nusabali

Sehari Pasca Gempa, Orangtua Siswa Gotong Royong Bersihkan SDN 1 Ungasan

  • www.nusabali.com-sehari-pasca-gempa-orangtua-siswa-gotong-royong-bersihkan-sdn-1-ungasan

Aktivitas belajar mengajar di SDN 1 Ungasan, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung masih diliburkan setelah bangunan rusak akibat gempa berkekuatan 6,0 SR, Selasa (16/7).

MANGUPURA, NusaBali
Sehari pasca gempa, para orangtua siswa terjun gotong royong membersihkan puing kerusakan di SDN 1 Ungasan, Rabu (17/7) pagi. Pada hari yang sama kemarin, tim Dinas Pendidikan Kabupaten Badung juga turun melakukan pendataan dan pemeriksaan terkait kelayakan serta keamanan gedung sekolah.

Para orangtua siswa yang mencapai ratusan orang itu bersih-bersih di SDN 1 Ungasan, bersama tiga orang perwakilan dari GP Anshor. Kegiatan gotong royong di SDN 1 Ungasan berlangsung selama 2 jam, sejak pagi pukul 08.00 Wita hingga 10.00 Wita. Berkat kekompakan para orangtua siswa, SDN I Ungasan yang notebene merupakan sekolah favorit kembali bersih. Genting berantakan pun sudah dipasang kembali. Hanya saja, untuk plafon yang jebol dan tembok yang retak-retak masih menunggu anggaran perbaikan dari Pemkab Badung.

Ketua Komite SDN 1 Ungasan, I Ketut Sulindra, 65, menuturkan aksi bersih-bersih di sekolah tertua kawasan Badung Selatan ini dilakukan secara spontan oleh para orangtua siswa. Mereka prihatin, karena para siswa terpoaksa harus diliburkan lantaran gedung sekolah mengalami kerusakan seperti genting jatuh, plafon jebol, dan dinding retak akibat diamuk gempa.

Menurut ketut Sulindra, para orangtua siswa erbondong-bondong datang ke sekolah dan melakukan pembersihan secara bersama, tanpa dikomando. Selain orangtua murid, GP Anshor juga menurunkan tiga orang anggotanya untuk terlibat aktif dalam bersih-bersih di SDN 1 Ungasan.

"Jadi, tanpa dikomando mereka langsung datang. Tentu ini adalah sifat gotong royong kita dalam melakukan berbagai kegiatan. Semangat seperti ini harus terus dipupuk ke depannya," papar Sulindra.

Sementara, Kepala Sekolah (Kasek) SDN 1 Ungasan, Ni Made Asri, 55, mengapresiasi gerakan para orangtua siswa yang tanpa dikomando mau bahu membahu membersihkan bekas reruntuhan di sekolahnya. Aksi gotong royong tersebut sebagai bentuk perhatian orangtua siswa terhadap tempat anak mereka menimbah ilmu.

Bahkan, kata Made Asri, saat gotong royong kemarin, para orangtua siswa membawa dua unit mobil Pick Up untuk mengevakuasi sampah bekas reruntuhan ke tempat pembuangan. Bentuk kepedulian seperti ini yang harus dipupuk dan patut dicontoh anak-anak sebagai penerus bangsa.

"Tentu aksi orangtua murid ini harus kita apresiasi. Tanpa ada komando, semuanya datang dengan membawa peralatan untuk bersih-bersih hingga mobil angkut sampah. Sekarang seuamnya bersih kembali, padahal sebelumnya amat berantakan akibat gempa,” terang Made Asri.

Pada hari yang sama kemarin, petugas Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Badung juga terjun ke SDN 1 Ungasan untuk melakukan pendataan. Tim Dinas Pendidikan mendata keretakan gedung, kerusakan plafon, dan tingkat keamanan bangunan.

Hanya saja, Made Asri mengaku belum tahu apa hasil pendataan tim Dinas Pendidikan. Yang jelas, data kerusakan nantinya akan dievaluasi lagi. "Terkait soal apakah gedung sekolah masih layak pakai atau tidak, itu Diunas Pendidikan yang menentukan," tandas Made Asri yang baru 3 bulan menjabat sbagai Kasek SDN 1 Ungasan.

Sementara itu, seluruh 373 siswa SDN 1 Ungasan masih diliburkan dari kegiatan belajar mengajar, sejak peristiowa gempa selasa pagi. Menurut Made Asri, para siswa akan dihadirkan ke sekolah, Kamis (18/7) pagi ini, untuk pembagian buku. Namun, setelah itu mereka dipulangkan lagi. Belum dipastikan, sampai kapan siswa SDN 1 Ungasan akan diliburkan, karena masih menunggu keputusan pihak Dinas pendidikan. "Memang saat ini semua aktivitas belajar kita tiadakan sampai waktu yang belum ditentukan,” katanya.

Di sisi lain, seorang petugas dari Bagian Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Badung, mengatakan berdasarkan hasil pendataan awal, bangunan gedung di sisi timur SDN 1 Ungasan mengalami kerusakan cukup parah. Pihaknya juga menemukan bangunan tersebut tidak sesuai standar.

Namun, dia enggan merinci apakah gedung tersebut masih layak digunakan atau tidak. Hasil temuannya itu akan dilaporkan ke atasan untuk bahan evaluasi. "Kalau soal masih layak atau tidak, tentu harus dievaluasi lagi,” katanya.

SDN 1 Ungasan sendiri merupakan salah satu bangunan yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa Nusa Dua, Selasa pagi pukul 08.15 Wita. Bukan hanya bangunan yang mengalami kerusakan fisik, bahkan ada seorang guru dan dua siswi yang terluka akibat petaka genting jatuh di SDN 1 ungasan.

Guru yang terluka adalah Ni Nengah Sukensi SPd, 51, Wali Kelas I SDN 1 Ungasan. Guru brusia 51 tahun ini mengalami luka robek di kepala hingga harus dilarikan ke Puskesmas, lanjut dirujuk ke Gangga Medika Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan.

Sedangkan dua siswi SDN 1 Ungasan yang terluka, masing-masing Ni Kadek Suryawati, 8 (Kelas III) dan Gading Eka Faksi, 9 (Kelas IV). Keduanya luka robek bagian kepala, akibat tertimpa genting jatuh saat berusaha menyelamatkan diri. Kedua siswi ini juga dilarikan ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. *dar

Komentar