nusabali

Jalan Kaki Singaraja-Denpasar 80 Kilometer, Lalu Temui Gubernur

  • www.nusabali.com-jalan-kaki-singaraja-denpasar-80-kilometer-lalu-temui-gubernur

Jalan kaki sejauh 80 kilometer dengan 1.033.333 langkah, Jro Mangku Made Suharta sepanjang perjalanan berhenti di sejumlah warung. Makan minum digratiskan, bahkan pemilik warung juga memberi bekal untuk perjalanan selanjutnya

Naur Sesangi ala Jro Mangku Made Suharta Atas Kemenangan Jokowi-Ma’ruf dalam Pilpres 2019


DENPASAR, NusaBali
Beragam cara dilakukan pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai ungkapan syukur atas kemenangan jagonya dalam Pilpres 2019. Salah satu yang paling unik dilakukan Jro Mangku Made Suharta, 69, krama Banjar Tegal, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan Buleleng. Tokoh spiritual berusia 69 tahun ini naur sesangi (bayar kaul) dengan jalan kaki sejauh 80 kilometer dari Singaraja ke Denpasar, setelah Jokowi-Ma’ruf sah jadi menang.

Jro Mangku Made Suharta jalan kaki ke Denpasar dengan start dari Terminal Sangket, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng, Senin (15/7) siang pukul 11.30 Wita. Setelah jalan kaki sejauh 80 kilometer selama 3 hari 2 malam, Jro Mangku Suharta tiba di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Rabu (17/7) siang sekitar pukul 14.45 Wita.

Sebenarnya, Jro Mangku Suharta ingin bertemu langsung dengan Gubernur Bali Wayan Koster setibanya di Kantor Gubernur. Namun sayang, Gubernur Koster kemarin tak ada di tempat karena sedang pulang kampung ke Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Jro Mangku Suharta akhirnya diterima Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, di Gedung Unit II Pemprov Bali.

Kepada Sekda Dewa Made Indra, Jro Mangku Suharta mengatakan dirinya rela melakukan ritual jalan kaki sejauh 80 kilometer dari Singaraja ke Denpasar, sebagai upaya naur sesangi atas sesanginya (kaul) yang diucapkan dalam hati pada September 2018 silam.

"Saya saat itu berjanji dalam hati, kalau Jokowi-Ma’ruf Amin menang di Pilpres 2019, saya akan jalan kaki dari Buleleng ke Denpasar. Mohon maaf Pak Sekda, ini bukan janji ke siapa-siapa, cuma dalam diri saja. Tapi, saya harus penuhi janji dalam hati itu," ujar Jro Mangku Suharta yang merupakan pensiunan PNS Dinas Kehutanan Kabupaten Buleleng di Kantor Gubernur Bali, Rabu kemarin.

Pria kelahiran Singaraja, 11 Desember 1950, ini menuturkan selama menempuh perjalanan dari Buleleng ke Denpasar, dirinya beberapa kali berhenti di warung-warung untuk melepas lelah. Jro Mangku suharta pun banyak menerima bantuan makanan dari pejalan kaki, karena aksinya itu viral di media sosial.

"Selain itu, hampir setiap saat rehat di warung sepanjang jalan dari Buleleng ke Denpasar, saya digratiskan untuk makan dan minum. Bahkan, saya dibekali makanan untuk perjalanan oleh pemilik warung," ungkap Jro Mangku Suharta, yang kemarin mengenakan seragam olahraga biru sembari mengendong ransel berisi bendera Merah Putih.

Jro Mangku Suharta tidak ingat persis beberapa kali beristirahat sepanjang perjalanan. Yang jelas, dengan berbekal pakaian secukupnya dan uang Rp 3 juta, dirinya nekat naur sesangi hingga membuat Sekda Dewa Indra angkat topi. Jro mangku Suharta sendiri kemarin tidak menampakkan wajah lelah.

