nusabali

SMP Saraswati Hanya Dapat 4 Siswa

  • www.nusabali.com-smp-saraswati-hanya-dapat-4-siswa

Pihak SMP Saraswati Tabanan berkoordinasi dengan yayasan untuk menentukan keberlangsungan proses belajar mengajar tahun ajaran 2019/2020.

TABANAN, NusaBali

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2019/2020 meski telah ada aturan zonasi dengan tujuan pemerataan siswa, namun sekolah swasta tetap saja merana. Seperti SMP Saraswati yang ada di pusaran kota Tabanan masuk Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, yang hanya memperoleh 4 siswa. Kondisi ini membuat sejumlah guru setempat kecewa.

Pantauan di SMP Saraswati pada Senin (15/7) pagi, yang merupakan jadwal masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), tak seramai sekolah negeri. Empat orang siswa yang didapat masih dikumpulkan oleh guru diminta menunggu keputusan. Karena guru SMP Saraswati masih berunding ke yayasan.

Kepala SMP Saraswati Ayu Arya Semerti mengatakan pihaknya kecewa terhadap proses PPDB tahun 2019. Pasalnya pemerintah tidak berkomitmen dalam menjalankan aturan dan mekanisme. Sebab meski telah dibuat sistem zonasi, tetap saja terjadi penambahan rombongan belajar (rombel) atau jumlah kelas di sekolah negeri. Hal itu membuat sekolah swasta, khususnya SMP Saraswati, tidak kebagian siswa.

“Kami tidak salahkan pemerintah, kalau aturan dijalankan sesuai komitmen, dan kami tidak dapat siswa kami lapang dada, kami ikhlas. Tetapi ini ada penambahan rombel dan jumlah murid dalam setiap rombel,” ujar Semerti, Senin kemarin.

Padahal dengan adanya sistem zonasi ini, pihaknya berharap mendapatkan siswa sesuai dengan yang diharapkan. Karena SMP Saraswati mampu memenuhi daya tampung sebanyak 10 kelas atau 320 siswa. “Kami mempunyai daya tampung 10 kelas, kalau dapat 4 kelas saja juga tidak masalah. Ini kembali lagi seperti tahun-tahun sebelumnya (krisis siswa, Red),” ujarnya.

Menurut Semerti, SMP Saraswati juga bisa bersaing dengan SMP lain. Buktinya saja pada OSN 2019 salah satu siswanya meraih juara II OSN tingkat kabupaten. Nilainya pun mengalahkan sekolah negeri yang ada di Tabanan. “Fasilitas kami juga lengkap, guru juga lengkap, kalau siswa mengikuti ekstrakurikuler akan kami latih,” tandasnya.

Dengan kondisi ini ke depan dia berharap aturan dijalankan sesuai dengan komitmen. Jangan hanya saat rapat saja komitmen, tetapi saat proses berjalan tidak dijalankan. “Kami harapkan tegas dalam membuat aturan, jangan melenceng,” ucapnya.

Mengenai empat siswa yang didapat ini, Semerti mengaku masih berkoordinasi dengan yayasan. Jika ada arahan untuk melanjutkan pembelajaran pihaknya akan menjalankan. “Kalau pun nanti tidak bisa, misalnya siswa diminta diarahkan ke sekolah lain, kami juga akan berkoordinasi ke dinas pendidikan, siswa ini kami serahkan ke dinas,” ujarnya.

Salah seorang siswa I Made Supa Abimanyu mengaku masuk ke SMP Saraswati karena ingin ikut dengan kakaknya. Pasalnya kakaknya adalah alumni di SMP Saraswati. “Ingin ikut kakak saya,” ujar siswa asal SDN 3 Riang Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan, ini.

Untuk diketahui SMP Saraswati adalah SMP swasta pertama yang ada di Tabanan. SMP Saraswati berdiri pada 4 Oktober 1949. Meski dalam PPDB 2019 ini hanya kebagian siswa 4 orang, SMP Saraswati masih memiliki siswa kelas II sebanyak 9 orang dan siswa kelas III sebanyak 30 orang.

Terkait hal tersebut Plt Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Wayan Miarsana, mengatakan dinas pendidikan sudah membantu mempromosikan SMP Saraswati Tabanan. Tetapi minat siswa memang sedikit ke SMP Saraswati.

Maka dari itu Miarsana berharap tahun depan agar tidak terulang kembali, lulusan SD Saraswati nantinya diarahkan masuk ke SMP Saraswati, jangan seluruhnya diarahkan ke SMPN 1 Tabanan. “Minimal tampung beberapa kelas di SMP Saraswati kemudian tunjukkan prestasi dan kwalitas. Jangan SD Saraswati diarahkan seluruhnya ke SMPN 1 Tabanan,” ucapnya.

Disinggung guru SMP Saraswati tidak mempermasalahkan pemerintah, tetapi komitmen aturan tak dijalankan karena ada penambahan rombel dan jumlah per rombel, Miarsana mengatakan hal tersebut karena aspirasi masyarakat. *des

Komentar