nusabali

Tanah Pegat Gelar Tabanan Light Festival

  • www.nusabali.com-tanah-pegat-gelar-tabanan-light-festival

Band yang tampil di festival tersebut akan manggung di panggung terapung di Sungai Yeh Ho. Festival ini dimaksudkan untuk mengangkat potensi Banjar Tanah Pegat.

TABANAN, NusaBali
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Tabanan, Objek Wisata Taman Tanah Pegat yang berlokasi di Desa Gubug, Kecamatan Tabanan akan menyelenggarakan Tabanan Light Festival selama sebulan. Menariknya festival yang menonjolkan sejumlah tempat selfie bernuansa hiasan lampu itu juga akan menyuguhkan sejumlah band lokal Tabanan, yang akan tampil di panggung yang terapung di Sungai Yeh Ho dan di tegalan bambu.

Penggagas Objek Wisata Tanah Pegat I Gusti Putu Susila, mengatakan Tabanan Light Festival diselenggarakan mulai 20 Juli sampai 17 Agustus 2019. Festival ini terinspirasi dari Nusa Dua Light Festival (Kuta Selatan, Badung). Tetapi Tabanan Light Festival memiliki perbedaan yakni dibuat di alam. “Jadi kami buat sesuatu memanfaatkan alam tanpa merusak,” ujarnya, Rabu (17/7).

Menurut Susila, selama festival tersebut berbagai hiburan akan digelar. Sejumlah band lokal yang digawangi pemuda Tabanan diundang untuk menghibur pengunjung. Menariknya panggung untuk band tersebut tampil berupa panggung terapung di atas Sungai Yeh Ho dan di bawah tegalan tanaman bambu. “Yang di atas sungai kami sediakan tempat cukup berdua saja, kemudian yang di tegalan bambu baru bisa banyak,” ungkapnya.

Susila menjelaskan, dia sengaja menampilkan band dan hiburan di alam terbuka karena sesuai dengan konsep festival, menyatu dengan alam. Apalagi tempat wisata yang dibuatnya tersebut memang berada di alam terbuka berdekatan dengan tegalan dan sungai. “Kami juga gunakan bambu untuk hiasan sejumlah spot selfie,” imbuhnya.

Susila menambahkan festival yang dibuat ini bekerja sama dengan pihak adat dan krama Banjar Tanah Pegat. Beberapa stand kuliner yang disediakan untuk meramaikan festival, pedagangnya adalah warga lokal. Termasuk saat festival digelar, pecalang Desa Adat Tanah Pegat turut terlibat. Untuk itu, saat ini pihaknya tengah mengkonsep sejumlah tempat. Tinggal beberapa item yang harus dituntaskan untuk menggelar festival yang bernuansa lampu.

Menurut Susila selama festival sebulan, kunjungan ditarget mencapai 15 ribu. Sebab saat ini kunjungan ke Taman Tanah Pegat stabil. Hari biasa pengunjung mencapai 30 orang per hari, sedangkan saat akhir pekan 100 orang per hari. “Jadi kami menarget kunjungan selama festival 15 ribu orang,” tuturnya.

Sementara untuk tiket masuk selama festival, di hari biasa per orang dikenakan tarif Rp 15 ribu, sedangkan saat akhir saat pekan per orang Rp 20 ribu. “Semoga kegiatan berjalan lancar, karena kami gelar festival untuk mengangkat potensi banjar dan alam di Tanah Pegat,” tandasnya. *des

Komentar