nusabali

Gerilya Yadnya di Tanah Rantauan: Grup Pengayah Sejati Kota Metropolitan

  • www.nusabali.com-gerilya-yadnya-di-tanah-rantauan-grup-pengayah-sejati-kota-metropolitan

Apa yang terbetik dalam benak kalian saat mendengar kata ‘Jakarta’? Ibu kota Republik Indonesia itu terkenal dengan banyak hal. Perannya sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis dan fasilitas yang disediakan sebagai sebuah kota metropolitan membuat Jakarta menjadi tanah rantauan bagi orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Bali.

JAKARTA, NusaBali.com
Namun dengan adanya berbagai kesibukan dan fasilitas hiburan layaknya di kota besar, tak lantas membuat seseorang lupa dengan budaya dan daerah asalnya. Ni Kadek Ayu Suwardani, misalnya. Kesibukannya sebagai seorang wanita karir dan ibu dari empat anak di tanah rantauan tidak membuatnya lupa akan niat beryadnya. 

Berbekalkan tekad untuk tetap berkecimpung dalam seni tari Bali, Kadek Ayu memulai gerilyanya dengan membantu sanggar tari setempat, hingga pada suatu waktu terbesit kebuah keinginan Kadek Ayu untuk menyumbangkan sebuah penampilan tari pada acara piodalan pura tempat sanggar tersebut. Selain itu, Kadek Ayu juga mengajak teman-teman sesama perantauan dari Bali untuk ngayah bersama. Bak gulungan bola salju, banyak anggota yang kemudian bergabung melalui ajakan dari mulut ke mulut. Inilah yang menjadi cikal bakal komunitas Grup Pengayah Sejati, grup yang terdiri dari dari anak-anak muda rantauan Hindu baik laki-laki dan perempuan. 

Semenjak komunitas ini terbentuk kurang lebih 2 tahun yang lalu, komunitas ini telah mengumpulkan sejumlah 15 orang anggota dan melakukan ngayah dari satu pura ke pura yang lain di seputaran daerah Jakarta. Ngayah ini dilakukan di hari-hari tertentu seperti saat piodalan pura atau pun hari raya lainnya. Seiring berjalannya waktu, Grup Pengayah Sejati juga sering tampil pada acara Manusa Yadnya setempat, seperti pawiwahan. Yang lebih membanggakan lagi, grup ini juga ternyata turut berperan serta menjadi penari dalam acara pembukaan acara Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno! 

Dan pada 16 Juli 2019 kemarin, Grup Pengayah Sejati kembali melakukan yadnya-nya dengan menyumbang tarian sebagai bentuk ngayah dalam piodalan Pura Amerta Jati Cinere, yang jatuh pada hari raya Purnama Sasih Kasa. Niat baik ini pun disambut dengan positif oleh pihak penyelenggara piodalan dan masyarakat Hindu setempat. 

Menurut Kadek Ayu, satu hal yang membuatnya terharu adalah ketulusan anggota Grup Pengayah Sejati. Segala kesibukan bekerja atau pun kuliah, utamanya bagi anggota perempuan, tidak menyurutkan keinginan mereka untuk ngayah. Selain itu, dengan kondisi finansial grup yang belum seberapa, membuat anggotanya harus merogoh koceknya sendiri untuk menyewa kostum penari. Bayangkan, kostum penari untuk satu orang disewa seharga Rp 100.000 hingga Rp 150.000. Untuk ukuran anak kuliah yang ngekos di kota, lumayan kan? Selain uang, ada juga waktu yang dicurahkan untuk latihan menari hingga pada saat ngayah. Bagi Ibu Kadek, di situlah letak ketulusan yadnya mereka. 

“Di mana pun kita semua berada, tetaplah lestarikan budaya, dan tetaplah beryadnya,” menjadi motto dan pesan yang ingin disampaikan Kadek Ayu melalui komunitas Grup Pengayah Sejati rintisannya ini.

Sebagai informasi, Grup Pengayah Sejati ini merupakan grup terbuka bagi semeton Hindu atau bagi yang memiliki kesamaan visi yang tinggal atau merantau di Jakarta. Bagi pembaca di daerah Jakarta dan sekitarnya yang ingin tahu lebih jauh atau berminat bergabung dengan Grup Pengayah Sejati, dan yang ingin membantu baik dengan dukungan moral maupun dengan dana punia, bisa menghubungi Kadek Ayu di nomor 081389088655 via SMS dan WhatsApp, atau melalui [email protected] via email.*yul

Komentar