pertanggungjawaban, namun tidak membuahkan hasil. "Kalau ada yang sampai memaksa, barulah dikasi. Kadang yang dikasi justru BPKB milik orang lain. Ada juga nasabah yang dikasi rumahnya di Tabanan.”

Sementara itu, Kadis Koperasi Kabupaten Gianyar,  Dewa Mahayasa, mengatakan pihaknya terus memantau KSU Dana Asih di Banjar Negari, Desa Singapadu Tengah ini. Menurut Dewa Mahayasa, pihaknya mengetahui koperasi tersebut dalam masalah dari informasi Perbekel Singapadu Tengah. Sebagai tindak lanjut, Dinas Koperasi Gianyar pun sempat menggelar pertemuan dengan pengurus dan anggota KSU Dana Asih, 14 Mei 2019.

"Hasil pertemuan saat itu disepakati untuk dibentuk tim penyelesaian," beber Dewa Mayasaya saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Gianyar, Jumat kemarin. Guna memantau progres Tim Penyelesaian, Dinas Koperasi kembali mengundang pengurus KSU Dana Asih dan Tim Penyelesaian, 18 Juni 2019 lalu.

"Kami undang pengurus dan Tim Penyelasaian ke Kantor Dinas Koperasi. Tapi, mereka tidak datang. Kemudian, 5 Juli 2019 kami mengundang mereka lagi ke kantor. Saat itu, hanya ketua koperasinya (Made Jaya Antara) yang hadir dan menyatakan bertanggung jawab. Dia mengaku masih menunggu penjualan aset pribadinya,” tandas Dewa Mahayasa. *nvi

Komentar