"Saya beberapa kali tidur di bale banjar, sempat sekali sempat menginap di rumah menantu saya di Banjar Denkayu, Desa/Kecamatan Mengwi, Badung," papar ayah 4 anak dari pernikahannya dengan Ni Luh Sundari, 62, ini.

Kepada NusaBali, Jro Mangku Suharta mengungkap jarak yang ditempuhnya dari Singaraja ke Denpasar lumayan jauh, yakni sekitar 80 kilometer. Untuk menempuh jarak tersebut, dia melangkahkan kaki sebanyak 1.033.333 langkah. Selama dalam perjalanan, dia selalu mendapatkan pantauan dari kerabatnya melalui alat komunikasi.

"Saya berangkat jalan kaki dari Terminal Sangket. Sedangkan dari rumah, saya naik motor diam-diam ke terminal. Sebab, kalau istri saya sampai tahu saya jalan kaki, pastilah dilarang. Makanya, saya titip motor di Terminal Sangket," ujar Jro Mangku Suharta yang tinggal di Jalan Pidada I Singaraja kawasan Banjar Tegal, Kelurahan Tegal, Kecamatan Buleleng.

Sementara itu, Jro Mangku Suharta kemarin membawa surat untuk diserahkan kepada Gubernur Wayan Koster. Surat tersebut dititip melalui Sekda Dewa Made Indra. Selain itu, dia juga membawa surat kepada Presiden Jokowi, yang kemarin juga dititipkan ke Gubernur Koster melalui Sekda Dewa Indra.

Khusus untuk surat kepada Gubernur Koster yang diketik langsung oleh Jro Mangku Suharta, berisi beberapa poin. Pertama, Jro Mangku Suharta meminta Gubernur Koster menambah luasan hutan di Bali. Kedua, mendukung program Gubernur Koster dalam mengurangi timbulan sampah plastik di Bali. Ketiga, berharap Gubernur Koster memberikan kewenangan kepada Lembaga Perkreditan Rakyat (LPD) untuk salurkan kredit usaha rakyat (KUR) kepada masyarakat Bali.

Keempat, Jro Mangku Suharta meminta Gubernur Koster mengisi tanaman yang berfungsi untuk upacara keagaman Hindu di Taman Bung Karno Singaraja. Kelima, Jro Mangku Suharta berharap Gubernur Koster mendirikan Monumen Panji Sakti di Buleleng, mirip dengan kawasan Monas di Jakarta.

Keenam, berharap Gubernur Koster mendirikan Tugu Monumen di daerah ketinggian Yeh Ketipat yang memberikan petunjuk bahwa masyarakat sudah berada di ketinggian 1.220 meter dari permukaan laut (Dpl). Ketujuh, meminta Gubernur Koster bisa membangun Krematorium di Kelurahan Tegal, Kecamatan Buleleng yang menjadi tempat kelahiran Jro Mangku Suharta.

Sedangkan untuk surat yang ditujukan kepada Presiden Jokowi, Jro Mangku Suharta intinya berharap Jokowi bisa merampungkan identifikasi terhadap pulau-pulau di Indonesia masuk wilayah NKRI dan tercatat di PBB. "Saya hanya menyampaikan pesan kepada Pak Gubernur dan Pak Jokowi. Saya yakin beliau bisa," tandas Jro Mangku Suharta, yang merupakan alumnus SMAN 1 Singaraja tahun 1971.

Sementara itu, Sekda Dewa Indra mengatakan salut terhadap semangat Jro Mangku Suharta, yang rela jalan kaki dari Singaraja ke Denpasar untuk naur sesangi atas kemenangan Jokowi-Ma’ruf. Apalagi, Jro Mangku Suharta sejatinya hanya berjanji kepada diri sendiri, bukan orang lain. "Ini beliau berintegritas. Memenuhi janji yang diucapkan kepada diri sendiri. Ini patut ditiru integritasnya," tegas birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng ini. *nat

Komentar