nusabali

Sungkem ke Mega, Agung Bharata Nangis

  • www.nusabali.com-sungkem-ke-mega-agung-bharata-nangis

Megawati datang ke lokasi upacara dwijati AA Gde Agung Bharata di Puri Agung Gianyar, dengan diantar Gubernur Bali Wayan Koster

Mantan Bupati Menjadi Sulinggih Bergelar Ida Bhagawan Blibar Gianyar


GIANYAR, NusaBali
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menepati janjinya untuk me-nyaksikan upacara dwijati (prosesi ritual kelahiran kembali secara Hindu untuk menjadi sulinggih) mantan Bupati Gianyar (2003-2008, 2013-2018), AA Gde Agung Bharata, 67, tepat Purnamaning Kasa pada Anggara Pahing Sungsang, Selasa (16/7) siang. Prosesi dwijati diwarnai tangis haru Agung Bharata saat sungkeman dengan Megawati dan ibu kandungnya, AA Istri Sri, 89, di Merajan Alit Puri Agung Gianyar.

Pantauan NusaBali, Megawati tiba di Puri Agung Gianyar, Selasa siang pukul 11.00 Wita, diantar langsung Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster yang notabene Gubernur Bali. Selain itu, Ketua DPC PDIP Bali yang kini Bupati Badung, I Nyo-man Giri Prasta, juga ikut mengantar Presiden RI ke-5 periode 2001-2004 ini.

Kedatangan rombongan Megawati di Puri Agung Gianyar kemarin disambut Ketua DPC PDIP Gianyar yang kini menjabat Bupati Gianyar, I Made ‘Agus’ Mahayastra, Wakil Bupati Gianyar AA Gde Mayun yang merupakan adik kandung Agung Bharata, dan Ketua DPRD Gianyar dari PDIP, I Wayan Tagel Winarta. Hadir pula Bupati Bangli I Made Gianyar dan Wabup Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta yang kini Ketua DPC PDIP Bangli.

Suasana penyambutan Megawati di Puri Agung Gianyar mirip seperti kegiatan PDIP. Pasalnya, bukan hanya para pejabat eksekutif dari PDIP yang hadir menyam-but kedatangan Megawati, namun juga para caleg terpilih PDIP untuk kursi DPRD Gianyar hasil Pileg 2019. Mereka dominan mengenakan baju warna merah khas PDIP. Namun, Gubernur Wayan Koster, Bupati Agus Mahayastra, dan Bupati Made Gianyar mengenakan baju putih dan destar putih.

Megawati tidak sekadar hadir di Puri Agung Gianyar, namun putri sulung mendiang Bung Karno ini juga menjadi saksi khusus dalam upacara dwijati mantan Bupati Agung Bharata. Terungkap, Megawati pula yang ikut mendorong mantan Bupati Agung Bharata untuk melengkapi tahapan kehidupan menurut agama Hindu dengan menjadi Bhiksuka Asrama atau sulinggih.

Agung Bharata yang notabene mantan Ketua DPC PDIP Gianyar pun kemudian melaksanakan upacara dwijati untuk menjadi sulinggih. Agung Bharata mengikuti jejak Ida Bagus Putu Wesnawa alias Pak Wes, mantan Ketua DPD PDIP Bali yang telah lebih dulu menjadi sulinggih beberapa tahun silam.

Sementara, sebelum memasuki areal puri, Megawati disambut dengan upacara pase-geh yang dipuput Pamangku Puri Agung Gianyar. Pada saat bersamaan, berlangsung prosesi upaara dwijati Agung Bharata di Merajan Alit Puri Agung Gianyar dipuput oleh Guru Nabe Ida Pedanda Jelantik Wayahan Dauh, sulinggih dari Griya Pra-pitamaha, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar.

Setelah Ida Pedanda mapuja, Agung Bharata lakukan prosesi sungkeman kepada Megawati dan ibundanya, AA Istri Sri. Sekitar pukul 11.25 Wita, Megawati didam-pingi Gubernur Wayan Koster yang semula duduk di posisi kanan Bale Pawedan, berpindah ke kursi di bawah depan Bale Pawedan. Posisi duduk Megawati mengha-dap selatan, berjejer dengan ibunda Agung Bharata, AA Istri Sri. Mereka berha-dapan dengan posisi duduk Agung Bharata.

Selanjutnya, Agung Bharata sungkeman kepada Megawati. Saat sungkem, Agung Bharata mencakupkan tangan di dada sembari bersimpuh beberapa menit di hada-pan Megawati yang masih duduk di kursi. Prosesi sungkem tersebut disertai pernya-taan sikap Agung Bharata, dengan membacakan tulisan Latin pada selembar kertas.

‘Bersama ini saya Agung Bharata mohon izin kepada Ibu (Megawati,Red) sebaga-imana petunjuk Ibu kepada saya di Jakarta dulu, karena saya madwijati,” demikian pernyataan Agung Bharata sembari langsung menangis di hadapan Megawati. Sua-sana khusyuk ritual padiksan Agung Bharata pun berbah jadi haru.

Setelah sungkeman, Agung Bharata kembali melanjutkan prosesi suci padiksannya. Prosesi di Merajan Alit Puri agung Gianyar disaksikan Guru Saksi Ida Pedanda Jela-ntik Putra Sedawa, sulinggih dari Griya Sedawa, Desa Tegaltugu, Kecamatan Gia-nyar, yang saat walaka bernama Ida Bagus Putu Wesnawa alias Pak Wes (mantan Ketua DPD PDIP Bali dan Ketua DPRD Bali 2004-2009). Megawati sendiri mening-galkan Puri Agung Gianyar, Selasa siang pukul 12.50 Wita, tanpa ada pernyataan resmi terkait upacara dwijati Agung Bharata.

Sementara itu, seusai menjalani ritual di Merajan Alit Puri Agung Gianyar, Agung Bharata digotong oleh sejumlah pengayah menuju Gedong Betel, tempatnya menja-lani ritual mati raga, sejak Senin (15/7) malam pukul 22.00 Wita hingga Selasa di-nihari pukul 04.30 Wita. Sang Guru Nabe Ida Pedanda Jelantik Wayahan Dauh mengatakan, dengan berakhirnya prosesi sakral dwijati kemarin siang, mantan Bu-pati AA Gde Agung Bharata maari aran (berganti nama) dengan gelar Ida Bhagawan Blibar Gianyar.

Kata ‘Blibar’ ini mengingatkan Agung Bharata sebagai salah seorang keturunan Raja Gianyar, Ida Dalem Manggis. Blibar berarti buah manggis hijau atau masih muda. Seluruh rangkaian prosesi dwijati Agung Bharata akan diakhiri dengan upacara Nyegara Gunung di Pura Goa Lawah (Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung) dan Majauman ke Guru Nabe pada Buda Pon Sungsang, Rabu (17/7) ini.

Agung Bharata sendiri sebelumnya telah melaksanakan prosesi diksa pariksa sebagai ajang ujian terbuka untuk menjadi calon sulinggih di Puri Agung Gianyar pada Sukra Pon Julungwangi, Jumat (12/7) lalu. Bertindak selaku Panureksa Utama (penguji utama) dalam upacara diksa pariksa kala itu adalah Dharma Upapati PHDI Gianyar, Ida Pedanda Gde Putra Kekeran, sulinggih dari Griya Kekeran. *lsa

Komentar